Penderita Alzheimer cenderung meniru emosi orang sekitarnya
Merdeka.com - Penelitian terbaru menunjukkan bahwa orang yang menderita Alzheimer atau masalah ingatan cenderung menirukan emosi dan mimik wajah orang di sekitarnya. Proses meniru ini dikenal sebagai 'emotional contagion' dan biasa terjadi pada orang yang memiliki masalah mental.
Hasil ini ditemukan oleh para peneliti di University of California, San Fransisco (USCF). Emotional contagion adalah bentuk dasar dari empati yang membuat seseorang bisa berbagi pengalaman dan emosi orang lain, ungkap ketua peneliti Virginia Sturm.
"Rasa tenang memicu rasa tenang," jelas Dr Sam Gandy, direktur Mount Sinai Alzheimer's Disease Research Center, New York City, seperti dilansir oleh US News (28/05).
-
Siapa yang rentan gangguan otak? Orang yang kurang aktif bergerak atau jarang berolahraga lebih berisiko mengalami gangguan otak, seperti demensia.
-
Apa penyakit keterbelakangan mental itu? Keterbelakangan mental merupakan suatu kondisi medis yang memengaruhi fungsi intelektual dan keterampilan adaptif seseorang.
-
Siapa yang rentan alami gangguan mental? Sebuah studi juga menyebutkan masalah kesehatan mental pada remaja berhubungan dengan tingkat pendidikan dan wilayah tempat tinggal
-
Apa ciri khas otak psikopat? Sebuah penelitian gabungan yang dilakukan Universitas New Mexico dan MIND Research Network mengungkap hasilnya. Mereka melakukan penelitian itu di sebuah penjara. Di sana, mereka menggunakan MRI untuk memindai otak para tahanan.
-
Siapa saja yang bisa terkena Alzheimer? Meskipun penyakit ini memang umum terjadi pada individu berusia di atas 65 tahun, terdapat juga kasus Alzheimer dini yang menyerang orang-orang berusia antara 30 hingga 60 tahun.
-
Siapa yang berisiko gangguan mental? Data statistik menunjukkan bahwa 47 persen perempuan memiliki risiko mengalami masalah kesehatan mental dibandingkan dengan laki-laki.
Pada tahap awal Alzheimer atau orang yang mengalami masalah mental dan ingatan, emotional contagion atau proses meniru emosi orang lain di sekitar mereka ini semakin meningkat. Kecenderungan meniru ini bahkan lebih terlihat pada orang yang mengalami demensia.
"Pada penyakit Alzheimer dan demensia kami berpikir bahwa beberapa orang mengalami peningkatan sensitivitas pada emosi orang lain. Ketika kesehatan dan kemampuan mental mereka menurun, proses pengenalan emosi dan sensitivitas semakin meningkat," ungkap Sturm.
Penelitian ini dilakukan pada 237 orang dewasa yang memiliki penyakit Alzheimer dan masalah otak. Diketahui bahwa kecenderungan meniru emosi ini semakin meningkat bersamaan dengan bertambahnya kerusakan pada otak dan sistem saraf. (mdk/kun)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Rasa sebal dan marah yang kita alami saat melihat tangan dan kaki digerakkan ternyata dikenal sebagai misokinesia.
Baca SelengkapnyaAutisme adalah kelainan perkembangan yang dapat muncul dengan berbagai gejala. Yuk, simak tanda-tanda dan gejala autisme pada orang dewasa!
Baca SelengkapnyaTerdapat berbagai mitos penyakit Alzheimer yang sering menyesatkan karena tak memiliki dasar penjelasan ilmiah.
Baca SelengkapnyaPenderita erotomania yakin bahwa orang yang mereka idamkan secara rahasia mencintai mereka, meskipun tidak ada bukti yang mendukung keyakinan tersebut.
Baca SelengkapnyaGuyonan yang garing dan tak lucu yang dilontarkan seseorang merupakan kondisi medis bernama witzelsucht.
Baca SelengkapnyaMeskipun tidak ada cara pasti, cara mencegah gangguan mental pada lansia dengan, mengelola stres, menjalani pengobatan secara rutin, & menjaga hubungan sosial.
Baca SelengkapnyaADHD dan autisme merupakan dua kondisi berbeda yang perlu dipahami.
Baca SelengkapnyaPenderita gangguan ini biasanya merasa superior, kurang empati terhadap orang lain, dan seringkali memiliki kebutuhan untuk selalu dikagumi.
Baca SelengkapnyaPerasaan cemas dan takut ketika menghadapi sesuatu normal terjadi. Namun, harus diperhatikan apabila ketakutan berlanjut.
Baca Selengkapnya