Putus Penularan Virus Corona, Perilaku 3M dan 3T Wajib Dilakukan Bersamaan

Merdeka.com - Survei IPSOS mencatat, saat ini, 29 persen masyarakat belum paham dengan konsep Testing, Tracing dan Treatment (3T). Sementara, untuk perilaku 3M, sebanyak 99 persen responden mengaku telah paham.
Managing Director IPSOS Indonesia, Soeprapto Tan, mengemukakan data di atas, menyiratkan seolah-olah masyarakat menganggap perilaku 3M dan 3T adalah dua hal yang terpisah. Padahal, kedua hal tersebut diakuinya merupakan satu paket dalam memutus mata rantai penularan Covid-19.
"(Kampanye) 3M di awal-awal sangat kencang sekali dan sampai sekarang kampanyenya. (Jika) 3M tidak jalan, 3T pasti akan lebih parah. Sekarang 3M sudah, saatnya kita mulai ngomongin 3T," jelasnya dalam Dialog Produktif secara daring yang bertema 'Optimisme Masyarakat terhadap 3T (Tracing, Testing, Treatment)' di Media Center Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, ditulis Jumat (13/11).
Tak hanya itu, ketika vaksin Covid-19 nantinya sudah ditemukan dan bisa didistribusikan, dia menyebutkan perilaku 3M dan 3T harus tetap dijalankan. "Kalau misalkan mendapatkan vaksin paling cepat Mei atau Juni (tahun depan), kebiasaan terhadap 3M dan 3T harus tetap kita jalankan sampai benar-benar pemerintah memberikan informasi bahwa Covid-19 sudah tidak ada," jelasnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Penasihat Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menko Marinvest) untuk Peningkatan Testing dan Tracing, Monica Nirmala. Dia mengatakan bahwa semua orang harus mengambil peranan untuk memutus mata rantai penularan virus Corona dengan berpartisipasi melaksanakan 3M dan 3T secara bersamaan.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya