Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Pakar Sebut Sebelum Vaksinasi Covid-19, Tidak Perlu Medical Check Up

Pakar Sebut Sebelum Vaksinasi Covid-19, Tidak Perlu Medical Check Up Ilustrasi vaksin Covid-19 AstraZeneca. ©2021 Merdeka.com/liputan6.com

Merdeka.com - Beberapa waktu belakangan, muncul sejumlah kekhawatiran terkait vaksinasi terutama vaksin AstraZeneca. Pasalnya, terdapat sejumlah permasalahan usai pemberian AstraZeneca batch CTMAV547.

Belajar dari kasus vaksin AstraZeneca batch CTMAV547 yang dihentikan sementara, dokter spesialis pulmonologi dan kedokteran respirasi (paru) Erlina Burhan menerangkan, pemeriksaan kesehatan keseluruhan (medical check up) sebelum vaksinasi COVID-19 dinilai berlebihan.

Pemeriksaan lebih tepat, terutama bagi penerima vaksin AstraZeneca adalah pemeriksaan kesehatan sesuai kondisi yang dialami. Misal, individu yang bersangkutan mempunyai riwayat penyakit tertentu atau masalah kesehatan lain, seperti pembekuan darah.

Orang lain juga bertanya?

"Apakah perlu medical check up sebelum vaksinasi? Yang namanya medical check up kan keseluruhan ya, menurut saya berlebihan. Kalau Anda merasa punya penyakit tertentu, menurut ITAGI (Indonesian Technical Advisory Group on Immunization) dan Kementerian Kesehatan juga sudah punya rambu-rambunya," terang Erlina saat temu media Apa Syarat agar Vaksinasi Ampuh Menghentikan Pandemi? pada Jumat, 21 Mei 2021.

"Kalau ada komorbid, apakah komorbidnya terkontrol atau tidak, stabil atau tidak, biasanya pasiennya harus tahu. Nah, kalau kita ragu, katakanlah seseorang punya sakit jantung, lalu ragu divaksin. Maka, lebih baik konsultasi kepada dokter demi mendapatkan apakah kondisi jantungnya bermasalah atau enggak," sambungnya.

Dalam hal ini, bukan menyasar kepada pemeriksaan kesehatan secara keseluruhan. Selain itu, bila harus ada medical check up sebelum vaksinasi COVID-19, menurut Erlina, Pemerintah juga tidak mampu memeriksakan seluruh penerima vaksinasi.

"Jadi, bukan general check up, tapi ke arah kondisi yg dialami masing-masing individu. Dan Pemerintah juga enggak mampu kalau memeriksa semuanya. Tetapi kalau kita sebagai individu merasa ada yang perlu dikonsultasikan mengenai penyakit yang dialami, sebaiknya diperiksakan hal itu," jelasnya.

Batch CTMAV547 Vaksin AstraZeneca Dihentikan untuk Kehati-hatian

Penghentian sementara distribusi dan penggunaan vaksin AstraZeneca batch CTMAV547 menyusul dugaan laporan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) fatal yang terjadi di Jakarta. Selama penghentian, dilakukan pengujian toksisitas dan sterilitas oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

"Memang salah satu proses bila terjadi KIPI yang berat itu dihentikan, bukan artinya berhenti selama-lamanya. Itu hanya prosedural dan dilakukan untuk semua hal, tak hanya vaksin, melainkan juga obat," tambah Erlina Burhan, yang juga Ketua Pokja Infeksi Perhimpunan Dokter Paru Indonesia.

"Kita banyak belajar dari AstraZeneca kan, mulanya juga beberapa kali dihentikan, lebih ke arah prinsip kehati-hatian. Di negaranya sendiri, Inggris produsen AstraZeneca, begitu ada KIPI yang berat, dihentikan sampai dibuktikan oleh para ilmuwan, apakah kasus berhubungan dengan vaksin atau tidak," sambungnya.

Salah satu pandangan masyarakat umum, kenapa tidak semua batch vaksin AstraZeneca saja yang dihentikan? Erlina menjawab, kalau semua batch vaksin yang ada dihentikan, bukan prinsip kehati-hatian namanya.

"Itu sesuatu yang saya kira berlebihan. Intinya, prosedur penghentian sementara sudah ada dan jelas demi menjaga keselamatan masyarakat. Karena apapun itu ada efek samping, baik vaksin maupun obat," pungkasnya.

"Dan itu berbeda efeknya terhadap setiap orang, ada yang ringan dan berat. Tapi ya secara umum, manfaat vaksinasi COVID-19 lebih banyak dibanding efek sampingnya," jelasnya.

