Nyatanya, ciuman tidak bisa menularkan pilek
Merdeka.com - Berciuman merupakan tanda sayang Anda pada pasangan. Oleh karena itu Anda akan mencium mereka setiap kali Anda memiliki kesempatan. Sayangnya di tengah musim hujan seperti saat ini, serangan pilek bisa datang kapan saja. Akibatnya Anda tidak bisa bebas mencium pasangan sebab Anda takut menularkan pilek pada mereka.
Benarkah ciuman mampu menularkan pilek? Nyatanya seperti dilansir dari dailymail.co.uk, ciuman tidak mampu menularkan pilek dalam tubuh Anda.
"Pilek tidak bisa secara langsung ditularkan melalui ciuman. Sebaliknya, jari dan tangan yang terkontaminasi dengan inguslah yang mampu menyebarkan virus pilek. Untuk menyebarkan virus ini, Anda harus memiliki kontak yang lebih lama dengan orang lain," terang Profesor Ron Eccles, direktur dari Common Cold Centre di Cardiff University.
-
Siapa yang berisiko tertular dari cium bayi? Infeksi ini dapat membahayakan bayi, terutama pada mereka yang masih memiliki sistem kekebalan yang lemah.
-
Apa itu ciuman? Sebuah penelitian mencoba mengupas secara tuntas bagaimana awal mula orang-orang melakukan ciuman. Mengutip IFLScience, Kamis (31/10), sebagaimana diketahui, ciuman menjadi cara yang serbaguna untuk menunjukkan kasih sayang, keintiman, dan barangkali bagi sebagian negara mencerminkan rasa hormat.
-
Gimana cium bayi bisa sebabkan infeksi? Ketika bakteri masuk ke mulut bayi, mereka dapat merusak lapisan gigi dan menyebabkan gigi berlubang pada bayi.
-
Kenapa cium bayi sembarangan bahaya? Cium bayi sembarangan dapat meningkatkan risiko penularan infeksi dan penyakit.
-
Kenapa ilmuwan meneliti ciuman? Karena belum jelas asal usulnya, para ilmuwan mencoba melakukan riset pada perilaku primata.
-
Siapa yang meneliti ciuman? Menurut Adriano R. Lameira dari Universitas Warwick, dalam studi komprehensifnya mengungkapkan bahwa perilaku perawatan, seperti membersihkan sesama kawan, adalah cara utama untuk membentuk dan memelihara ikatan sosial pada kera besar.
"Kami menyimpulkan hal ini setelah menemukan bahwa kasus pilek 86% terjadi pada pasangan yang sering berpegangan tangan daripada berciuman."
(mdk/feb)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Peneliti menegaskan, nyamuk wolbachia tidak berubah menjadi bionik atau transgenik.
Baca SelengkapnyaKutu kucing adalah parasit yang hidup di bulu kucing saja dan mengisap darahnya.
Baca SelengkapnyaMenurut Nadia, hasil penelitian menunjukkan bakteri wolbachia tidak menginfeksi manusia atau vertebrata lain.
Baca SelengkapnyaPenularan cacar monyet tidak mungkin melalui udara seperti Covid.
Baca SelengkapnyaPenularan HIV melalui gigitan nyamuk tidak mungkin terjadi karena beberapa alasan.
Baca SelengkapnyaSebelumnya dilaporkan, ada satu pasien Mpox di Pulau Dewata itu.
Baca SelengkapnyaEdukasi yang tepat tentang HIV perlu terus digalakkan agar masyarakat tidak lagi terjebak dalam stigma dan ketakutan yang tidak berdasar.
Baca SelengkapnyaSaat ini, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bersiap menempatkan sebanyak 1.400 ember berisi telur-telur nyamuk aedes aegypti mengandung bakteri wolbachia.
Baca SelengkapnyaBanyak mitos penyakit cacar air yang tidak memiliki penjelasan ilmiah namun dipercaya.
Baca SelengkapnyaTerdapat etika yang perlu diperhatikan saat berinteraksi dengan bayi.
Baca SelengkapnyaNyamuk mengandung bakteri wolbachia mulai disebar ke lima kota di Indonesia.
Baca Selengkapnya