Rumpian Beha: Kanker Payudara Bukan Tabu, Semua Berhak Tahu
Merdeka.com - Kanker Payudara Merupakan Kanker Tertinggi ke Dua di Indonesia dan 70% Kasusnya Terdeteksi pada Stadium Lanjut.
Kurangnya pemahaman masyarakat Indonesia akan gejala dan risiko kanker payudara menyebabkan kebanyakan pasien memeriksakan diri saat sudah memasuki stadium lanjut. Pembicaraan seputar kanker payudara masih dianggap tabu dan dihindari oleh sebagian masyarakat Indonesia. Akibatnya, kanker payudara menjadi momok menakutkan yang mengintai.
Jakarta, 18 Desember 2015 – Untuk melawan tabu dalam upaya edukasi mengenai kanker payudara di Indonesia, PT Roche Indonesia mengadakan forum diskusi lintas sektor bertajuk “Kanker Payudara Bukan Tabu, Semua Berhak Tahu” pada hari Jumat, 18 Desember 2015 di ARTOTEL Thamrin. Dalam diskusi ini, hadir sebagai panelis Ketua Komite Penanggulangan Kanker Nasional (KPKN) Prof. Dr. Soehartati Gondhowiardjo, Sp.Rad. K(Onk), Kepala Pusat Promosi Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dr. Eni Gustina, MPH, Wakil Ketua Yayasan Kanker Indonesia DKI Jakarta Dr.(Med) dr. Carmen SY Jahja, Sportmed., Penanggung Jawab Deteksi Dini pada Rumah Sakit Kanker Dharmais dr. Hardina Sabrida, MARS, serta penggiat media sosial Wicaksono, atau lebih dikenal di media sosial dengan nama @ndorokakung. Perwakilan dari kelompok dukungan pasien, organisasi masyarakat, media, serta sektor swasta lain yang aktif berkecimpung dalam upaya penanggulangan kanker payudara di Indonesia juga turut hadir dan menyuarakan pendapat.
-
Apa gejala utama kanker payudara? Benjolan sering kali menjadi salah satu gejala yang dilaporkan oleh pasien kanker payudara. Namun, penting untuk dicatat bahwa keberadaan benjolan tidak selalu berarti adanya kanker payudara.
-
Kanker payudara bisa menyebar ke mana? 'Kanker payudara dapat menyebar melalui aliran darah. Penyebarannya bisa ke berbagai organ, seperti paru-paru, hati, tulang, atau otak.
-
Kenapa kanker payudara berbahaya? Kanker payudara merupakan salah satu jenis kanker yang paling sering dialami wanita selain kanker serviks. Bahkan, kanker ini cukup ganas dan berisiko kematian.
-
Siapa yang berisiko tinggi terkena kanker payudara? LCIS adalah suatu penyakit payudara yang melibatkan pertumbuhan sel yang berlebihan di dalam saluran atau kelenjar susu (lobulus) dalam payudara. Biasanya, kondisi ini tidak menyebabkan benjolan, tetapi seringkali didiagnosis ketika seorang wanita mengalami masalah kesehatan lain yang terkait dengan payudara. Wanita dengan LCIS memiliki risiko 7 hingga 12 kali lebih tinggi untuk mengembangkan kanker payudara invasif di kedua payudara mereka. Oleh karena itu, penting untuk melakukan pemeriksaan diri dan mengikuti prosedur medis yang tepat untuk mengatasi kondisi ini.
-
Bagaimana cara mengetahui kanker payudara? Perempuan perlu mengenali kondisi payudara mereka melalui SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri) agar bisa segera menyadari jika ada perubahan.
-
Kenapa kasus kanker di Indonesia meningkat? Meningkatnya Jumlah Kanker di Indonesia Terjadi Akibat Gaya Hidup Kebaratan Menurut Yayasan Kanker Indonesia (YKI), penerapan gaya hidup yang tidak sehat dan cenderung mengikuti negara barat menjadi penyebab meningkatnya kasus kanker.
Berdasarkan rekam medis Rumah Sakit Kanker Dharmais, hampir 85% pasien kanker payudara datang ke rumah sakit dalam kondisi stadium lanjut1. Sementara Ketua Yayasan Kanker Payudara Indonesia Linda Gumelar menyebut estimasi 70% pasien datang berkonsultasi ke dokter pada stadium lanjut. Meski belum dapat digeneralisasi secara nasional, angka-angka ini memberi gambaran mengenai tingginya insiden kanker payudara pada stadium lanjut di Indonesia. Rendahnya pemahaman masyarakat akan kanker payudara yang dipicu oleh anggapan tabu masyarakat terhadap edukasi kanker payudara adalah salah satu penyebabnya. Padahal, deteksi dini adalah kunci penanganan kanker payudara agar peluang keberhasilan terapi dan kemungkinan bertahan hidup dapat meningkat. Sekitar 93-100% pasien kanker payudara yang terdeteksi pada stadium I dan II dan mendapat terapi tepat sesuai standar medis dapat bertahan hidup setidaknya selama lima tahun.
