Kasus Pengeroyokan Siswi SMP, Begini Cara Orangtua Bantu Anak Usai Jadi Korban Bully
Merdeka.com - Kasus yang dialami remaja berinisial ABZ (15) di Pontianak menjadi bukti betapa rentannya anak-anak menjadi korban bully. Pada kejadian tersebut, ABZ menjadi korban pengeroyokan yang dilakukan sejumlah siswa SMA.
Usai kejadian pengeroyokan tersebut diketahui publik, dukungan terhadap ABZ mengalir deras dari publik. Kaus perisakan yang dialami oleh Audrey ini menunjukkan bahwa kejadian pengeroyokan terhadap anak seperti ini masih terjadi di Indonesia.
Pada anak korban bully seperti ini, peran orangtua sangat penting untuk menguatkan mental anak menghadapi masalah ini. Pasalnya, jika ketakutan di anak tidak hilang dalam waktu lama, dia bakal kesulitan dalam bersosialisasi di masyarakat atau kembali ke sekolah.
-
Bagaimana anak menjadi pelaku bullying? Anak-anak yang cenderung melakukan bullying sering kali merasa senang atau puas ketika berhasil membuat orang lain merasa tidak nyaman atau takut.
-
Siapa yang menjadi korban bullying? Korban dan pelakunya sendiri berada pada satu lingkungan yang sama.
-
Kenapa anak terlibat dalam bullying? Anak-anak dapat terlibat dalam tindakan bullying karena berbagai alasan, seperti rasa cemburu, kurangnya kepercayaan diri, atau merasa lebih unggul dibandingkan teman-temannya. Selain itu, ada juga kemungkinan bahwa mereka melakukan bullying sebagai bentuk balas dendam terhadap pengalaman buruk yang mereka alami.
-
Kapan anak rentan jadi korban bullying? Di Indonesia, kasus kekerasan terhadap anak terus meningkat, dan banyak di antaranya terjadi di lingkungan sekolah.
-
Siapa yang sering menjadi korban bullying? Dalam perundungan, terdapat unsur ketidakseimbangan kekuatan di mana pelaku merasa lebih kuat sementara korban merasa tidak berdaya.
-
Kenapa anak menjadi pelaku bullying? Mereka yang sering terlibat dalam perilaku ini mungkin memiliki masalah emosional atau sosial yang mendasari tindakan mereka.
Dengan penanganan yang tepat, orangtua bisa membantu agar mental anak kembali pulih dan normal. Dilansir dari Verywell, berikut cara yang bisa dilakukan oleh orangtua untuk memulihkan kembali kesehatan mental anak.
1. Buat Anak Yakin Bahwa Dia Kuat
Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah meyakinkan anak bahwa dia sebenarnya kuat dan tidak seperti apa yang dikatakan orang lain. Buat anak untuk melupakan kejadian tersebut dan yakinkan bahwa dia sebenarnya memiliki kelebihan yang jauh lebih banyak dan potensi yang belum tergali sepenuhnya.
2. Ubah Pola Pikir Anak
Banyak anak yang menjadi korban bully terus memikirkan pengalaman buruk yang mereka alami sehingga mereka terpuruk. Selain itu, banyak juga mereka yang menelan mentah-mentah cacian yang diterima dan menganggapnya merupakan kenyataan yang mereka miliki. Ubah pola pikir tersebut dan buatlah mereka berpikir bahwa hal yang paling penting adalah tujuan dan masa depan mereka.
Langkah ini kadang memang sulit dilakukan sendiri oleh orangtua sehingga anak juga dapat dibantu oleh konselor untuk mengubah pola pikir. Usahakan agar hal-hal negatif yang dipikirkan anak dan muncul akibat perisakan tersebut jadi hilang dan diganti dengan tujuan dan cita-cita positif yang dia miliki.
