Pencegahan Stunting Bisa Dilakukan Sejak 3 Bulan Sebelum Menikah
Merdeka.com - Stunting merupakan salah satu permasalahan kesehatan yang tak hanya menimbulkan dampak di masa kini namun juga di masa mendatang. Penting untuk menyikapi dan mengatasi masalah kesehatan ini sejak sedini mungkin.
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo SpOG(K) mengungkapkan 'modal' anak-anak di Indonesia alami stunting di Indonesia tinggi. Hal tersebut pun tercermin dari bayi-bayi yang telah lahir, yang memiliki kriteria tinggi badan dan berat badan yang lebih rendah dari rata-rata yang ada.
Hasto menyebutkan, bayi yang lahir di Indonesia dengan panjang kurang dari 48 sentimeter ada sebanyak 22 persen. Sedangkan, bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2,5 kilogram ada 11 persen.
-
Dimana stunting terjadi di Indonesia? Pemerintah Kabupaten Kudus di Provinsi Jawa Tengah menargetkan angka kasus stunting di wilayahnya turun menjadi nol pada 2024.
-
Apa ciri khas anak stunting? Dokter Hasto membeberkan ciri khas stunting adalah bertubuh pendek. Tetapi, kata dokter Hasto, pendek belum tentu stunting. Ciri yang lebih khas lagi, katanya, anak stunting tidak cerdas dan sering sakit-sakitan.
-
Apa penyebab stunting pada anak dari keluarga menengah ke atas? Namun, pada keluarga menengah ke atas, penyebab stunting sering kali berbeda. Menurut Survei Status Gizi Nasional 2021 yang melibatkan 23.957 anak, salah satu penyebab utama stunting di kelompok ini adalah kurangnya waktu untuk menyusui, yang berdampak langsung pada pemenuhan gizi anak.
-
Siapa yang berisiko stunting? Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak yang disebabkan oleh kekurangan gizi kronis, infeksi, serta faktor lingkungan yang tidak mendukung pertumbuhan optimal.
-
Apa ciri stunting pada anak? Pada umumnya, anak-anak yang mengalami kondisi stunting mempunyai tinggi badan yang lebih pendek bila dibanding dengan anak seusianya.
-
Siapa yang berisiko terkena stunting? Stunting merupakan manifestasi jangka panjang dari berbagai faktor, seperti kurangnya asupan gizi yang memadai, pola asuh yang kurang tepat, sanitasi yang buruk, serta kondisi sosial ekonomi yang rendah.
"Jadi modal untuk stunting itu sudah tinggi sekali, yang ibunya anemia saat hamil juga 48 persen," ujar Hasto dalam Launching Pendampingan 3 Bulan Pra Nikah Sebagai Upaya Pencegahan Stunting Dari Hulu beberapa waktu lalu.
Menurut Hasto, stunting bisa dicegah mulai dari sebelum hamil, selama masa kehamilan, dan juga dari 1.000 hari kehidupan pertama anak. Sehingga dengan mencegah lewat ketiga fase tersebut, stunting dianggap bisa untuk ditangani dengan baik.
Stunting tidak hanya akan mempengaruhi tinggi dan berat badan anak. Melainkan juga mempengaruhi kemampuan intelektualitasnya, hal ini bakal mempengaruhi kualitas hidup anak tersebut di kemudian hari.
Dalam kesempatan tersebut, Hasto juga mengapresiasi Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah yang memiliki angka stunting terendah di Indonesia yakni dibawah 10 persen.
"Kami melihat Boyolali luar biasa, karena stuntingnya Boyolali ini termasuk yang terendah dibawah 10 persen. Sudah jauh dari cita-cita kita 24 persen, dan 14 persen di tahun 2024," kata Hasto.
Mempengaruhi Kualitas SDM
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin juga turut hadir. Budi mengungkapkan bahwa stunting menjadi salah satu ancaman dalam pembangunan karena dapat mempengaruhi kualitas SDM di Indonesia.
"Mengingat besarnya pengaruh yang dapat ditimbulkan oleh stunting, sudah sewajarnya kita perlu melakukan pencegahan hingga ke hulu. Intervensi spesifik dapat dilakukan lebih awal sebelum 1.000 hari pertama kehidupan," kata Budi.
Intervensi spesifik tersebut, menurut Budi, dapat dilakukan dengan menyasar langsung calon pengantin. Calon pengantin tersebut diharuskan mendapatkan konseling kesehatan reproduksi dan pelayanan kesehatan oleh puskesmas.
Hal tersebut dinilai berfungsi untuk memastikan bahwa calon pengantin wanita memiliki kriteria layak hamil. Sehingga jika ditemukan permasalahan, bisa segera dilakukan tatalaksana sesuai dengan hasil pemeriksaan.
"Bilamana ditemukan masalah kesehatan, maka dilakukan tata laksana sesuai dengan hasil pemeriksaan termasuk dengan menunda kehamilan dengan penggunaan alat kontrasepsi," ujar Budi.
Reporter: Diviya AgathaSumber: Liputan6.com
(mdk/RWP)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
BKKBN gencar melakukan upaya pencegahan anak stunting
Baca SelengkapnyaIbu yang hamil di usia terlalu muda belum siap secara fisik dan mental sehingga bayi berisiko stunting.
Baca Selengkapnya"Pencegahan stunting diawali dengan pemahaman orang tua dan keluarga akan pentingnya gizi," kata Budi.
Baca SelengkapnyaSalah satunya dengan mencegah anak lahir dengan kondisi stunting
Baca SelengkapnyaSalah satu faktor penyebab stunting adalah menikah di usia muda atau menikah dini
Baca SelengkapnyaPeriode Emas 1000 HPK penting dipahami sebagai salah satu upaya untuk menekan angka gagal tumbuh pada anak atau stunting.
Baca SelengkapnyaKetika dewasa anak stunting akan mengalami central obes
Baca SelengkapnyaSejak 2019 Kemenkominfo telah menggandeng generasi muda untuk turut serta mendukung upaya penurunan prevalensi stunting
Baca SelengkapnyaWapres mengingatkan tanggung jawab bersama dalam mengawal kebijakan pembangunan SDM
Baca Selengkapnyauntuk mencegah stunting perilaku pola asuh orang tua kepada bayi dan balita perlu diperhatikan
Baca Selengkapnya"Jangan menikah dini! siapkan mental dan fisiknya,” kata Ganjar
Baca SelengkapnyaDitegaskan Menkes Budi, penyediaan alat kontrasepsi ini bukan untuk pelajar, namun untuk orang menikah di usia sekolah
Baca Selengkapnya