Risiko bunuh diri bisa dideteksi lewat tes darah
Merdeka.com - Kecenderungan seseorang untuk melakukan bunuh diri biasanya terlihat dari perilakunya. Namun kini peneliti mengembangkan cara baru untuk mendeteksi kecenderungan seseorang melakukan bunuh diri, yaitu melalui tes darah. Peneliti menemukan enzim yang terkait dengan perilaku seseorang untuk menyakiti diri sendiri.
Sebuah enzim bernama SAT1 berkaitan dengan kecenderungan melakukan bunuh diri pada kelompok pasien yang mengalami kelainan bipolar, dan masalah mental. Hal ini biasanya terlihat melalui beberapa perubahan mood yang ekstrem.
Peneliti menemukan bahwa pola enzim dalam darah bisa menunjukkan kecenderungan seseorang untuk melakukan bunuh diri. Mereka mengamati sembilan pasien yang menunjukkan kecenderungan bunuh diri tinggi serta sembilan orang yang pernah melakukan bunuh diri. Keduanya memiliki kesamaan.
-
Bagaimana cara mendeteksi keinginan bunuh diri? Direktur Utama Pusat Kesehatan Jiwa Nasional RS Marzoeki Mahdi Dr. dr. Nova Riyanti Yusuf, Sp.KJ memaparkan bahwa ide mengakhiri hidup bisa terdeteksi pada remaja, menurut hasil studi.
-
Kapan penelitian tentang ide bunuh diri dilakukan? 'Ini adalah disertasi saya tahun 2019 yang mana datanya diambil pada akhir 2019, sebelum pandemi di Jakarta.
-
Siapa yang berisiko tinggi untuk bunuh diri? Sebuah studi menemukan bahwa 38% penderita IED memiliki pikiran untuk bunuh diri (ideasi) dan 17% pernah mencoba bunuh diri. Risiko ini meningkat pada mereka yang dikenal memiliki serangan yang lebih keras dan memiliki lebih dari satu gangguan kesehatan mental.
-
Bagaimana polisi cari motif bunuh diri? 'Kita membutuhkan pemeriksaan scientific, kita butuh pemeriksaan DNA, kita butuh pemeriksaan autopsi psikologi yang kemudian secara komprehensif baru nanti bisa kita simpulkan,' kata Kapolres Metro Jakarta Utara, Kombes Pol Gidion Arif Setyawan dalam keterangannya dikutip Kamis (14/3).
-
Apa dampak melihat perilaku bunuh diri? Lebih lanjut, kejadian ini dapat meningkatkan risiko munculnya gangguan kesehatan mental seperti depresi, gangguan kecemasan, stres pasca trauma, dan bahkan risiko bunuh diri pada diri sendiri.
-
Bagaimana polisi memastikan motif bunuh diri? 'Kami belum menentukan motif yang membuat satu keluarga ini melakukan aksi bunuh diri,' kata Kapolsek Metro Penjaringan Kompol Agus Ady Wijaya di Jakarta, Minggu (10/3) Agus mengatakan, petugas saat ini tengah melakukan penyelidikan dengan memeriksa para saksi seperti petugas keamanan, keluarga korban dan lainnya. Selain itu, pihaknya juga memeriksa identitas kendaraan serta handphone milik korban.'Kita akan coba hubungi orang terdekat dari korban untuk menelusuri motif kejadian ini,' kata dia.
"Banyak orang yang tak menunjukkan keinginan mereka untuk melakukan bunuh diri. Kemudian mereka melakukannya dan tak ada orang yang bisa mengubah atau menolongnya. Kita membutuhkan cara yang lebih baik untuk mengidentifikasinya dan mencegah hal tersebut terjadi," ungkap ketua peneliti Dr Alexander Niculescu dari Indiana University, seperti dilansir oleh Daily Mail (20/08).
Meski begitu peneliti mengakui ada kekurangan dalam temuan ini. Mereka hanya mengamati partisipan berjenis kelamin pria sehingga tak bisa menyimpulkan hal yang sama pada wanita. Selanjutnya peneliti akan melakukan penelitian pada wanita untuk mengetahui adanya perbedaan. (mdk/kun)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebuah penelitian terbaru menemukan bahwa tes darah bisa menjadi cara untuk mengidentifikasi gagal jantung.
Baca SelengkapnyaRelijiusitas yang kita miliki tidak hanya bisa menjadi pencegah berbuat dosa saja namun juga bisa jadi pencegah perilaku bunuh diri.
Baca SelengkapnyaDalam kasus bunuh diri, gangguan kesehatan mental menjadi pemicu utama.
Baca Selengkapnyaide mengakhiri hidup bisa terdeteksi pada remaja, menurut hasil studi
Baca SelengkapnyaDampak polusi udara tidak hanya terbatas pada kesehatan fisik, tetapi memberikan tekanan besar pada kesehatan mental masyarakat.
Baca SelengkapnyaMelihat bunuh diri bisa sebabkan trauma pada diri seseorang, ini sejumlah cara mengatasinya.
Baca SelengkapnyaPenelitian mengungkap bahwa bau kematian dapat memicu perilaku defensif manusia tanpa disadari.
Baca SelengkapnyaDepresi bisa menunjukkan tanda yang berbeda pada pria dan wanita.
Baca SelengkapnyaKesimpulan ini berdasarkan riset yang dilakukan oleh ilmuwan di Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaAdapun metode skrining yang digunakan, melalui kuesioner Patient Health Questionnaire-9 atau PHQ-9.
Baca SelengkapnyaPenelitian menemukan bahwa di tubuh manusia terdapat virus kuno yang tersembunyi di DNA dan bisa menjadi penyebab masalah kesehatan mental.
Baca SelengkapnyaSistem AI yang dibuat peneliti berhasil memproyeksikan peristiwa yang akan terjadi di masa depan manusia, termasuk kematian.
Baca Selengkapnya