Orang Tua Jangan Merasa Aman Ketika Anak Diam di Rumah Terus
Merdeka.com - Banyak orangtua yang merasa aman bahwa anaknya aman ketika bermain gawai atau komputer. Padahal, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) RI mengatakan bahwa hal tersebut belum tentu membuat anak lebih aman dari dampak negatif dunia maya.
"Orangtua jangan senang, jangan merasa aman kalau anaknya di rumah terus, di kamar terus," kata Lies Rosdianty, Asisten Deputi Pemenuhan Hak Sipil, Informasi, dan Partisipasi Anak KPPPA
"Saya tidak menyarankan kalau komputer itu di dalam kamar," ujarnya ditemui di Kantor KPPPA, Jakarta.
-
Kapan anak merasa tidak aman? Anak-anak yang sering menyaksikan pertengkaran mungkin khawatir tentang perceraian atau bertanya-tanya kapan 'silent treatment' dari salah satu orangtua akan berakhir.
-
Apa yang orangtua lakukan untuk anak agar merasa aman? Berbicara dengan gembira, memberikan kontak mata, dan melakukan interaksi fisik seperti pelukan tidak hanya memberikan rasa aman pada bayi, tetapi juga berkontribusi pada perkembangan otak mereka.
-
Mengapa banyak orang tua merasa khawatir menaruh kamar anak di depan? Dari segi positif, penempatan ini dapat memberikan anak akses lebih mudah ke aktivitas keluarga dan interaksi sosial.
-
Apa yang harus anak lakukan kalau merasa tidak nyaman? Ajarkan anak-anak tentang pentingnya mengatakan 'tidak' jika mereka merasa tidak nyaman dengan situasi atau permintaan seseorang.
-
Gimana cara orangtua tenangkan anak takut hantu? Orangtua perlu mengatur cara dan taktik untuk membicarakan ketakutan anak terkait hantu ini dan menenangkan mereka.
-
Di mana anak bisa ditinggal sendirian? Dalam hal ini, definisi 'sendirian' bagi anak di bawah 7 tahun terap mencakup keberadaan orangtua di dekat anak secara fisik dan dalam jangkauan pendengaran. Meninggalkan bayi yang tenang atau anak balita yang suka berpetualang sendirian di ruangan yang aman bagi anak sepenuhnya diperbolehkan selama interval waktu tertentu selama anak merasa nyaman, tetapi ketika kegaduhan atau masalah bisa terdeteksi, orangtua perlu siap untuk bertindak.
Lies mengatakan penggunaan komputer atau laptop di kamar anak membuat orangtua menjadi lebih sulit dalam mengawasinya. Bahkan, tidak jarang mereka marah ketika orang dewasa masuk ke dalam ruangan tersebut.
Kepada Health Liputan6.com, Lies menambahkan bahwa yang terpenting saat ini adalah pengawasan. Dia mengatakan, sudah tidak perlu lagi regulasi tambahan yang mengikat industri dunia digital agar lebih ramah anak.
"Sebetulnya kalau berbicara kebijakan sudah banyak. Hanya sekarang implementasinya, pengawasan. Pengawasan itu harus semua. Mulai dari orangtua, lingkungan, semua itu harus ikut dalam pengawasan, itu yang barangkali harus didorong," Ujar Lies.
Salah satu contohnya adalah soal gim. Masih banyak ditemukan masalah anak yang terkait dengan permainan video gim. Dia mengungkapkan sesungguhnya sudah ada rekomendasi terkait waktu bermain gim untuk anak.
"Tapi siapa yang mengawasi di lapangan, apalagi kalau gim online," Lies memberikan contoh.
"Itu yang harus dibuat bagaimana mekanismenya supaya pengawasan dilakukan dengan baik," tandasnya.
Reporter: Giovani Dio PrasastiSumber: Liputan6.com
(mdk/RWP)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hubungan orang tua dan anak dapat menjadi renggang dan menjauh karena beberapa alasan.
Baca SelengkapnyaAnak kurang kasih sayang mendapatkan banyak masalah kesehatan mental.
Baca SelengkapnyaSimak penyebab anak tidur gelisah dan menangis beserta gejalanya berikut ini.
Baca SelengkapnyaKetua DPR RI Puan Maharani berharap ada program-program dari Pemerintah yang dapat mencegah terjadinya KDRT.
Baca SelengkapnyaSeorang anak yang kurang kasih sayang bisa menunjukkan berbagai hal yang penting diketahui orangtua.
Baca SelengkapnyaKeberadaan orangtua dalam pengasuhan anak merupakan hal krusial terhadap perkembangan buah hati.
Baca Selengkapnya