Mulailah Melindungi Paru dengan Cara Berhenti Merokok
Merdeka.com - Sejumlah kebiasaan buruk yang kita lakukan bisa sangat berdampak buruk bagi tubuh. Salah satunya adalah masalah paru yang muncul akibat merokok.
Langkah pertama yang bisa dilakukan seorang perokok untuk melindungi paru-parunya dari kerusakan terus menerus ialah berhenti merokok. Hal ini diungkap dokter spesialis penyakit dalam subspesialisasi hematologi dan onkologi medik di RSCM, Prof. DR. dr. Aru Wisaksono Sudoyo, Sp.PD-KHOM, FACP.
Walau peluang terkena kanker paru tak bisa lenyap, namun ini punya arti penting, salah satunya untuk memberikan waktu bagi sistem kekebalan tubuh memperbaiki diri.
-
Kenapa berhenti merokok penting untuk paru-paru? Menghentikan kebiasaan merokok merupakan langkah krusial untuk mencegah kerusakan lebih lanjut pada paru-paru dan meningkatkan kualitas hidup.
-
Bagaimana cara berhenti merokok? 'Dan kita tahu cara melakukannya, dengan menaikkan pajak rokok dan meningkatkan dukungan penghentian,' lanjutnya.
-
Apa saja tips berhenti merokok? Berikut sejumlah cara cepat dan mudah untuk berhenti merokok selamanya.
-
Bagaimana cara mencegah kanker paru-paru? Kanker paru-paru dapat menyerang siapa saja, baik perokok maupun bukan perokok. Namun, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah kanker paru-paru sejak dini, yaitu: Tidak merokok atau berhenti merokok. Merokok adalah penyebab utama kanker paru-paru, karena rokok mengandung ribuan bahan kimia berbahaya yang dapat merusak sel-sel paru-paru.
-
Mengapa merokok meningkatkan risiko kanker paru-paru? Hal ini dikarenakan di dalam rokok itu sendiri terdapat zat beracun penyebab kanker (karsinogen) yang berisiko mempercepat kerusakan sel pelapis paru-paru.
-
Bagaimana cara menghindari kanker paru-paru? Memulai pola hidup sehat adalah langkah awal yang baik dalam pencegahan kanker paru-paru.
"Berhenti merokok untuk memberikan sistem kekebalan tubuh memperbaiki. Rasanya kanker kita tidak bisa hentikan," kata Aru yang juga menjabat sebagai Ketua Perhimpunan Onkologi Indonesia (POI) beberapa waktu lalu dilansir dari Antara.
Menurut Mayo Clinic, setelah 12 jam setelah seseorang berhenti merokok, jumlah karbon monoksida dalam darah turun ke tingkat yang sehat dan lebih banyak oksigen mengalir ke organ tubuh sehingga memungkinkan bisa bernapas lebih baik. Risiko terkena kanker paru pun bisa turun hingga 50 persen setelah 10 tahun berhenti merokok. Kondisi ini berbeda bila seorang perokok tak kunjung berhenti merokok.
Kebiasaan merokok telah dikaitkan dengan peluang terkena kanker paru sebesar 20-50 kali lipat dan kematian sekitar 80 persen. Sementara pada merokok pasif, risiko mengalami kanker paru dan meninggal dunia meningkat 20-30 persen. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, hanya dengan satu tarikan napas saja, maka ratusan racun dalam asap rokok mulai merusak paru-paru.
Ketika asap dihirup, struktur yang menyapu lendir dan kotoran dari saluran udara menjadi lumpuh, memungkinkan zat beracun masuk ke paru-paru dengan lebih mudah. Kondisi yang terjadi kemudian yakni penurunan fungsi paru-paru dan memunculkan sesak napas karena peradangan saluran udara dan penumpukan lendir di paru-paru.
Efek Buruk Juga Bisa Muncul dari Rokok Elektrik
Kerusakan serupa juga dihasilkan rokok elektrik atau vape. Menurut Aru, rokok elektrik merusak paru hingga membuatnya seperti popcorn atau jagung brondong. Sebelum terkena kanker paru, pasien umumnya sudah meninggal karena paru-parunya rusak.
Hasil studi yang melibatkan mencit memperlihatkan, sebanyak 9 dari 40 mencit yang terpajan rokok elektrik selama 54 minggu mengembangkan adenokarsinoma paru atau sekitar 22,5 persen. Dari sisi kandungan, rokok elektronik dan cairan vaping diketahui berisi onkogen termasuk nikotin dan turunnya seperti nitrosnikotin, keton, dan nitrosamin, polisklik aromatik hidrokarbon dan logam berat.
Kanker paru sendiri merupakan penyebab kematian akibat kanker tertinggi di dunia. Menurut Global Cancer Statistic (Globocan) 2020, terdapat 1.796.144 kematian akibat kanker paru di dunia.
Di Indonesia, angka kejadian kanker ini meningkat dari sebelumnya 30.023 pada tahun 2018, menjadi 34.783 pada tahun 2020, dengan angka kematian yang juga meningkat dari sebelumnya 26.069 pada 2018, menjadi 30.843 pada tahun 2020. Pada laki-laki, kanker paru menempati urutan pertama penyebab kematian, sementara pada perempuan kanker ini menduduki peringkat keenam dengan angka kematian pada urutan keempat tertinggi.
"Tingginya angka kanker paru di Indonesia tidak lepas dari tingginya angka merokok. Kejadian kanker di usia produktif, usia 30 tahun dan naik berkali-kali lipat sesuai pertambahan usia. Diestimasi akan terus meningkat apabila kita tidak ada aksi terhadap pencegahan atau kepedulian deteksi dini," kata Evlina.
(mdk/RWP)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sejumlah cara bisa dilakukan untuk berhenti merokok secara mudah dan murah.
Baca SelengkapnyaBerhenti merokok dapat memberikan banyak efek kebaikan bagi tubuh.
Baca SelengkapnyaMenghentikan kebiasaan merokok merupakan langkah krusial untuk mencegah kerusakan lebih lanjut pada paru-paru dan meningkatkan kualitas hidup.
Baca SelengkapnyaMerokok adalah faktor risiko utama untuk berbagai penyakit mulut yang serius, termasuk kanker mulut, gigi berlubang, penyakit gusi, atau bau mulut.
Baca SelengkapnyaKanker paru-paru adalah kanker yang terbentuk di dalam paru-paru. Kanker ini dapat disebabkan oleh banyak hal, salah satunya oleh kebiasaan kita sehari-hari.
Baca SelengkapnyaKandungan zat-zat kimia yang terkandung dalam rokok membuat paru-paru menjadi rusak dan berubah, sehingga kondisinya berbeda dengan paru-paru sehat.
Baca SelengkapnyaMencegah anak dari merokok bukan hanya tentang menghindari masalah kesehatan, tetapi juga membentuk perilaku sehat dan tanggung jawab diri hingga mereka dewasa.
Baca SelengkapnyaBerhenti merokok sebelum usia 40 tahun bisa memiliki efek panjang umur sama seperti pada orang yang tidak pernah merokok.
Baca SelengkapnyaPerlu diwaspadai berbagai ciri-ciri paru-paru kotor.
Baca Selengkapnya