Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Peneliti: Perokok pasif lebih berisiko mati

Peneliti: Perokok pasif lebih berisiko mati Ilustrasi perokok pasif. merdeka.com/thenewdrag.com/ Shutterstock

Merdeka.com - Sebuah penelitian jangka panjang di Cina menunjukkan bahwa orang yang secara teratur terkena paparan asap rokok memiliki risiko kematian yang lebih tinggi karena banyak hal.

Ilmuwan menemukan bahwa dibandingkan dengan orang dewasa yang hidup dan bekerja pada wilayah bebas merokok, mereka yang terkena paparan rokok secara rutin atau perokok pasif lebih berisiko mati karena penyakit jantung atau kanker paru-paru setelah 17 tahun. Selain itu, mereka juga lebih rentan mati karena stroke atau penyakit paru-paru lainnya.

Meskipun begitu, penelitian ini tidak bisa membuktikan dengan jelas bahwa kematian mereka semata-mata disebabkan oleh status sebagai perokok pasif. Hal ini juga dipengaruhi oleh usia, pendidikan, pekerjaan, tekanan darah, dan tingkat kolesterol.

Sementara menurut Joanna Cohen, direktur Institute for Global Tobacco Control di John Hopkins Bloomberg School of Public Health di Baltimore yang tidak ikut melakukan penelitian mengatakan bahwa penelitian berhasil menemukan bukti kaitan sebab akibat antara perokok pasif dengan tingkat kematian.

Berdasarkan Reuters, beberapa penelitian telah menemukan bahwa orang yang tidak merokok namun secara rutin menghirup asap rokok orang lain memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena penyakit jantung, kanker dan tumor paru-paru.

Meskipun begitu, bukti yang telah ada dianggap Cohen tidak mencukupi. Menurutnya perlu dilakukan serangkaian penelitian lagi untuk membuktikannya. Baginya, ini juga merupakan penemuan yang besar karena penelitian tersebut dilakukan di Cina, negara yang sebagian besar masyarakatnya adalah perokok.

Penelitian ini berdasarkan pada pengamatan terhadap 910 orang dewasa selama hampir dua puluh tahun. Pada mulanya 44% dari relawan mengaku tinggal bersama perokok, sementara 53% lainnya mengaku menghisap asap rokok saat mereka berada di tempat kerja.

Setelah beberapa tahu, 249 relawan meninggal dikarenakan penyakit jantung, stroke, kanker paru-paru. Ini dua hingga tiga kali lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah relawan yang hidup pada lingkungan yang bebas asap rokok. (mdk/kun)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Penelitian Buktikan Berhenti Merokok Sebelum Usia 40 Tahun Bisa Perpanjang Usia
Penelitian Buktikan Berhenti Merokok Sebelum Usia 40 Tahun Bisa Perpanjang Usia

Berhenti merokok sebelum usia 40 tahun bisa memiliki efek panjang umur sama seperti pada orang yang tidak pernah merokok.

Baca Selengkapnya
Merokok Sebelum Usia 18 Berisiko Tinggi Sebabkan Masalah Pernapasan di Usia 20-an
Merokok Sebelum Usia 18 Berisiko Tinggi Sebabkan Masalah Pernapasan di Usia 20-an

Semakin muda usia seseorang mulai merokok, risiko masalah pernapasan di usia muda bisa semakin meningkat.

Baca Selengkapnya
Ternyata Minum Kopi Bisa Turunkan Risiko Kematian karena Kurang Gerak, Simak Penjelasan Ilmiahnya
Ternyata Minum Kopi Bisa Turunkan Risiko Kematian karena Kurang Gerak, Simak Penjelasan Ilmiahnya

Penelitian baru menunjukkan bahwa minum kopi dapat membantu menghilangkan beberapa efek buruk dari gaya hidup kurang gerak.

Baca Selengkapnya
Hasil Penelitian: Minum Kopi Turunkan Risiko Kematian Dini Akibat Duduk Terlalu Lama
Hasil Penelitian: Minum Kopi Turunkan Risiko Kematian Dini Akibat Duduk Terlalu Lama

Dalam penelitian ini juga ditemukan, bahwa duduk lebih dari delapan jam sehari berisiko kematian 40 persen lebih tinggi.

Baca Selengkapnya
Perbedaan Paru-paru Perokok dan Bukan Perokok, Ketahui Ciri-cirinya
Perbedaan Paru-paru Perokok dan Bukan Perokok, Ketahui Ciri-cirinya

Kandungan zat-zat kimia yang terkandung dalam rokok membuat paru-paru menjadi rusak dan berubah, sehingga kondisinya berbeda dengan paru-paru sehat.

Baca Selengkapnya
Jumlah Perokok Aktif di Indonesia Capai 70 Juta Orang, Butuh Upaya dari Pemerintah untuk Mengurangi
Jumlah Perokok Aktif di Indonesia Capai 70 Juta Orang, Butuh Upaya dari Pemerintah untuk Mengurangi

Indonesia dapat mengurangi dampak negatif dari masalah merokok sambil tetap memberikan pilihan kepada perokok dewasa.

Baca Selengkapnya
Kanker Paru-Paru Jadi Penyebab Kematian Terbanyak di Dunia, Apa Solusinya?
Kanker Paru-Paru Jadi Penyebab Kematian Terbanyak di Dunia, Apa Solusinya?

Di Indonesia kasus kanker paru-paru banyak ditemukan pada usia produktif sekitar 40 tahun.

Baca Selengkapnya
Penelitian Buktikan Bahwa Kopi Bisa Jadi Penyelamat bagi Mereka yang Kurang Gerak
Penelitian Buktikan Bahwa Kopi Bisa Jadi Penyelamat bagi Mereka yang Kurang Gerak

Konsumsi kopi bisa menyelamatkan kita dari gaya hidup kurang gerak. Ketahui cara tepat melakukannya.

Baca Selengkapnya
Ketahui 2 Jenis Kanker Paru Berdasar Tipe Sel yang Terlibat
Ketahui 2 Jenis Kanker Paru Berdasar Tipe Sel yang Terlibat

Penyakit kanker paru memiliki dua jenis utama yang bisa dibedakan dari selnya.

Baca Selengkapnya
17 Zat Berbahaya dan Mematikan pada Rokok, Wajib Baca
17 Zat Berbahaya dan Mematikan pada Rokok, Wajib Baca

Di dalam setiap batang rokok tersembunyi koktail kimia yang berbahaya, yang beberapa di antaranya memiliki potensi mematikan.

Baca Selengkapnya
Usia Pasien Kanker Paru di Indonesia Lebih Muda 10 Tahun dari Negara Lain, 2 Faktor Ini Penyebabnya
Usia Pasien Kanker Paru di Indonesia Lebih Muda 10 Tahun dari Negara Lain, 2 Faktor Ini Penyebabnya

Bila di luar negeri rata-rata di usia 60-an terkena kanker paru, di Indonesia banyak pasien kanker tersebut terdiagnosis di 50-an tahun

Baca Selengkapnya
Shisa adalah Metode Merokok dari Timur Tengah, Ketahui Bahaya dan Cara Menghentikan Kebiasaannya
Shisa adalah Metode Merokok dari Timur Tengah, Ketahui Bahaya dan Cara Menghentikan Kebiasaannya

Rokok ini terdiri dari campuran tembakau yang telah dicampur dengan buah-buahan, madu, atau sirop untuk memberikan rasa dan aroma yang khas.

Baca Selengkapnya