Saat didiagnosis mandul, ini yang harus dilakukan wanita

Merdeka.com - Bagi wanita, mengetahui bahwa mereka memiliki kesulitan untuk hamil ternyata memberi dampak tertentu, tergantung pada kelas sosial mereka, demikian menurut penelitian terbaru.

Peneliti dari University of Delaware tepatnya menyebutkan kalau kelas sosial cukup memengaruhi sikap wanita untuk mengambil keputusan dan tindakan ketika didiagnosis mandul.

"Semua wanita pasti stres, tetapi hal yang dilakukan selanjutnya cukup berbeda antara satu wanita dengan yang lain," tutur peneliti Ann V Bell, seperti yang dikutip dari Live Science.

Sebanyak 58 wanita mandul terlibat dalam penelitian tersebut. Mereka berasal dari berbagai latar belakang kelas sosial yang berbeda.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan, peneliti menemukan kalau wanita dengan status sosial tinggi cenderung mengambil langkah cepat untuk mengatasi masalahnya. Mereka juga berusaha berbagai cara agar bisa hamil.

"Bedanya, wanita dari kelas sosial rendah berkutat pada penyebab kenapa mereka mandul. Seolah kemandulan itu adalah salah mereka sendiri," papar Bell.

Selama ini, banyak wanita percaya kalau mandul adalah masalah yang selalu dihadapi oleh keluarga dengan status sosial tinggi. Jadi ketika didiagnosis kondisi tersebut, wanita dari kelas sosial rendah merasa ada yang salah dengan dirinya.

"Padahal faktanya wanita dengan kelas sosial rendah sedikit lebih tinggi mengalami masalah ketidaksuburan," tambah Bell.

Bukan cuma itu, karena berasal dari kelas sosial rendah, wanita yang mandul pun kebanyakan tidak berusaha melakukan pengobatan dan cenderung pasrah.

Kabar baiknya, wanita dari kelas sosial rendah lebih mudah merelakan fakta bahwa dirinya mandul. Sementara wanita dari kelas sosial tinggi rentan terkena stres, terutama jika perawatan ketidaksuburan yang dilakukan gagal.

Lantas apa yang harus dilakukan ketika wanita didiagnosis mandul?

Menurut Bell, para medis perlu mendukung sepenuhnya keputusan pasien, terlepas dari status sosialnya. Sebab status sosial tersebut bisa membantu para medis untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi pasien.

Hasil penelitian kemudian dilaporkan dalam pertemuan rutin American Sociology Association di New York.

Baca juga: (mdk/riz)