Stres mampu ciptakan efek buruk sama seperti kebanyakan makan junk food
Merdeka.com - Ketika kamu mengonsumsi terlalu banyak junk food atau makanan tidak sehat, tentu kamu pasti tahu bahwa kebiasaan ini bisa menurunkan kesehatan secara perlahan dan mendatangkan banyak penyakit. Mulai dari naiknya tingkat lemak dalam darah, diabetes, kegemukan, gangguan organ vital, hingga menjadi penyebab kanker.
Nah, efek yang sama berlaku pula ketika kamu dilanda stres yang tak kunjung usai. Menurut penelitian yang dilansir dari boldsky.com, stres yang tak ditangani dengan baik bisa mempengaruhi mikroba usus yang kemudian menyebabkan kerusakan pada tubuh.
"Stres cenderung membuat orang jadi doyan mengonsumsi makanan tinggi lemak, tinggi kalori, atau yang mengandung banyak zat pengawet lainnya sebagai akibat dari terganggunya mikroba usus tadi," ungkap Laura Bridgewater, professor di Brigham Young University, Amerika Serikat.
-
Kenapa stres mempengaruhi usus? Stres memiliki dampak yang signifikan pada kondisi pencernaan seseorang melalui sejumlah mekanisme yang kompleks. Ketika seseorang mengalami stres, sistem saraf otonom teraktivasi dan menghasilkan respons “fight-or-flight“. Hormon-hormon seperti sitokin inflamasi, neurotransmiter, dan kinin berinteraksi antara otak dan area lokal usus yang disebut pleksus mienterik.
-
Apa efek buruk stres pada pencernaan? Stres kronis dapat memperlambat pencernaan karena tubuh masuk ke dalam mode 'fight-or-flight', yang memprioritaskan fungsi tubuh untuk menghadapi ancaman, bukan untuk mencerna makanan.
-
Bagaimana stres mempengaruhi sistem pencernaan? Ketika seseorang mengalami stres, tubuhnya menghasilkan berbagai hormon dan senyawa kimia yang dapat memengaruhi sistem pencernaan. Reaksi ini disebut sebagai respons 'fight or flight,' yang dapat mengubah cara tubuh memproses makanan dan mengatur fungsi organ.
-
Apa saja yang berubah karena stres pada pencernaan? Stres dapat memiliki dampak yang signifikan pada sistem pencernaan seseorang. Beberapa dampak stres pada pencernaan termasuk: Gangguan Fungsi Usus Stres dapat mempengaruhi fungsi usus dan memicu perubahan dalam pola buang air besar. Beberapa orang mungkin mengalami sembelit, sementara yang lain mungkin mengalami diare atau gangguan pencernaan lainnya. Stres juga dapat memperburuk kondisi medis seperti sindrom iritasi usus (irritable bowel syndrome, IBS) atau penyakit inflamasi usus. Produksi Asam Lambung yang Berlebihan Perubahan Pola Makan Perubahan Motilitas Usus Pengaruh pada Mikrobiota Usus Stres dapat memengaruhi keseimbangan mikrobiota usus, yaitu populasi bakteri yang hidup di usus. Perubahan mikrobiota usus dapat berdampak pada kesehatan pencernaan dan dapat terkait dengan gangguan seperti sindrom iritasi usus dan peradangan usus. Perubahan Produksi dan Pengeluaran Enzim Pencernaan Menyebabkan Diare Stres dapat mempengaruhi aktivitas usus dan meningkatkan kontraksi otot usus, yang dapat mengakibatkan pergerakan makanan melalui saluran pencernaan yang lebih cepat dari biasanya. Ini dapat menyebabkan tinja menjadi lebih cair dan menyebabkan diare.
-
Bagaimana stres memengaruhi pergerakan makanan? Ketika Anda mengalami stres, tubuh Anda bersiap untuk masuk ke mode fight-or-flight. “Untuk melakukan hal itu, tubuh memperlambat segala hal yang terjadi selama proses pencernaan. Pencernaan menjadi kurang diutamakan dan sumber daya dialihkan untuk mempersiapkan Anda untuk bereaksi.“ Hal ini mengakibatkan perubahan dalam fungsi pencernaan, termasuk perubahan dalam peristaltik usus dan kontraksi otot usus.
-
Bagaimana stres mempengaruhi rasa makanan? Para peneliti kini menemukan bahwa stres juga dapat mengubah persepsi rasa seseorang terhadap makanan, yang pada akhirnya dapat menyebabkan makan berlebihan.
"Saat kamu merasa bahwa konsumsi makanan tinggi nutrisi ini bisa menurunkan stres, maka kamu salah besar. Sebab makanan dengan jenis ini justru akan meningkatkan kecemasan."
Penelitian yang menggunakan tikus sebagai bahan percobaan ini juga menunjukkan bahwa tikus wanita ternyata lebih rentan stres daripada tikus jantan. Hal ini terjadi karena perbedaan hormonal dan bagaimana pria atau wanita dalam merespon stres yang mereka hadapi berdasarkan perbedaan mikroba usus dalam tubuh.
Lalu, bagaimana cara paling mudah untuk menanggulangi stres? Kuncinya ada pada 3 hal sederhana yaitu selalu konsumsi makanan sehat, olahraga hingga berkeringat, dan tidur dengan cukup.
(mdk/feb)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sejumlah hormon saat stres dapat mempengaruhi produksi asam lambung, motilitas usus, dan keseimbangan mikrobiota usus.
Baca SelengkapnyaDengan menggantikan junk food dengan makanan yang lebih sehat, Anda dapat meningkatkan kualitas hidup dan mengurangi risiko penyakit kronis.
Baca SelengkapnyaSakit perut karena stres merupakan kondisi umum yang dialami banyak orang ketika menghadapi tekanan mental atau emosional.
Baca SelengkapnyaTerjadinya stress eating ini bisa sangat susah untuk diatasi dan dihentikan karena sejumlah alasan.
Baca SelengkapnyaPerut buncit tidak selalu karena makanan. Kebiasaan sehari-hari juga bisa berkonribusi terhadap masalah ini.
Baca SelengkapnyaMakanan yang kita konsumsi memiliki dampak signifikan pada fungsi dan keseimbangan usus, organ yang memiliki peran penting dalam proses pencernaan.
Baca SelengkapnyaGaya hidup modern yang serba cepat dan tergesa-gesa bisa timbulkan dampak kesehatan terutama pada lambung seseorang.
Baca SelengkapnyaMenjaga pola makan adalah salah satu cara menjaga kesehatan tubuh. Salah satunya dengan tidak makan berlebihan karena dapat memicu banyak masalah pada tubuh.
Baca SelengkapnyaDi balik rasa manis yang menggugah selera, tersembunyi dampak yang jauh lebih pahit bagi kesehatan mental kita.
Baca SelengkapnyaPada saat kita mengonsumsi terlalu banyak gula, terdapat sejumlah hal yang terjadi pada tubuh.
Baca SelengkapnyaBukan hanya mental saja yang akan terpengaruh, tetapi juga fisik serta aspek sosial yang penting.
Baca Selengkapnya