Pahami Teknis Cuci Tangan, Pakai Masker dan Jaga Jarak Cegah Covid-19
Merdeka.com - Kebiasaan baru seperti mencuci tangan, memakai masker dan menjaga jarak merupakan kunci utama untuk mencegah penyebaran virus Covid-19. Hal tersebut disampaikan Plt Direktur Kesehatan Kerja dan Olahraga Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Kartini Rustandi seperti yang dikutip dari Liputan6.com.
“Yang tadinya kita tidak biasa pakai masker harus pakai masker seharian. Yang biasanya enggak rajin cuci tangan harus rajin cuci tangan. Yang biasanya cipika-cipiki, sekarang kita salaman saja tidak boleh. Itu adalah salah satu perubahan perilaku yang tentu tidak mudah diubah,” tutur Kartini dalam Live Streaming Liputan6.com "Waspada COVID-19 Kluster Perkantoran dan Cara Antisipasinya".
Kartini mengatakan bahwa masyarakat tentunya telah mengetahui anjuran protokol kesehatan yang dikeluarkan oleh pemerintah. Tapi pada praktiknya, Kartini mengingatkan bahwa masyarakat perlu paham bagaimana cara melakukannya dengan baik dan benar dalam perilaku keseharian.
-
Kenapa pakai masker penting? Masker bisa mencegah penyakit-penyakit tersebut karena masker berfungsi sebagai penghalang fisik yang mengurangi kontak langsung antara droplets atau tetesan cairan yang keluar dari mulut dan hidung seseorang dengan orang lain.
-
Bagaimana cara menggunakan masker? Setelah semua bahan masker tercampur dengan baik, aplikasikan masker secara merata ke seluruh wajah yang telah dibersihkan sebelumnya. Pastikan untuk menghindari area sekitar mata dan bibir, karena kulit di daerah tersebut lebih sensitif terhadap bahan-bahan yang digunakan.
-
Kenapa Hanggini sering memakai masker? Salah satu aktivitas yang sering dilakukan oleh wanita yang akrab disapa Jeha adalah menggunakan masker wajah.
“Jaga jarak sudah, tapi cukup enggak jaraknya? Kemudian cuci tangan, cuci tangannya benar atau tidak? Belum lagi kita pakai masker, sudah tahu iya, sudah pakai iya, tapi baik dan benar enggak dalam memakainya?” jelas Kartini.
Penerapan protokol kesehatan (Prokes) yang kurang tepat akan membuka potensi paparan covid-19. Misalnya saja cara membuka masker.
Menurut Kartini, cara membuka masker yang benar adalah dari samping, dengan melepaskan pengait atau simpul dari telinga dan belakang kepala. Bukan dengan menurunkan masker ke dagu. Menurunkan dan menaikkan masker ke dan dari dagu justru akan membuat masker yang digunakan terkontaminasi.
Tak hanya itu, yang perlu diperhatikan saat menggunakan masker, yaitu apabila menggunakan masker kain kamu wajib menggantinya setelah empat jam. Hal ini dikarenakan masker cenderung basah karena terkena droplet, terutama jika pengguna aktif berbicara.
“Masyarakat harus tahu dan paham bahwa penyebaran virus Corona ini tersebar melalui droplet atau percikan liur yang tidak bisa berpindah sendiri. Droplet itu pada saat kita bicara, kita bersin, dan ketika tangan kita kena juga atau benda-benda di sekitar kita kena, virus ini akan masuk lewat hidung dan mulut,” papar Kartini.
Kartini benar-benar menekankan bahwa masyarakat harus mempunyai pengetahuan yang baik dan benar terkait penggunaan masker, mencuci tangan dan menjaga jarak untuk menghambat laju penyebaran virus corona.
Sumber : Liputan6.com
(mdk/ttm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sejumlah hal perlu diterapkan saat baru sampai di rumah demi kebersihan dan kesehatan.
Baca SelengkapnyaBiasanya, orang dewasa kerap mencium balita saat kumpul bersama keluarga di momen Lebaran.
Baca SelengkapnyaPemerintah resmi mencabut aturan menggunakan masker
Baca SelengkapnyaIni beragam alasan mengapa mencuci tangan menggunakan sabun merupakan hal yang penting.
Baca SelengkapnyaOrang tua bisa melatih anak sebisa mungkin untuk belajar memakai masker.
Baca SelengkapnyaPakar mengungkap sejumlah kiat agar masyarakat dapat menjalani liburan Natal dan Tahun Baru dengan aman di tengah kasus Covid-19 yang meningkat.
Baca SelengkapnyaPengguna Mass Rapid Transit (MRT) kini dibebaskan untuk tidak menggunakan masker.
Baca SelengkapnyaMenggunakan masker adalah langkah pencegahan, bukan hanya untuk COVID-19, tapi juga berbagai macam virus lainnya.
Baca Selengkapnya