Perlukah membuang sikat gigi setelah sakit tenggorokan?
Merdeka.com - Banyak orang yang selalu membuang sikat giginya dan mengganti dengan yang baru ketika salah satu anggota keluarga terkena Faringitis streptokokus (sakit tenggorokan akibat Streptokokus). Namun apakah itu perlu?
Menurut penelitian terbaru yang dilaporkan dalam pertemuan rutin Pediatric Academic Societies di Washington, ternyata sikat gigi tetap boleh disimpan.
Peneliti dari University of Texas Medical Branch tepatnya melakukan uji coba terhadap sikat gigi yang dimiliki anak penderita sakit tenggorokan.
-
Apa yang terjadi jika sikat gigi jarang diganti? Sikat gigi yang sudah digunakan terlalu lama akan menjadi lebih tidak efektif dalam membersihkan gigi dan gusi. Bulu sikat gigi yang sudah aus tidak akan mampu membersihkan sisa makanan dan plak dengan baik, sehingga meningkatkan risiko terjadinya masalah kesehatan mulut seperti karies dan penyakit gusi.
-
Kenapa jarang ganti sikat gigi berbahaya? Sikat gigi yang sudah digunakan terlalu lama akan menjadi lebih tidak efektif dalam membersihkan gigi dan gusi. Bulu sikat gigi yang sudah aus tidak akan mampu membersihkan sisa makanan dan plak dengan baik, sehingga meningkatkan risiko terjadinya masalah kesehatan mulut seperti karies dan penyakit gusi.
-
Kapan harus ganti sikat gigi? Sebagian besar orang mungkin tidak menyadarinya, tapi sikat gigi yang digunakan terlalu lama dapat menjadi tempat berkembang biaknya bakteri dan kuman yang dapat berbahaya bagi kesehatan mulut.
-
Bagaimana merawat sikat gigi? Pertama, pastikan sikat gigi selalu kering setelah digunakan. Setelah menyikat gigi, pastikan untuk menyeka sikat gigi dengan handuk atau tisu kering untuk menghilangkan sisa air di sikat gigi. Hal ini akan mencegah pertumbuhan bakteri yang berkembang dalam kelembapan.
-
Siapa yang berisiko terkena bahaya jarang sikat gigi? Sayangnya, masih banyak orang yang terbawa rasa malas, sehingga kegiatan ini jarang dilakukan dengan baik.
-
Apa manfaat sikat gigi rutin? Kebiasaan menyikat gigi secara rutin memiliki banyak manfaat, termasuk mencegah penumpukan plak dan bakteri yang dapat menyebabkan kerusakan pada gigi.
Pada awalnya, memang ada bukti bahwa bakteri penyebab Faringitis streptokokus bisa tumbuh berkembang pada sikat gigi yang digunakan. Namun bukti tersebut didapat dari percobaan dalam laboratorium, demikian seperti yang dilansir dari The Inquistr (05/05).
Peneliti kemudian melakukan percobaan secara langsung dengan anak-anak yang sesungguhnya. Sebanyak 54 anak-anak terlibat dalam penelitian tersebut.
Hasilnya, ternyata hanya ada satu buah sikat gigi yang ditumbuhi bakteri penyebab Faringitis streptokokus. Selain itu, bakteri tersebut justru berasal dari responden yang tidak menderita Faringitis streptokokus sama sekali.
Dengan kata lain, meskipun anggota keluarga atau anak di rumah baru saja sembuh dari Faringitis streptokokus, penggantian sikat gigi tidak akan memberi pengaruh apapun.
(mdk/riz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sikat gigi adalah salah satu alat paling penting dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut. Namun, banyak orang seringkali lalai dalam mengganti sikat giginya.
Baca SelengkapnyaMenyikat gigi hanya sekali sehari bisa menyebabkan plak menumpuk dan menyebabkan gigi berlubang, penyakit gusi, bahkan risiko kehilangan gigi.
Baca SelengkapnyaBiar tak penasaran, berikut adalah empat bahaya yang bisa mengintai kamu jika jarang menyikat gigi.
Baca SelengkapnyaBeberapa penyebab gigi berlubang yang perlu diwaspadai semua orang.
Baca SelengkapnyaMenyikat gigi lebih dari dua kali sehari bisa memberikan manfaat kesehatan yang tak boleh dikesampingkan.
Baca SelengkapnyaKarang gigi jika dibiarkan dapat menumpuk dan menyebabkan masalah gigi.
Baca SelengkapnyaMenghilangkan karang gigi bisa dilakukan dengan cara mudah dan sederhana di rumah.
Baca SelengkapnyaKondisi ini bisa menjadi tanda bahwa kesehatan mulut seseorang memerlukan perhatian lebih.
Baca Selengkapnya