Perpindahan dari Desa ke Kota Bisa Jadi Penyebab Berat Badan Seseorang Bertambah
Merdeka.com - Lingkungan tempat tinggal bisa menjadi faktor yang menyebabkan kenaikan berat badan seseorang serta obesitas. Masalah meningkatnya berat bada serta obesitas ini lebih rentan dialami oleh orang yang tinggal di wilayah perkotaan.
Dalam penelitiannya, dr. Dicky Levenus Tahapary, ahli endokrinologi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo menemukan bahwa orang yang pindah dari desa ke kota memiliki lingkar perut dan berat badan yang terus bertambah.
"Kami meneliti orang-orang yang pindah dari pedesaan ke Jakarta dan membandingkannya dengan orang yang tetap tinggal di daerah pedesaan," kata Dicky di Salemba, Jakarta.
-
Di mana kasus obesitas meningkat? Kondisi obesitas belakangan semakin menunjukkan tanda peningkatan terutama di wilayah penyangga ibu kota seperti Tangerang, Depok, Bogor.
-
Apa penyebab kelebihan berat badan? Kelebihan berat badan sering kali menjadi salah satu faktor yang meningkatkan risiko diabetes.
-
Kenapa banyak orang di wilayah penyangga ibu kota mengalami obesitas? “Ini mungkin dipicu oleh pendapatan yang makin meningkat, terutama angka obesitas ini banyak dari daerah penyangga, yang lebih tinggi dari Jakarta,“ katanya
-
Apa itu obesitas? Obesitas atau kegemukan menjadi penyebab munculnya sejumlah penyakit berbahaya.
-
Apa penyebab lemak di perut? Ada beberapa penyebab menumpuknya lemak di perut yang wajib dikenali lebih lanjut demi menjaga kesehatan tubuh secara menyeluruh.
-
Apa penyakit yang menyebabkan berat badan naik? Sekitar satu dari lima orang dewasa mengalami gangguan tiroid yang tidak aktif, juga dikenal sebagai hipotiroidisme. Meskipun kondisi ini lebih umum pada wanita, pria juga dapat mengalami hipotiroidisme, yang dapat menyebabkan peningkatan berat badan secara mendadak.
Mereka menemukan, setiap satu tahun menetap di Jakarta, lingkar perut seseorang bisa bertambah setengah sentimeter. Tidak hanya itu, indeks massa tubuh masyarakat juga bertambah sebanyak 0,15.
"Artinya faktor lingkungan berperan penting. Gaya hidup berubah, lingkungannya berubah, ada stres dan segala macam," kata Dicky.
Salah satu faktor yang menyebabkan orang lebih rentan terkena obesitas atau penyakit terkait lainnya adalah perubahan kehidupan, serta tidak lepas dari perkembangan teknologi seperti pemesanan makanan secara daring.
"Kalau dulu kita harus sekarang harus makan untuk hidup, sekarang kita hidup untuk makan," tambah Dicky.
Menurutnya, ini sangat berpengaruh dalam pola makan masyarakat.Apabila dahulu masih membutuhkan usaha untuk mencari bahan makanan atau paling tidak datang ke tempat makan, dengan penggunaan ponsel makanan bisa datang dengan sendirinya.
Kondisi inilah yang dirasa menyebabkan adanya ketidakseimbangan antara energi yang dikeluarkan dengan energi yang dimasukkan dalam tubuh.
Dicky mengambil salah satu contoh penelitian di wilayah Flores, Nusa Tenggara Timur. Masyarakat di sana banyak mengonsumsi nasi tetapi tidak ada yang terkena diabetes. Hal ini karena mereka bekerja secara aktif di perkebunan dengan durasi 8 jam per hari.
"Kalau kita di sini terpakai 4 jam, itupun hanya kena macet," kata Dicky.
Oleh karena itu, Dicky menyebut bahwa butuh keseimbangan antara energi yang masuk dan keluar. Ketika seseorang makan dalam jumlah banyak, maka dia juga butuh mengeluarkan energi dalam jumlah yang lebih banyak.
Reporter: Giovani Dio PrasastiSumber: Liputan6.com
(mdk/RWP)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Naiknya berat badan secara mendadak bisa disebabkan oleh sejumlah kendala fisik berikut.
Baca SelengkapnyaSebanyak 20 ribu warga Kota Tangerang, Banten, terdeteksi mengalami masalah kegemukan atau obesitas. Kondisi ini dipengaruhi gaya hidup yang kurang sehat.
Baca SelengkapnyaAhli Nutrisi dan Penyakit Metabolik Anak FKUI Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Klara Yuliarti mengungkapkan ciri-ciri anak mengalami obesitas.
Baca SelengkapnyaAtasi perut buncit dan keras dengan menerapkan gaya hidup sehat. Cara ini efektif untuk mengecilkan perut sekaligus menjaga kesehatan tubuh.
Baca SelengkapnyaMeski tampak sama, sebenarnya terdapat perbedaan yang signifikan antara overweight dan obesitas.
Baca SelengkapnyaKonsumsi nasi bagi masyarakat Indonesia dan Asia merupakan salah satu pemicu tingginya angka diabetes.
Baca SelengkapnyaObesitas juga diderita oleh kalangan muda di sana, dengan rentang usia 20-50 tahun.
Baca SelengkapnyaObesitas adalah kondisi di mana seseorang memiliki berat badan yang berlebihan akibat penumpukan lemak tubuh yang abnormal atau berlebihan.
Baca SelengkapnyaDari lingkar pinggang yang membesar hingga risiko penyakit kronis, obesitas pada anak membawa beban yang berat bagi kesejahteraan anak.
Baca SelengkapnyaMunculnya lemak berlebih di ketiak kita bisa disebabkan karena berbagai hal. Ketahui berbagai cara mengatasinya.
Baca SelengkapnyaKenali tanda-tanda ketidakseimbangan hormon yang bisa memicu berat badan bertambah!
Baca Selengkapnya