Untuk melawan tabu kanker payudara, PT Roche Indonesia memperkenalkan “Rumpian Beha”(bit.ly/RumpianBeha), video edukasi mengenai kanker payudara yang disajikan dengan pendekatan yang segar. Fakta-fakta mengenai kanker payudara serta langkah-langkah melakukan perikSA payuDAra sendiRI (SADARI) disampaikan secara rinci dan jelas dengan menggunakan animasi yang menarik dan bahasa yang mudah dimengerti, sehingga masyarakat awam mudah memahami dan mampu melakukan SADARI dengan benar.
Ilustrasi forum diskusi kanker payudara ©2015 Merdeka.com
Lucia Erniawati, Head of Corporate Affairs and Access PT Roche Indonesia, menyampaikan bahwa “Rumpian Beha” merupakan salah satu wujud komitmen Roche Indonesia dalam mengedukasi masyarakat akan pentingnya deteksi dini dalam penanggulangan kanker payudara di Indonesia.“Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang kesehatan, kami konsisten berkomunikasi dan bekerja sama dengan pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya untuk melakukan edukasi kepada masyarakat luas. Selain menjadi inisiator ‘Rumpian Beha’, kami juga bekerja sama dengan rekanan dalam mendistribusikan 12.000 buah booklet SADARI dan 25.000 buah poster lipat langkah-langkah SADARI, dan memutar ‘Rumpian Beha’ di lebih dari 500 toko, klub, serta gerai rekanan di seluruh Indonesia,” ujar Lucia. Diluncurkan dalam kerangka kampanye “Mari SADARI” yang bernaung di bawah payung besar kampanye “Kalahkan Kanker”, video “Rumpian Beha” juga telah diputar dalam seminar-seminar awam dan acara-acara lain yang dilakukan Kemenkes RI, kelompok dukungan pasien, organisasi masyarakat, dan sektor swasta lainnya, serta dapat diakses pada situs daring www.KalahkanKanker.com.
Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) 2012, diperkirakan terdapat 14 juta kasus kanker baru yang muncul dan 8,2 juta kematian karena kanker di seluruh dunia. Data Riset Kesehatan Indonesia (Riskesdas) 2013 mencatat prevalensi kanker di Indonesia sebesar 1,4 per mil, atau sekitar 330.000 orang. Kanker tertinggi ke dua di Indonesia adalah kanker payudara. Berdasarkan data Globocan 2012, insiden kanker payudara sebesar 40 per 100.000 perempuan. Jumlah ini diperkirakan akan semakin meningkat seiring dengan perubahan pola hidup penduduk Indonesia. (mdk/SRA)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) per 2020 menunjukkan bahwa angka kematian akibat kanker payudara mencapai 685.000 orang.
Baca SelengkapnyaDr Kemala menyatakan, bahwa sebagian besar pasien penderita kanker datang ke rumah sakit sudah stadium lanjut dan itu tentu menjadi masalah.
Baca SelengkapnyaMenurut data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, dari sekitar 200 jenis kanker yang ada
Baca SelengkapnyaHuman papillomavirus (HPV) adalah infeksi menular seksual umum yang dapat menyerang kulit, area genital, dan tenggorokan.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan data Globocan 2021, terdapat 36.633 kasus kanker serviks di Indonesia dengan angka kematian yang terus meningkat.
Baca SelengkapnyaKegiatan ini merupakan bagian dari upaya Kementerian Kesehatan RI memulai perluasan cakupan imunisasi HPV skala nasional untuk mencegah kanker serviks.
Baca SelengkapnyaBanyak pasien kanker anak baru mengetahui kondisi kesehatannya setelah memasuki stadium lanjut.
Baca SelengkapnyaCiri-ciri kanker payudara stadium awal biasanya tak disadari para pengidapnya. Padahal dengan mengetahuinya, kita bisa mencegah lebih dini penyebaran sel kanker
Baca SelengkapnyaLebih dari 350 juta orang di seluruh dunia menderita hepatitis
Baca SelengkapnyaDi Indonesia kasus kanker paru-paru banyak ditemukan pada usia produktif sekitar 40 tahun.
Baca SelengkapnyaKualitasnya diklaim setara dan bahkan melampaui fasilitas serupa yang tersedia di berbagai rumah sakit di Amerika Serikat atau Eropa Barat.
Baca SelengkapnyaBagi pasien kanker payudara, dukungan orang terdekat merupakan hal penting untuk pemulihannya.
Baca Selengkapnya