Penelitian 11 tahun sebut telepon genggam tak sebabkan kanker
Merdeka.com - Selama ini telepon genggam selalu dikaitkan dengan masalah kesehatan karena radiasi yang bisa disebabkannya. Sebuah penelitian bahkan menyebutkan bahwa telepon genggam meningkatkan risiko kanker darah pada anak-anak. Namun penelitian yang dilakukan dalam jangka waktu yang cukup lama mengklaim bahwa telepon genggam tak berkaitan dengan kanker.
Penelitian selama 11 tahun yang dilakukan oleh program The Mobile Telecommunications and Health Research di Inggris mengungkap bahwa mereka tak menemukan bukti yang valid mengenai efek buruk telepon genggam yang bisa menyebabkan kanker, seperti dilansir oleh Daily Mail (14/02).
"Ketika MTHR terbentuk ada banyak kerancuan mengenai risiko kesehatan telepon genggam terhadap kesehatan. Program ini dibuat secara independen untuk menelusuri efek buruk telepon genggam terhadap kesehatan," ungkap Profesor David Cogoon dari MTHR.
-
Bagaimana radiasi bluetooth dapat mempengaruhi risiko kanker? Ada dua jenis radiasi, yaitu non-ionizing dan ionizing. Radiasi non-ionizing memiliki energi yang cukup untuk memindahkan atom, tetapi tidak mampu melepaskan elektron dari atom tersebut. Di sisi lain, radiasi ionizing memiliki kemampuan untuk melakukan kedua hal tersebut.
-
Apa yang ditemukan peneliti? Para peneliti menggambarkan spesies baru dari genus Calotes di Tiongkok selatan dan Vietnam utara.
-
Apa yang dikatakan National Cancer Institute tentang penggunaan bluetooth dan kanker? Namun, National Cancer Institute menyatakan bahwa 'tidak ada bukti ilmiah yang menunjukkan adanya hubungan yang jelas antara penggunaan perangkat nirkabel dan kanker atau penyakit lainnya.'
-
Siapa yang melakukan penelitian tentang dampak ponsel pada sperma? Apakah Ponsel Mempengaruhi Kualitas Sperma? Studi terbaru yang diterbitkan dalam jurnal Fertility and Sterility menunjukkan bahwa penggunaan ponsel yang sering terkait dengan penurunan konsentrasi sperma dan jumlah total sperma.
-
Apa yang menyebabkan kanker? Kanker adalah penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel abnormal yang tidak terkendali di dalam tubuh.
-
Apa yang ditemukan dalam penyelidikan? Media Fars yang berafiliasi dengan Pasukan Garda Revolusi melaporkan, sebuah penyelidikan menyiratkan Haniyeh dihantam rudal dan menyimpulkan Israel terlibat dalam aksi pembunuhan ini.
Topik pilihan: Penyebab kanker | Telepon seluler | Penelitian
Lebih lanjut Cogoon menjelaskan bahwa mereka tak menemukan bukti kuat mengenai risiko kesehatan yang berkaitan dengan gelombang radio pada telepon genggam. Karena penelitian ini, Cogoon berpendapat bahwa masyarakat bisa lebih tenang ketika menggunakan telepon genggam mereka.
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian pada tahun 2011 oleh College London serta penelitian lain di tahun 2012 yang menunjukkan bahwa telepon genggam tak menyebabkan kanker dan tak meningkatkan risiko anak terkena kanker tumor atau penyakit saraf.
Meski begitu, hasil ini masih tetap membuat banyak orang ragu. Hal ini karena pada tahun 2011 organisasi kesehatan dunia, WHO, memperingatkan masyarakat untuk mengurangi penggunaan telepon genggam karena bisa memicu kanker. WHO menyarankan agar orang menggunakan alat hands-free agar tak terkena radiasi telepon genggam.
(mdk/kun)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
enelitian terbaru yang ditinjau oleh WHO menunjukkan tidak ada bukti bahwa radiasi gelombang radio dari ponsel berhubungan dengan risiko kanker otak.
Baca SelengkapnyaSelama ini, penggunaan smartphone kerap dianggap bisa menyebabkan berbagai masalah kesehatan. Penelitian terbaru WHO ungkap dampaknya terhadap otak.
Baca SelengkapnyaKandungan utama yang terdapat produk tembakau alternatif adalah nikotin, yang selama ini dipersepsikan secara keliru sebagai biang keladi penyebab kanker.
Baca SelengkapnyaFaktor ini hanyalah sebagian kecil dari instrumen lain penyebab kualitas sperma pria menurun.
Baca SelengkapnyaBeredar klaim kacamata hitam menyebabkan penggunanya terkena kanker kulit
Baca SelengkapnyaPeraturan tersebut menambahkan dua pasal dari aturan BPOM terdahulu Nomor 31 Tahun 2018, khusus untuk air minum dalam kemasan (AMDK).
Baca SelengkapnyaKajian ilmiah yang komprehensif dan menyeluruh perlu segera dilakukan oleh pemerintah sebagai dasar pembuatan kebijakan.
Baca SelengkapnyaDalam unggahan yang beredar disebutkan bahwa lele mengandung 3.000 sel kanker. Benarkah?
Baca SelengkapnyaPenyakit parkinson adalah penyakit yang identik menyerang orang tua.
Baca SelengkapnyaBeredar klaim penerima vaksin Covid-19 mRNA akan meninggal dalam 3 atau 5 tahun
Baca SelengkapnyaMinum kopi memang menyenangkan, tapi benarkah bisa mempengaruhi kesehatan?
Baca SelengkapnyaNyamuk wolbachia diyakini bisa menekankan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD).
Baca Selengkapnya