Pernikahan tak bahagia bikin pria rentan terkena serangan jantung
Merdeka.com - Pernikahan sejatinya bukanlah sebuah akhir bahagia dalam kehidupan. Sebab pernikahan sendiri adalah fase baru dalam hidup yang berarti kamu akan menemui masalah baru, anugerah baru, dan berbagai macam tantangan hidup yang tak pernah kamu dapatkan seperti saat kamu belum menikah. Oleh karena itu kamu butuh pasangan yang bisa mendukung, melengkapi, dan membuatmu menjadi manusia yang lebih baik.
Kehidupan pernikahan sendiri tak selalu manis seperti yang kamu harapkan. Ada pertengkaran yang pasti terjadi, entah itu kecil maupun besar. Dan permasalahan itu bisa saja merusak kebahagiaan pernikahan yang kamu jalankan, termasuk dengan kesehatan tubuh.
Ya, menurut penelitian yang dilansir dari boldsky.com, pernikahan yang tak bahagia mampu membuat pria berisiko tinggi untuk terkena serangan jantung.
-
Apa saja dampak stres berkepanjangan pada jantung? Efek negatif tersebut berupa kerja jantung yang menjadi lebih berat hingga detak jantung menjadi lebih cepat.
-
Apa yang bisa menyebabkan tingkat stres yang tinggi? Tekanan dan tuntutan dalam hidup dapat menyebabkan tingkat stres yang tinggi.
-
Bagaimana stres mempengaruhi kualitas hidup? Asal kamu tahu saja bahwa stres bisa memberikan dampak buruk bagi kualitas hidup secara keseluruhan bila nggak dikelola dengan baik. Bukan hanya mental saja yang akan terpengaruh, tetapi juga fisik serta aspek sosial yang penting.
-
Kenapa stres jangka panjang berbahaya untuk jantung? Stres yang dialami secara terus-menerus dapat memiliki dampak serius pada kesehatan jantung.
-
Bagaimana stress memengaruhi jantung? Tekanan darah akan meningkat seiring dengan berlanjutnya stres. Hal ini terjadi karena pembuluh darah akan menyempit. Dampaknya, risiko terkena masalah jantung, seperti hipertensi, kadar kolesterol yang tinggi, dan serangan jantung akan semakin meningkat.
-
Mengapa stres bisa menyebabkan gangguan irama jantung? Stres dapat mempengaruhi irama jantung melalui mekanisme hormonal. 'Jadi kalau ada gangguan hormonal itu juga bisa menyebabkan gangguan detak jantungnya jadi cepat atau aritmia, salah satu yang memicu kalau stres memicu detang jantung tambahan,' kata dokter yang disapa Gabi ini dalam diskusi kesehatan tentang gangguan irama jantung aritmia beberapa waktu lalu dilansir dari Antara.
Alasannya?
"Pernikahan tak bahagia bisa membuat individu yang menjalaninya jadi stres. Dan stres menjadi salah satu penyebab dari penyakit jantung. Sebab stres akan meningkatkan hormon kortisol pada pria yang bisa meningkatkan kadar kolesterol dan membuat penyakit jantung muncul," terang penelitian ini.
Hal ini juga didukung pada hasil penelitian yang menyebutkan bahwa stres di pernikahan jadi penyebab utama masalah jantung pada pria yang berusia di atas 60 tahun.
(mdk/feb)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Perubahan status seorang pria menjadi ayah bisa meningkatkan risiko masalah jantung pada diri mereka.
Baca SelengkapnyaKondisi cemas dan stres berkepanjangan yang kita alami bisa menjadi pemicu munculnya masalah kesehatan jantung.
Baca SelengkapnyaPernikahan usia belia bisa menimbulkan berbagai dampak kesehatan yang perlu dikenali dan dihindari.
Baca SelengkapnyaSejumlah pekerjaan terutama kondisi bekerja bagi pekerja kantoran bisa tingkatkan risiko penyakit jantung.
Baca SelengkapnyaTanpa kita sadari, kebiasaan-kebiasaan yang kita lakukan justru membawa kita pada risiko serangan jantung yang lebih tinggi.
Baca SelengkapnyaBukan hanya mental saja yang akan terpengaruh, tetapi juga fisik serta aspek sosial yang penting.
Baca SelengkapnyaSebuah penelitian terbaru menemukan adanya hubungan antara biaya pernikahan dan risiko perceraian.
Baca SelengkapnyaKepala BKKBN mengungkap angka perceraian di Indonesia meningkat.
Baca SelengkapnyaTerjadinya pertengkaran antara orangtua bisa sangat mempengaruhi kondisi mental anak.
Baca SelengkapnyaKebiasaan marah dan emosi meledak-ledak yang kita miliki bisa memiliki dampak bagi kesehatan tubuh.
Baca SelengkapnyaTerjadinya pertengkaran orangtua terutama yang ditunjukkan di depan anak bisa sangat berpengaruh terhadap kondisi mental mereka.
Baca Selengkapnya