Peneliti: Perokok pasif lebih berisiko mati
Merdeka.com - Sebuah penelitian jangka panjang di Cina menunjukkan bahwa orang yang secara teratur terkena paparan asap rokok memiliki risiko kematian yang lebih tinggi karena banyak hal.
Ilmuwan menemukan bahwa dibandingkan dengan orang dewasa yang hidup dan bekerja pada wilayah bebas merokok, mereka yang terkena paparan rokok secara rutin atau perokok pasif lebih berisiko mati karena penyakit jantung atau kanker paru-paru setelah 17 tahun. Selain itu, mereka juga lebih rentan mati karena stroke atau penyakit paru-paru lainnya.
Meskipun begitu, penelitian ini tidak bisa membuktikan dengan jelas bahwa kematian mereka semata-mata disebabkan oleh status sebagai perokok pasif. Hal ini juga dipengaruhi oleh usia, pendidikan, pekerjaan, tekanan darah, dan tingkat kolesterol.
-
Mengapa merokok meningkatkan risiko kanker paru-paru? Hal ini dikarenakan di dalam rokok itu sendiri terdapat zat beracun penyebab kanker (karsinogen) yang berisiko mempercepat kerusakan sel pelapis paru-paru.
-
Apa dampak dari perokok? Kebiasaan merokok ini dapat menyebabkan masalah paru-paru dan berkontribusi pada risiko stunting jangka panjang pada anak.
-
Kenapa perokok mudah terkena penyakit paru-paru? Perokok aktif atau pasif memiliki risiko yang sama untuk mengalami gangguan paru-paru, seperti bronkitis kronis, emfisema, dan kanker paru-paru.
-
Apa dampak buruk merokok? Zat-zat kimia yang terdapat dalam rokok merusak kolagen pada kulit, yang mengakibatkan kulit menjadi kusam dan munculnya keriput.
-
Siapa yang berisiko terkena kanker mulut akibat rokok? Rokok mengandung berbagai zat kimia yang dapat menyebabkan mutasi DNA dan merusak sel-sel di dalam mulut. Hal ini dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker di bibir, lidah, tenggorokan, kotak suara, dan kerongkongan.
-
Apa efek buruk merokok bagi kesehatan? Merokok dapat menyebabkan berbagai penyakit serius, mulai dari kanker paru-paru, penyakit jantung, hingga stroke.
Sementara menurut Joanna Cohen, direktur Institute for Global Tobacco Control di John Hopkins Bloomberg School of Public Health di Baltimore yang tidak ikut melakukan penelitian mengatakan bahwa penelitian berhasil menemukan bukti kaitan sebab akibat antara perokok pasif dengan tingkat kematian.
Berdasarkan Reuters, beberapa penelitian telah menemukan bahwa orang yang tidak merokok namun secara rutin menghirup asap rokok orang lain memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena penyakit jantung, kanker dan tumor paru-paru.
Meskipun begitu, bukti yang telah ada dianggap Cohen tidak mencukupi. Menurutnya perlu dilakukan serangkaian penelitian lagi untuk membuktikannya. Baginya, ini juga merupakan penemuan yang besar karena penelitian tersebut dilakukan di Cina, negara yang sebagian besar masyarakatnya adalah perokok.
Penelitian ini berdasarkan pada pengamatan terhadap 910 orang dewasa selama hampir dua puluh tahun. Pada mulanya 44% dari relawan mengaku tinggal bersama perokok, sementara 53% lainnya mengaku menghisap asap rokok saat mereka berada di tempat kerja.
Setelah beberapa tahu, 249 relawan meninggal dikarenakan penyakit jantung, stroke, kanker paru-paru. Ini dua hingga tiga kali lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah relawan yang hidup pada lingkungan yang bebas asap rokok. (mdk/kun)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berhenti merokok sebelum usia 40 tahun bisa memiliki efek panjang umur sama seperti pada orang yang tidak pernah merokok.
Baca SelengkapnyaSemakin muda usia seseorang mulai merokok, risiko masalah pernapasan di usia muda bisa semakin meningkat.
Baca SelengkapnyaPenelitian baru menunjukkan bahwa minum kopi dapat membantu menghilangkan beberapa efek buruk dari gaya hidup kurang gerak.
Baca SelengkapnyaDalam penelitian ini juga ditemukan, bahwa duduk lebih dari delapan jam sehari berisiko kematian 40 persen lebih tinggi.
Baca SelengkapnyaKandungan zat-zat kimia yang terkandung dalam rokok membuat paru-paru menjadi rusak dan berubah, sehingga kondisinya berbeda dengan paru-paru sehat.
Baca SelengkapnyaIndonesia dapat mengurangi dampak negatif dari masalah merokok sambil tetap memberikan pilihan kepada perokok dewasa.
Baca SelengkapnyaDi Indonesia kasus kanker paru-paru banyak ditemukan pada usia produktif sekitar 40 tahun.
Baca SelengkapnyaKonsumsi kopi bisa menyelamatkan kita dari gaya hidup kurang gerak. Ketahui cara tepat melakukannya.
Baca SelengkapnyaPenyakit kanker paru memiliki dua jenis utama yang bisa dibedakan dari selnya.
Baca SelengkapnyaDi dalam setiap batang rokok tersembunyi koktail kimia yang berbahaya, yang beberapa di antaranya memiliki potensi mematikan.
Baca SelengkapnyaBila di luar negeri rata-rata di usia 60-an terkena kanker paru, di Indonesia banyak pasien kanker tersebut terdiagnosis di 50-an tahun
Baca SelengkapnyaRokok ini terdiri dari campuran tembakau yang telah dicampur dengan buah-buahan, madu, atau sirop untuk memberikan rasa dan aroma yang khas.
Baca Selengkapnya