Pernikahan Usia Dini Bisa Jadi Penyebab Utama Stunting
Merdeka.com - Salah satu masalah serius dalam perkembangan yang masih banyak dialami anak di Indonesia adalah stunting. Untuk mengatasi masalah ini, Kementerian Kesehatan melakukan sederet program demi menekan kasus stunting di berbagai daerah.
Penyebab masalah yang rawan terjadi di Indonesia adalah karena pernikahan usia dini yang masih marak. Usia ayah dan ibu yang masih terlampau muda membuat risiko stunting menjadi meningkat.
Stunting sendiri merupakan masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama. Hal ini mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya. Tak hanya itu, juga berdampak buruk pada aspek kognitifnya.
-
Bagaimana cara Kemenkes mencegah stunting? 'Apabila ditemukan suatu faktor resiko, jadi bisa dilakukan pencegahan,' tutur Laila.
-
Apa tujuan Kemenkes dalam mengatasi stunting? 'Harus ada upaya yang inovatif, perlu memperkuat intervensi yang ada targetnya agar bisa sama-sama menurunkan angka stunting,' ujar Laila Mahmuda di acara Media Gathering yang diselenggarakan oleh Halluu World & Sensitif di Mall of Indonesia (MOI), Kamis (24/08).
-
Apa yang dilakukan Kemenkominfo untuk cegah stunting? Kemenkominfo sejak 2019 telah menggandeng generasi muda untuk turut serta mendukung upaya penurunan prevalensi stunting melalui Kampanye Genbest (Generasi Bersih dan Sehat).
-
Mengapa stunting menjadi masalah serius? Stunting tetap menjadi masalah serius dalam kesehatan anak di Indonesia.
-
Kenapa stunting menjadi masalah penting di Kalimantan Selatan? Gubernur Kalsel menyebut, tingginya prevelansi stunting merupakan momok bagi bangsa.
-
Apa yang Kemenkominfo kampanyekan untuk mencegah stunting? 'Kami mengampanyekan pencegahan stunting lebih dini kepada generasi muda, harapannya dengan mengetahui lebih awal tentang stunting anak yang dilahirkan nanti tidak terkena stunting,' katanya.
Menurut situs resmi WHO, stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan yang dialami anak-anak akibat gizi buruk, infeksi berulang, dan stimulasi psikososial yang tidak memadai. Menurut UNICEF (The United Nations Children's Fund), stunting menandakan gizi buruk kronis selama periode emas tumbuh kembang anak di usia dini.
Menurut Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek, kasus stunting tertinggi di Indonesia terjadi pada 2013.
"Di tahun 2013 angkanya mencapai 37,2 persen. Sekitar 4 dari 10 balita mengalami stunting," tuturnya.
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) memang menunjukan adanya penurunan, yakni 30,8 persen. Namun angka tersebut belum mencapai target yang ditetapkan WHO.
"Sekarang perbandingannya 3:10, sementara WHO minta 2:10. Saya berharap kita tidak ada lagi," ujarnya.
Stunting bukan hanya menyerang fisik anak. Penderita stunting memiliki kemampuan kognitif di bawah rata-rata. Termasuk sangat berisiko terkena penyakit tidak menular (PTM) seperti jantung dan diabetes.
Nila menyebutkan, salah satu faktor penyebab stunting adalah pernikahan usia dini. Yaitu ketika ayah dan ibu menjalani pernikahan di usia yang masih belasan tahun. Belum memiliki cukup ilmu, serta kestabilan emosi dan finansial untuk membesarkan anak
"Stunting banyak ditemukan pada perkawinan usia dini. Fisik dan mental mereka belum cukup untuk menjadi ibu. Pengetahuan mereka mengenai asupan gizi bayi belum luas sehingga risiko stunting jauh lebih besar," ungkap Nila.
Reporter: Annisa Mutiara AshariniSumber: Dream.co.id
(mdk/RWP)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ibu yang hamil di usia terlalu muda belum siap secara fisik dan mental sehingga bayi berisiko stunting.
Baca SelengkapnyaKetika dewasa anak stunting akan mengalami central obes
Baca SelengkapnyaSalah satu faktor penyebab stunting adalah menikah di usia muda atau menikah dini
Baca SelengkapnyaDitegaskan Menkes Budi, penyediaan alat kontrasepsi ini bukan untuk pelajar, namun untuk orang menikah di usia sekolah
Baca Selengkapnyauntuk mencegah stunting perilaku pola asuh orang tua kepada bayi dan balita perlu diperhatikan
Baca SelengkapnyaGenbest Talk di Kabupaten Tanah Datar ini adalah salah satu rangkaian dari kampanye Genbest.
Baca SelengkapnyaSejak 2019 Kemenkominfo telah menggandeng generasi muda untuk turut serta mendukung upaya penurunan prevalensi stunting
Baca SelengkapnyaTerdapat berbagai risiko jika melakukan pernikahan dini.
Baca SelengkapnyaKemenkominfo sejak 2019 telah menggandeng generasi muda untuk turut serta mendukung upaya penurunan prevalensi stunting melalui Kampanye Genbest.
Baca SelengkapnyaSebagian besar penyebab pernikahan dini adalah kasus hamil di luar nikah
Baca SelengkapnyaMereka menikah karena hamil duluan, lalu cerai setelah melahirkan
Baca SelengkapnyaBKKBN menggenjot capaian target di tahun 2024. Salah satunya soal stunting
Baca Selengkapnya