3. Buat Anak Mampu Menguasai Pikirannya Sendiri
Perasaan tak berdaya dan lemah merupakan sebuah hal umum yang dialami korban bully. Bahayanya, pikiran ini bisa terbawa hingga dewasa kelak dan membuat anak dihantui.
Yakinkan anak untuk berpikir bahwa walaupun perilaku bully yang dia terima tak dapat dihindari, namun dia bisa mengendalikan reaksi yang muncul. Ketika anak mulai bisa menguasai perasaannya, maka emosi dan pemikirannya bakal lebih baik dan positif. Melakukan hal ini juga dapat membantu anak dalam jangka panjang karena dia merasa bisa memegang kontrol sepenuhnya terhadap hidup yang dijalani.
4. Fokus pada Kelemahan Anak
Kenali hal apa yang menjadi kelemahan anak dan bagian mana yang perlu dikembangkan darinya. Lihat hal apa yang kurang, misal pada percaya diri atau keberanian, lalu kemudian tumbuhkan hal itu. Dengan mengetahui dan menyadari kelemahan yang dimiliki anak, maka akan lebih mudah untuk menyingkirkan masalah yang telah dan akan muncul.
5. Bantu Lupakan Sepenuhnya
Tahap penyembuhan paling akhir yang bisa dibantu oleh orangtua adalah dalam membantu anak melupakan trauma yang dialaminya. Hal ini membutuhkan kesabaran dari orangtua untuk membimbing anak secara perlahan dan kadang butuh upaya ekstra seperti pindah rumah, sekolah, atau hal lainnya. Buat anak tidak terikat dengan kejadian buruk yang pernah dia alami di masa lampau.
Lima cara tersebut bisa dilakukan oleh orangtua untuk membantu enak melewati masa-masa sulit usai menjadi korban bully. Kehadiran orangtua ini sangat penting dalam menguatkan kembali mental sang anak dan melupakan masalah yang pernah dialami.
(mdk/RWP)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kasus bullying atau perundungan makin marak dalam sebulan terakhir.
Baca SelengkapnyaViral video bullying anak perempuan yang diduga masih pelajar sekolah menengah pertama (SMP).
Baca SelengkapnyaKorban adalah anak yatim. Dia tinggal bersama neneknya di RT 06 RW 07 Pitara, Pancoran Mas, Depok
Baca SelengkapnyaSaat ini, kepolisian sudah berkoordinasi ke Bapas, Dinas Sosial, juga Perlindungan Perempuan dan Anak dan ke psikolog untuk tahu latar belakang pelaku.
Baca SelengkapnyaKasus perundungan kembali terjadi dan viral di media sosial. Kali ini korbannya siswi sekolah menengah pertama (SMP) di Bojonggede, Kabupaten Bogor.
Baca SelengkapnyaSekolah akan tegas terhadap siswa yang terlibat perundungan dan hukum.
Baca SelengkapnyaSeorang pelajar SMAN 7 Banjarmasin berinisial A (15) nekat menusuk teman sekolahnya berinisial M (15).
Baca SelengkapnyaKeluarga memilih melapor ke polisi setelah menilai pihak sekolah anggap sepele dengan permasalahan ini.
Baca SelengkapnyaPolisi juga sudah memeriksa lima orang saksi dalam kasus tersebut. Meski belum sampai pada tahap penetapan tersangka.
Baca SelengkapnyaSekelompok remaja tmenganiaya dan mencaci bocah di Bandung, Jawa Barat. Videonya viral setelah seorang pelaku mengaku sebagai keponakan seorang jenderal.
Baca SelengkapnyaKorban insial ABF yang masih duduk di bangku kelas satu SMA harus menelan rasa pahitnya menjadi korban perundungan oleh kakak kelasnya sendiri.
Baca SelengkapnyaSeorang remaja perempuan berinisial N (12), warga Ciputat, Tangsel, viral mengalami tindak penganiayaan yang diduga pelaku anak-anak yang tidak dikenali.
Baca Selengkapnya