Nyatanya, kegemukan memang tidak diturunkan
Merdeka.com - Kegemukan dan obesitas saat ini masih menjadi isu utama di dalam dunia kesehatan. Berbagai macam penelitian kesehatan dilakukan untuk melihat fakta di balik terjadinya kegemukan serta faktor penyebab kegemukan. Beribu-ribu tips diet juga diciptakan demi membantu mereka yang mengalami kelebihan berat badan.
Selama ini muncul mitos pula yang menyebutkan bahwa saat orang tua mengalami kegemukan, maka sang anak pun otomatis juga akan mengalami kelebihan berat badan. Oleh karena itu banyak yang menyebutkan bahwa jika kegemukan salah satunya disebabkan karena keturunan.
Padahal seperti dilansir dari dailymail.co.uk, tidak ada penelitian yang menemukan bahwa kegemukan yang Anda alami ini berasal dari orang tua. Hal yang benar adalah kegemukan bisa disebabkan karena pola hidup yang dijalankan orang tua dan otomatis berpengaruh terhadap keluarga.
-
Apa penyebab obesitas genetik? Penyebabnya bisa berasal dari mutasi gen, gangguan metabolisme, atau kelainan hormon.
-
Apa penyebab kelebihan berat badan? Kelebihan berat badan sering kali menjadi salah satu faktor yang meningkatkan risiko diabetes.
-
Apa yang sebenarnya menyebabkan tubuh gemuk? Yang menyebabkan peningkatan berat badan sebenarnya adalah kelebihan kalori dari segala jenis makanan, bukan hanya karbohidrat.
-
Apa itu obesitas? Obesitas atau kegemukan menjadi penyebab munculnya sejumlah penyakit berbahaya.
-
Apa bahaya dari kegemukan terhadap kanker? Obesitas atau kegemukan yang dialami oleh seseorang juga bisa meningkatkan risiko kanker yang dimiliki. Ketika mengalami kegemukan, terjadi peningkatan sel-sel lemak yang bersifat karsinogenik dalam tubuh sehingga meningkatkan potensi kanker.
-
Kenapa anak yang gemuk belum tentu sehat? Seperti yang dikutip dari website Kemenkes tahun 2017, anak yang memiliki kelebihan berat badan entah itu overweight maupun obese, berarti terjadi penumpukan lemak sehingga memiliki risiko penyakit tidak menular (PMT).
"Kami menemukan bahwa anak-anak yang memiliki ibu yang pekerja aktif dan cenderung menjalankan pola hidup yang tidak sehat, lebih memiliki risiko besar untuk terkena obesitas. Sementara mereka yang memiliki ibu yang tidak bekerja dan lebih memperhatikan keluarga, memiliki berat badan yang relatif stabil," terang Dr Costa Font, peneliti dari London School of Economics and Political Science.
"Bisa jadi, ibu yang kelewat sibuk tidak memiliki waktu yang cukup untuk memperhatikan menu makanan buah hati mereka. Serta mereka cenderung menjalankan pola hidup tidak sehat sebagai sarana rekreasi setelah mereka lelah bekerja," ujarnya berpendapat.
"Sebagai orang tua, Anda bertanggung jawab untuk menjaga kesehatan buah hati secara menyeluruh. Jangan sampai Anda mengorbankan kesehatan buah hati demi mengejar karir dan materi yang tidak sebanding dengan kesehatan orang yang Anda sayangi," sarannya.
(mdk/feb)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Terdapat berbagai fakta orang pendek yang penting untuk dipahami.
Baca SelengkapnyaApakah anggapan habis makan langsung buang air besar bisa menurunkan berat badan ini benar? Berikut penjelasannya.
Baca SelengkapnyaBanyak anggapan tentang kolesterol yang sebenarnya hanya mitos.
Baca SelengkapnyaDiklaim obat pelangsing yang dipromosikan Menkes mampu turunkan berat badan tanpa efek samping.
Baca SelengkapnyaBanyak mitos penyakit jantung yang tidak memiliki bukti penjelasan logis.
Baca SelengkapnyaDialaminya batu empedu oleh ibu dan anak mungkin terjadi akibat faktor gaya hidup yang sama.
Baca SelengkapnyaSalah satu mitos kesehatan yang banyak dipercayai adalah bahwa memotong rambut bisa membuatnya tumbuh lebih lebat.
Baca SelengkapnyaBeberapa mitos tentang diet tidak benar dan menyesatkan.
Baca Selengkapnya