Reporter: Fitri Haryanti HarsonoSumber: Liputan6.com

(mdk/RWP)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Penjelasan Ahli Kesehatan Usai Heboh Efek Samping Vaksin AstraZeneca hingga Ditarik dari Peredaran
Penjelasan Ahli Kesehatan Usai Heboh Efek Samping Vaksin AstraZeneca hingga Ditarik dari Peredaran

Komnas KIPI sebelumnya mengatakan tidak ada kejadian sindrom TTS setelah pemakaian vaksin Covid-19 AstraZeneca.

Baca Selengkapnya
Vaksin AstraZeneca Disebut Picu Kasus TTS, Begini Hasil Kajian BPOM
Vaksin AstraZeneca Disebut Picu Kasus TTS, Begini Hasil Kajian BPOM

Belakangan, vaksin AstraZeneca disebut-sebut memicu kejadian trombosis with thrombocytopenia syndrome (TTS) atau pembekuan darah.

Baca Selengkapnya
Disinyalir Ada Efek Samping Pendarahan Otak, Sudah 70 Juta Vaksin AstraZeneca Disuntikkan ke Rakyat Indonesia
Disinyalir Ada Efek Samping Pendarahan Otak, Sudah 70 Juta Vaksin AstraZeneca Disuntikkan ke Rakyat Indonesia

Indonesia merupakan negara dengan peringkat keempat terbesar di dunia yang melakukan vaksinasi COVID-19.

Baca Selengkapnya
Klaim Tak Ada Kaitan Vaksin AstraZeneca dengan Kasus TTS, Komnas KIPI Sebut Sudah Surveilans di 7 Provinsi
Klaim Tak Ada Kaitan Vaksin AstraZeneca dengan Kasus TTS, Komnas KIPI Sebut Sudah Surveilans di 7 Provinsi

Hinky mengatakan, vaksin AstraZeneca sudah melewati tahap uji klinis tahap 1 hingga 4.

Baca Selengkapnya
Respons Menkes Soal Gaduh Efek Samping Vaksin AstraZeneca Disebut Picu Pembekuan Darah
Respons Menkes Soal Gaduh Efek Samping Vaksin AstraZeneca Disebut Picu Pembekuan Darah

Menkes angkat bicara mengenai efek samping vaksin Covid-19 AstraZeneca

Baca Selengkapnya
Benarkah Penerima Vaksin Covid-19 mRNA akan Meninggal dalam 3 atau 5 Tahun? Cek Faktanya
Benarkah Penerima Vaksin Covid-19 mRNA akan Meninggal dalam 3 atau 5 Tahun? Cek Faktanya

Beredar klaim penerima vaksin Covid-19 mRNA akan meninggal dalam 3 atau 5 tahun

Baca Selengkapnya
Gaduh Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Komnas KIPI: Tidak Sebabkan Kasus Pembekuan Otak di Indonesia
Gaduh Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Komnas KIPI: Tidak Sebabkan Kasus Pembekuan Otak di Indonesia

Jamie Scott, seorang pria beranak dua mengalami cedera otak serius setelah mengalami penggumpalan darah dan pendarahan di otak usai mendapatkan vaksin itu p

Baca Selengkapnya
Waspada Covid Lagi, Begini Imbauan dari Kemenkes dan Ahli
Waspada Covid Lagi, Begini Imbauan dari Kemenkes dan Ahli

Masyarakat diminta lakukan pola hidup bersih dan sehat

Baca Selengkapnya
Dinkes DKI Pastikan Kenaikan Covid-19 Tak Berkaitan dengan Pneumonia Misterius
Dinkes DKI Pastikan Kenaikan Covid-19 Tak Berkaitan dengan Pneumonia Misterius

Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.

Baca Selengkapnya
Menkes Klaim Vaksin Covid-19 Buatan Dalam Negeri Relatif Lebih Aman
Menkes Klaim Vaksin Covid-19 Buatan Dalam Negeri Relatif Lebih Aman

Namun kalau untuk yang komorbid, kata Menkes, risiko tetap ada karena virusnya tidak hilang.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Muncul lagi, Sekda Jateng Sebut yang Terpapar Karena Belum Booster
Kasus Covid-19 Muncul lagi, Sekda Jateng Sebut yang Terpapar Karena Belum Booster

Terkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.

Baca Selengkapnya
Vaksin Covid-19 Mulai Berbayar, Ini Kelompok yang Bisa Dapat Gratis
Vaksin Covid-19 Mulai Berbayar, Ini Kelompok yang Bisa Dapat Gratis

Maxi berujar, kelompok pertama yang bisa mendapatkan vaksin gratis adalah yang belum pernah menerima vaksin Covid-19 sama sekali.

Baca Selengkapnya