Perokok lebih rentan alami kecemasan dan depresi
Merdeka.com - Banyak perokok yang mengaku mereka bisa merasa lebih tenang dengan mengisap rokok. Namun penelitian justru mengungkap sebaliknya. Sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa perokok justru berisiko mengalami kecemasan dan depresi hingga 70 persen lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang tidak merokok.
Hasil penelitian yang dilakukan pada 6.500 orang berusia di atas 40 tahun ini menunjukkan bahwa tingkat kecemasan dan depresi lebih tinggi pada perokok jangka panjang. Peneliti menemukan bahwa 16,3 persen perokok mengalami depresi, dibandingkan dengan non perokok yang hanya 10 persen.
Meski begitu, peneliti juga menemukan bahwa perokok yang sudah berhenti bisa mengalami penurunan risiko depresi dan kecemasan. Pada mantan perokok, tingkat depresi dan kecemasan hanya sekitar 11,3 persen. Lebih tinggi sedikit dari non-perokok namun masih lebih rendah dibandingkan dengan perokok, seperti dilansir oleh Daily Mail (24/02).
-
Gimana cara rokok menghilangkan stres? Nikotin merangsang pelepasan neurotransmiter seperti dopamin, yang dikenal sebagai 'hormon kebahagiaan'. Dopamin ini dapat menciptakan perasaan senang dan rileks sejenak, membuat perokok merasa bahwa stres mereka telah berkurang.
-
Kenapa banyak orang merokok buat hilangkan stres? Salah satu alasan utama mengapa banyak orang merokok adalah karena mereka percaya bahwa rokok dapat membantu mengatasi stres.
-
Apa yang ditemukan para peneliti tentang rasa syukur dan merokok? Temuan ini memberikan wawasan baru bagi kampanye kesehatan masyarakat yang bertujuan mengurangi perilaku berisiko seperti merokok, minum alkohol, dan penggunaan narkoba.
-
Apa pengaruh rokok pada tubuh? Temuan penelitian menunjukkan bahwa perokok lebih mungkin mengonsumsi makanan yang digoreng dan menambahkan garam serta gula ke dalam makanan mereka. Kebiasaan ini dapat berdampak negatif pada kesehatan jantung, tekanan darah, dan risiko terjadinya penyakit kronis lainnya, memperburuk kondisi kesehatan mereka secara keseluruhan.
-
Bagaimana cara penelitian menentukan pengaruh merokok pada kesehatan? Penelitian ini mengevaluasi 3.430 anak di Swedia utara yang diikuti sejak usia delapan tahun hingga mereka berusia 19 tahun. Kemudian, mereka kembali dievaluasi pada usia 28 tahun melalui kuesioner tahunan.
-
Bagaimana rokok merusak paru-paru? Setiap batang rokok mengandung ribuan zat kimia beracun, termasuk tar dan nikotin, yang dapat merusak jaringan paru-paru secara perlahan namun pasti.
Penelitian ini diketahui sebagai penelitian pertama yang membandingkan tingkat kecemasan dan depresi dari perokok, non perokok, dan mantan perokok yang sudah berhenti lebih dari setahun. Penelitian dilakukan oleh British Heart Foundation dan peneliti dari UCL (University College London).
"Penelitian kami menemukan bahwa mantan perokok memiliki persamaan tingkat kecemasan dan depresi dengan orang yang tak merokok. Berhenti merokok bisa jadi salah satu cara untuk memperbaiki kesehatan fisik dan mental yang bermasalah akibat rokok," ungkap Robert West, ketua peneliti.
Dr Mike Knapton juga mengungkap terdapat kepercayaan bagi banyak perokok bahwa merokok bisa menurunkan kecemasan dan stres. Ini membuat banyak perokok ragu berhenti merokok. Padahal alih-alih membantu meredakan stres, merokok justru meningkatkan rasa cemas dan ketegangan.
"Ketika merokok, rasa tenang dan stres yang menurun hanya efek sementara saja. Ini nantinya akan digantikan dengan rasa kecanduan dan meningkatnya stres di kemudian hari," ungkap Knapton.
Selain itu, penelitian lainnya juga menunjukkan bahwa berhenti merokok bisa efektif untuk mencegah depresi dan kecemasan dibandingkan mengonsumsi obat antidepresan. Jadi, para perokok memiliki satu alasan lagi untuk segera berhenti merokok secepatnya.
(mdk/kun)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Merdeka.com merangkum informasi tentang apakah merokok benar-benar efektif dalam meredakan stres atau justru memperburuknya.
Baca SelengkapnyaBerhenti merokok merupakan sebuah hal yang sulit dilakukan banyak orang dengan mudah. Kondisi ini biasanya disebabkan karena faktor di dalam diri.
Baca SelengkapnyaMenghentikan kebiasaan merokok merupakan langkah krusial untuk mencegah kerusakan lebih lanjut pada paru-paru dan meningkatkan kualitas hidup.
Baca SelengkapnyaRokok ini terdiri dari campuran tembakau yang telah dicampur dengan buah-buahan, madu, atau sirop untuk memberikan rasa dan aroma yang khas.
Baca SelengkapnyaBerhenti merokok dapat memberikan banyak efek kebaikan bagi tubuh.
Baca SelengkapnyaDalam mencoba berhenti merokok ini, kemauan diri yang kuat sangat penting untuk dimiliki.
Baca SelengkapnyaBanyak orang yang menganggap vape lebih aman daripada rokok tembakau. Padahal, kandungannya sendiri dapat memicu penyakit kronis.
Baca SelengkapnyaKandungan zat-zat kimia yang terkandung dalam rokok membuat paru-paru menjadi rusak dan berubah, sehingga kondisinya berbeda dengan paru-paru sehat.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan riset yang dilakukan, harga rokok dan teman sebaya menjadi dua faktor paling berpengaruh bagi anak muda yang merokok.
Baca SelengkapnyaDampak polusi udara tidak hanya terbatas pada kesehatan fisik, tetapi memberikan tekanan besar pada kesehatan mental masyarakat.
Baca SelengkapnyaBertambahnya berat badan seseorang ketika dia berhenti merokok bukanlah mitos belaka. Penelitian mengungkap mengapa hal ini terjadi.
Baca SelengkapnyaVape dapat menyebabkan berbagai dampak kesehatan, mulai dari masalah kesuburan, pernapasan, hingga penyakit kanker.
Baca Selengkapnya