Punya Anak Rewel Bisa Buat Bayi Rentan Alami Depresi
Merdeka.com - Memiliki bayi yang rewel tak hanya bisa mempengaruhi kualitas tidur seorang ibu saja. Hal ini bahkan juga disebut dapat meningkatkan risiko depresi yang dimiliki oleh ibu tersebut.
Dilansir dari Health24, sebuah penelitian mengungkap bahwa perilaku rewel ini ketika dipadukan dengan kelahiran prematur dapat mempengaruhi mood seorang ibu baru.
"Kamu menemukan bahwa risiko depresi maternal dibedakan oleh usia kehamilan serta kerewelan bayinya," jelas peneliti, Dr. Prachi Shah dari University of Michigan's C.S. Mott Children's Hospital di Ann Arbor.
-
Kenapa ibu bisa depresi setelah melahirkan? Penurunan hormon setelah melahirkan bisa memengaruhi psikologis seorang ibu hingga menyebabkan depresi pasca persalinan yang dikenal sebagai postpartum blues.
-
Bagaimana perubahan emosi ibu hamil? Perubahan hormon selama kehamilan mungkin menyebabkan fluktuasi emosi yang lebih intens pada wanita . Mereka mungkin mengalami perasaan gembira, cemas, dan sensitivitas emosional yang lebih tinggi dari biasanya.
-
Kenapa depresi bisa muncul setelah melahirkan? Penyebab depresi postpartum yang paling umum adalah perubahan hormon, yaitu ketika hormon estrogen dan progesteron yang tadinya cukup tinggi pada masa kehamilan menurun secara drastis setelah melahirkan.
-
Apa yang menyebabkan baby blues membuat ibu mudah tersinggung? Ibu-ibu baru yang mengalami baby blues sering kali menjadi lebih sensitif dan mudah tersinggung. Situasi yang sebelumnya tidak mengganggu dapat tiba-tiba memicu reaksi emosional.
-
Kenapa stres bisa terjadi pada ibu menyusui? Stres ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti perubahan hormon, kurang tidur, serta tekanan untuk memenuhi kebutuhan bayi.
-
Apa itu Depresi Pasca Melahirkan? Depresi pasca melahirkan (disebut juga PPD) adalah suatu kondisi medis yang dialami banyak wanita setelah melahirkan. Perasaan sedih, cemas (khawatir) dan lelah yang kuat umumnya akan muncul dan berlangsung lama setelah melahirkan.
Untuk penelitian ini, peneliti melihat kondisi dari 8.200 anak lebih di Amerika Serikat dan ibu mereka. Dari penelitian tersebut diketahui bahwa ibu dari orang tua prematur dengan balita rewel (lahir pada minggu ke-24 hingga 31 kehamilan) memiliki kemungkinan dua kali lipat mengalami gejala depresi sedang dibanding orangtua anak prematur yang balitanya mudah ditenangkan.
Walau begitu, terdapat sebuah yang hal cukup mengejutkan mengenai waktu kelahiran dan tingkat kerewelan anak ini.
"Orangtua dari anak rewel yang lahir tepat waktu dan secara normal cenderung lebih mudah mengalami sejumlah kesulitan yang berhubungan dengan depresi maternal dibanding orangtua dari balita rewel yang lahir lebih prematur," ujar Shah.
Di antara ibu yang bayinya lahir antara 32 hungga 36 minggu mengandung dan ibu yang anaknya lahir dalam waktu tepat, terdapat sebuah perbedaan. Mereka yang memiliki bayi rewel cenderung dua kali lipat lebih mudah mengalami gejala depresi dibanding dengan yang memiliki anak tak rewel.
"Hasil temuan ini mendukung bahwa semua ibu yang merawat bayi dengan temperamen lebih sulit mungkin membutuhkan bantuan lebih untuk mengatasi masalah emosional," jelas Shah.
Masalah bayi rewel ini dianggap oleh Shah tidak boleh dianggap sebelah mata. Dia menyebut bahwa membutuhkan perhatian lebih mengenai hal ini.
"Dokter anak dan pihak yang bertanggungjawab harus memperhatikan lebih lanjut pada ibu yang kesulitan untuk menenangkan bayi mereka," ujar Shah.
"Intervensi dini mungkin membantu mengurangi risiko depresi maternal yang mempengaruhi secara negatif hubungan anak dan orangtua yang dapat membahayakan kesehatan baik pada ibu dan anak," tandasnya.
(mdk/RWP)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Baby blues banyak dialami ibu baru. Butuh support dari keluarga terutama pasangan untuk membantu ibu dalam masa transisi menjadi ibu baru.
Baca SelengkapnyaMasalah gangguan kesehatan mental merupakan hal yang perlu diatasi segera terutama ketika terjadi pada ibu hamil.
Baca SelengkapnyaNaftalia membagikan cara selanjutnya dalam mengatasi baby blues setelah melahirkan, melalui teknik relaksasi
Baca SelengkapnyaSebanyak 50-80% ibu melahirkan mengalami baby blues, dibutuhkan support dari keluarga untuk mengurangi dampak baby blues
Baca SelengkapnyaVera menyampaikan, kondisi baby blues maupun depresi pada perempuan selepas melahirkan bisa berdampak buruk pada kesejahteraan ibu maupun bayi.
Baca SelengkapnyaDepresi pasca melahirkan adalah hal yang penting untuk dipelajari dan disadari kemunculannya.
Baca SelengkapnyaDampak membiarkan bayi menangis terlalu lama mungkin memang tidak terlihat langsung, namun bisa menjadi buruk jika kebiasaan ini tidak diperbaiki.
Baca SelengkapnyaKondisi pasca persalinan yang dialami bisa menyebabkan ibu mengalami berbagai macam hal. Kindisi ini termasuk baby blues dan depresi pasca melahirkan.
Baca SelengkapnyaAda beberapa doa dan amalan untuk menenangkan bayi yang rewel pada malam hari.
Baca SelengkapnyaAnak rewel tengah malam bisa dipicu oleh berbagai macam faktor.
Baca SelengkapnyaStres pada anak bukan hanya merupakan masalah kecil yang dapat diabaikan, tetapi merupakan tanda bahwa anak sedang menghadapi tekanan yang signifikan.
Baca SelengkapnyaBayi yang lahir prematur, yaitu di bawah 28 minggu, sering mengalami berbagai masalah, terutama terkait dengan gangguan pernapasan.
Baca Selengkapnya