Stunting dan Sejumlah Faktor Penyebab Terjadinya Gangguan Jiwa
Merdeka.com - Gangguan jiwa merupakan salah satu masalah mental yang rentan dialami oleh siapa saja. Terdapat sejumlah faktor yang bisa menyebabkan terjadinya gangguan jiwa ini termasuk karena stunting.
Deputi Bidang Tumbuh Kembang Anak Kemen PPPA Dra. Lenny Nurhayanti Rosalin, M.Sc menyebutkan beberapa faktor yang dapat menyebabkan gangguan jiwa baik pada orangtua maupun anak.
"Faktor gangguan jiwa berdasarkan jenis stressor psikososial setidaknya ada sembilan," katanya.
-
Kenapa gangguan mental emosional pada anak meningkat? Ia mengakui, jumlah anak-anak zaman sekarang yang mengalami gangguan mental emosional jauh lebih banyak dibandingkan zaman dulu, sehingga peran keluarga menjadi sangat penting untuk membantu pencegahannya.
-
Kenapa anak bisa mengalami keterbelakangan mental? Penyakit ini dapat menyebabkan seorang anak belajar dan berkembang lebih lambat dibandingkan anak lain seusianya. Mereka membutuhkan waktu lebih lama untuk belajar berbicara, berjalan, berpakaian, atau makan tanpa bantuan, dan biasanya akan mengalami kesulitan saat belajar di sekolah.
-
Apa saja tanda gangguan kesehatan mental pada anak? Jika kesehatan mental anak terganggu, emosinya menjadi tidak stabil, sering merasa lelah, jenuh, pusing, dan tidak mampu bersosialisasi dengan baik.
-
Siapa yang bisa menyebabkan anak stres? Intimidasi dari teman, guru, atau orang dewasa lainnya dapat membuat anak-anak merasa stres.
-
Apa saja yang mempengaruhi kesehatan mental anak muda? Beragam faktor bisa menjadi pemicunya. Mulai dari pengaruh kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, persoalan sosial, ekonomi, hingga budaya.
-
Kenapa broken home bisa berdampak pada kesehatan mental anak? Mereka mungkin mengalami kesulitan dalam memahami dan mengatasi perasaan mereka tentang perceraian orang tua.Mereka juga mungkin mengalami rasa kehilangan, ketidakamanan, dan kebingungan tentang kedua orang tua mereka.
Sembilan stressor itu antara lain perkawinan, problem keluarga, keuangan, hubungan interpersonal, pekerjaan, lingkungan hidup, perkembangan, penyakit atau cedera fisik, dan hukum.
Stressor psikososial sendiri adalah setiap keadaan atau peristiwa yang menyebabkan perubahan dalam kehidupan seseorang sehingga orang itu terpaksa menlakukan penyesuaian diri atau adaptasi untuk mengurangi tekanan mental yang timbul.
“Penyebabnya pasti banyak, tapi kira-kira yang pertama perkawinan. Ini kan anak punya anak masih anak-anak, gak siap secara mental, sosial, psikososial, psikisnya semuanya gak siap,” kata Lenny dalam webinar Kemen PPPA beberapa waktu lalu.
Faktor Masalah Keluarga
Faktor problem atau masalah keluarga juga bisa memicu stres pada anak. Misal, jika orangtua bertengkar di depan anaknya.
“Faktor lainnya pekerjaan, nah ini di masa pandemi kita harus prihatin karena banyak yang di-PHK atau dirumahkan. Faktor lingkungan hidup, mungkin tinggal di daerah yang penuh dengan tekanan yang stressornya tinggi,” terangnya.
Lenny menambahkan, faktor penyakit juga menjadi salah satu penyebab gangguan jiwa apalagi penyakit yang tidak kunjung sembuh dan akut. Selain itu, masalah hukum, misalnya seorang ayah yang terjerat masalah hukum yang kemudian berdampak pada anak dan istrinya.
Dikaitkan Dengan Stunting
Kesehatan jiwa juga berkaitan dengan stunting di mana jika jiwa seseorang terganggu maka pola asuh terhadap anaknya pun tidak akan baik dan maksimal.
“Responden dengan kebiasaan pengasuhan yang kurang baik terhadap balita sebagian besar memiliki balita stunting yaitu sebesar 64.7 persen. Hubungan yang erat, mesra dan selaras antara orangtua dan anak merupakan syarat mutlak untuk menjamin tumbuh kembang yang selaras, baik fisik, mental maupun psikososial,” jelasnya.
Orangtua yang memiliki gangguan jiwa tidak akan fokus pada kepentingan anaknya. Seperti memberi asupan yang bergizi, atau jika memberikan pun tidak sesuai dengan anjuran. Dengan demikian, anak akan tumbuh dengan tidak selaras, misal ukuran tubuh tidak sesuai dengan usianya.
“Tinggi rendahnya tingkat pengetahuan anak 51 persen ditentukan oleh konsentrasi belajarnya, sedangkan 18 persennya ditentukan oleh status gizi pendek. Anak dengan kondisi stunting membutuhkan pendampingan lebih intens dalam proses belajar, maka pola asuh yang penuh dengan rasa kasih sayang sangat dibutuhkan,” terang Lenny.
Ketika orangtua mengalami gangguan jiwa, kasih sayang akan sulit tersampaikan pada anak. Hal ini selanjutnya bisa memengaruhi tumbuh kembang anak.
Reporter: Ade Nasihudin Al AnsoriSumber: Liputan6.com
(mdk/RWP)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Para orang tua sangat penting untuk mengetahui ciri-ciri stunting pada anak dan cara mencegahnya sebelum terlambat.
Baca SelengkapnyaStunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kurangnya asupan makanan yang bergizi dan infeksi kronis pada periode pertumbuhan mereka.
Baca SelengkapnyaStunting tetap bisa terjadi pada anak yang berasal dari keluarga menengah ke atas.
Baca SelengkapnyaKondisi stres yang dialami oleh anak dan remaja cenderung disebabkan oleh sejumlah hal yang perlu diektahui orangtua.
Baca SelengkapnyaPola asuh menjadi salah satu faktor penting yang memengaruhi tumbuh kembang anak
Baca SelengkapnyaPenting untuk mengetahui ciri ketika seorang anak menjadi korban perundungan dan cara bagi orangtua untuk melindunginya.
Baca SelengkapnyaStres pada anak bukan hanya merupakan masalah kecil yang dapat diabaikan, tetapi merupakan tanda bahwa anak sedang menghadapi tekanan yang signifikan.
Baca SelengkapnyaKetika dewasa anak stunting akan mengalami central obes
Baca SelengkapnyaImran menyampaikan hal ini merespons maraknya kasus penyiksaan terhadap balita.
Baca SelengkapnyaStunting rupanya tak hanya dialami anak dari keluarga miskin, tapi juga orang kaya.
Baca SelengkapnyaDengan memahami penyebab stres dan cara mengatasinya, orang tua dan pendidik dapat membantu anak-anak mereka menghadapi tantangan dengan lebih baik.
Baca SelengkapnyaTak hanya dari keluarga miskin, anak dari keluarga orang kaya juga bisa kena stunting.
Baca Selengkapnya