Mr P jumbo bikin pria rentan sakit jantung
Merdeka.com - Studi terbaru menemukan bahwa pria dengan Mr P besar lebih berisiko terkena penyakit jantung. Penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa pria dengan Mr P besar lebih berisiko mengalami masalah terhadap alkohol, dan memiliki tekanan darah tinggi.
"Meskipun secara umum diasumsikan bahwa ukuran testis dapat memprediksi kebugaran reproduksi pria, hasil penelitian kami menunjukkan bahwa ada risiko penyakit kardiovaskular yang bisa diderita oleh pria," kata Giulia Rasterelli, pimpinan penelitian, kepada The Telegraph (31/7).
Para peneliti di University of Florence percaya bahwa temuan mereka menunjukkan bahwa memiliki testis yang besar bisa menjadi tanda kesehatan yang buruk, dan hal itu juga dapat digunakan sebagai cara untuk memprediksi risiko penyakit jantung.
-
Kenapa obesitas meningkatkan risiko penyakit jantung? Lemak visceral ini dapat melepaskan zat kimia inflamasi yang merusak pembuluh darah dan jantung.
-
Siapa yang lebih rentan alami masalah kesehatan jantung? Kondisi ini terutama lebih parah pada pria yang menjadi ayah pada usia 25 tahun atau lebih muda, khususnya pada pria kulit hitam dan Hispanik, yang juga menunjukkan angka kematian lebih tinggi.
-
Apa yang buat pria lebih berisiko? Dr. Rohit Vuppuluri, seorang kardiolog intervensi, menekankan bahwa kebiasaan-kebiasaan ini dapat meningkatkan risiko penyakit kronis, seperti hipertensi, diabetes, dan penyakit paru obstruktif kronis, yang dapat memperpendek harapan hidup.
-
Siapa yang lebih berisiko terkena serangan jantung? Beberapa orang mungkin mewarisi gen yang meningkatkan risiko kondisi seperti hipertensi, diabetes, atau gangguan lipid.
-
Siapa yang berisiko tinggi mengalami serangan jantung? Seseorang dengan risiko tinggi mengalami serangan jantung mendadak biasanya menunjukkan sejumlah tanda fisik yang bisa kita kenali.
-
Mengapa pria rentan kolesterol tinggi? Kolesterol tinggi merupakan masalah kesehatan yang umum terjadi pada siapa saja. Namun, pada pria tanda-tanda awal kolesterol tinggi ini bisa membantu mengatasinya dengan lebih awal.
Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memperjelas determinan dan mekanisme pembesaran testis yang bisa memediasi peningkatan risiko penyakit kardiovaskuler yang dapat merugikan pasien.
Dan, dalam penelitian ini, para ilmuwan mempelajari 2.809 pria yang mengunjungi klinik kesehatan seksual. Mereka mencatat ukuran buah pelir mereka dan kemudian menguji kadar hormon sebelum melakukan pencatatan kesehatan selama tujuh tahun berikutnya. Hasilnya menunjukkan bahwa mereka yang memiliki ukuran testis besar yang lebih besar cenderung memiliki lebih banyak hormon luteinising, yang diketahui mempengaruhi ukuran testis. Para ilmuwan percaya bahwa hormon ini dapat merusak jantung. (mdk/des)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sejumlah penelitian mengungkap bahwa ukuran tangan pria bisa menunjukkan sejumlah kondisi kesehatannya.
Baca SelengkapnyaPerubahan status seorang pria menjadi ayah bisa meningkatkan risiko masalah jantung pada diri mereka.
Baca SelengkapnyaSejumlah pekerjaan terutama kondisi bekerja bagi pekerja kantoran bisa tingkatkan risiko penyakit jantung.
Baca SelengkapnyaSejumlah kondisi kesehatan serta kebiasaan bisa menjadi penyebab menyusutnya kejantanan pria.
Baca SelengkapnyaPada usia 40-an, seiring menerapkan gaya hidup sehat, penting juga untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin.
Baca SelengkapnyaObesitas dapat memicu banyak penyakit penyerta yang berbahaya dan patut diketahui.
Baca SelengkapnyaPenentuan ukuran ideal kejantanan pria bisa sangat tergantung dari proporsi dan tinggi badan yang dimilikinya.
Baca SelengkapnyaKonstipasi merupakan salah satu faktor yang tanpa disadari bisa meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung.
Baca SelengkapnyaSejumlah tanda adanya risiko kolesterol tinggi kerap luput disadari seseorang.
Baca SelengkapnyaGagal jantung adalah kondisi di mana jantung mulai melemah dalam memompa darah.
Baca SelengkapnyaWalau dalam jumlah terbatas bisa memiliki manfaat sehat, namun konsumsi kopi secara berlebih ternyata bisa memiliki dampak buruk.
Baca Selengkapnya