Sering meluapkan amarah picu serangan jantung
Merdeka.com - Memendam emosi dan kemarahan tanpa mengungkapkannya memang tak baik untuk tubuh dan pikiran. Namun sebuah penelitian menunjukkan bahwa meluapkan amarah secara berlebihan juga bisa merusak tubuh, terutama jantung.
Penelitian yang dilakukan pada ribuan pasien serangan jantung diketahui mengalami serangan jantung sekitar dua jam setelah merasakan kemarahan atau meluapkan amarah mereka, dibandingkan dengan waktu-waktu lain dalam setahun.
"Terdapat risiko tinggi mengalami serangan jantung setelah seseorang meluapkan amarah dengan berlebihan," ungkap peneliti Elizabeth Mostofsky dari Cardiovascular Epidemiology Research Unit di Harvard Medical School, Boston.
-
Bagaimana marah bisa merusak jantung? Kemarahan dapat meningkatkan tekanan darah dan denyut jantung Anda, yang dapat meningkatkan risiko hipertensi kronis. Selain itu, hormon stres yang dilepaskan selama kemarahan dapat memengaruhi kadar gula darah dan kadar asam lemak dalam darah, yang dapat merusak pembuluh darah dan menyebabkan penyakit jantung, serangan jantung, stroke, dan diabetes tipe 2.
-
Mengapa marah bisa buruk untuk kesehatan? Ketika Anda merasa kemarahan terus menerus, tubuh bersiap untuk melakukan pertarungan dan menimbulkan reaksi sistem saraf simpatis. Sistem ini menghasilkan hormon seperti adrenalin dan kortisol yang memicu berbagai efek fisik seperti peningkatan detak jantung, pernapasan cepat, dan otot-otot yang tegang. Sementara itu, fungsi-fungsi tubuh yang tidak dianggap esensial untuk kelangsungan hidup, seperti sistem pencernaan, melambat secara signifikan.
-
Apa dampak marah terhadap kesehatan? Reaksi marah dapat meningkatkan risiko gangguan kesehatan jantung, memperlemah sistem kekebalan tubuh, hingga berisiko menyebabkan stroke. Amarah yang sering muncul juga memicu kecemasan dan depresi, serta bahkan memperpendek harapan hidup.
-
Bagaimana menahan kentut bisa sebabkan sakit jantung? Meskipun hubungan langsung antara menahan kentut dan sakit jantung masih belum banyak diteliti, ada beberapa spekulasi bahwa stres pada tubuh akibat menahan gas dapat memberikan dampak buruk pada jantung. Menurut American Journal of Gastroenterology, menahan kentut dapat memicu peningkatan tekanan darah dan detak jantung pada beberapa individu.
-
Apa penyebab utama kemarahan yang berlebihan? Dilansir dari Real Simpel, Jenny Yip, seorang psikolog klinis, menjelaskan bahwa kebanyakan kemarahan berasal dari perasaan kehilangan kendali. Perasaan terjebak dan tanpa solusi sering kali memicu kemarahan yang berlebihan.
-
Apa pengaruh marah pada tubuh? Peningkatan risiko penyakit jantung, stroke, dan melemahnya sistem kekebalan tubuh adalah beberapa pengaruh marah pada tubuh.
Semakin besar kemarahan yang ditunjukan, termasuk dengan melemparkan barang, menyakiti orang lain, maka semakin tinggi pula risiko untuk mengalami serangan jantung. Kemarahan yang besar bisa meningkatkan risiko serangan jantung hingga empat kali lipat, sementara kemarahan yang sedang bisa meningkatkan risiko serangan jantung hingga dua kali lipat.
"Konsistensi kemarahan dengan peningkatan amarah bisa meningkatkan risiko serangan jantung, tak hanya kemarahan saja," tambah Mostofsky seperti dilansir oleh Vitals (14/05).
Data yang didapatkan peneliti didapatkan dari 3.886 pasien yang diteliti mulai tahun 1989 sampai 1996. Partisipan ditanyai mengenai diet, gaya hidup, kebiasaan olahraga, pengobatan, serta situasi ketika mereka mengalami serangan jantung.
Peneliti menemukan bahwa masing-masing intensitas kemarahan memiliki risikonya sendiri. Misalkan kemarahan sedang yang bisa ditandai dengan meningginya nada suara membuat seseorang berisiko 1,7 kali lebih tinggi terkena serangan jantung. Sementara kemarahan yang membuat seseorang sampai mengepalkan tangan, menggeretakkan gigi, dan mempengaruhi tubuhnya bisa memiliki risiko 2,3 kali untuk terkena serangan jantung.
Yang paling parah adalah kemarahan yang berlebihan seperti kehilangan kontrol, melemparkan barang-barang, menyakiti diri sendiri atau menyakiti orang lain. Kemarahan yang berlebihan ini bisa meningkatkan risiko serangan jantung hingga 4,5 kali. Mengetahui penelitian ini, sebaiknya Anda berhati-hati sebelum mulai meluapkan amarah Anda. (mdk/kun)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kebiasaan marah dan emosi meledak-ledak yang kita miliki bisa memiliki dampak bagi kesehatan tubuh.
Baca SelengkapnyaMeski marah adalah reaksi alami, jika tidak dikelola dengan baik, emosi ini dapat berdampak negatif pada kesehatan tubuh dan mental kita.
Baca SelengkapnyaKondisi cemas dan stres berkepanjangan yang kita alami bisa menjadi pemicu munculnya masalah kesehatan jantung.
Baca SelengkapnyaPada saat seseorang sedang marah, terjadi sejumlah perubahan yang bisa dialami oleh tubuh.
Baca SelengkapnyaTanpa kita sadari, kebiasaan-kebiasaan yang kita lakukan justru membawa kita pada risiko serangan jantung yang lebih tinggi.
Baca SelengkapnyaDibanding melepaskan amarah hingga meledak, ketahui cara yang tepat dalam melepaskan dan meredakan amarah.
Baca SelengkapnyaSejumlah kebiasaan kita sehari-hari seperti konsumsi kafein dan stres yang tak terobati bisa jadi penyebab masalah gangguan irama jantung.
Baca SelengkapnyaSeseorang yang meluapkan kemarahannya ternyata bisa merasa bahagia, kenapa bisa begitu?
Baca SelengkapnyaKetahui fakta orang yang mudah tertawa berikut ini, ternyata ada alasan di baliknya.
Baca SelengkapnyaAmarah yang kita miliki bisa disalurkan secara positif tanpa harus meledak dan disalurkan melalui perilaku negatif.
Baca SelengkapnyaMeskipun olahraga bisa meningkatkan kesehatan kardiovaskular, tanpa pendekatan yang tepat, aktivitas fisik yang intens bisa memicu bagi serangan jantung.
Baca Selengkapnya