Sudah tahu? Ini bedanya diabetes tipe 1 dan tipe 2
Merdeka.com - Banyak orang membuat asumsi terkait dengan diabetes dan bahkan terkadang itu terlihat sangat masuk akal. Kebingungan yang paling sering muncul terkait dengan dua jenis diabetes, yaitu diabetes tipe 1 dan 2. Banyak orang berpikir bahwa kedua jenis diabetes itu mirip. Faktanya, kedua jenis diabetes ini memiliki perbedaan yang menonjol.
Meskipun secara mendasar, keduanya memang berkaitan dengan kadar insulin dalam tubuh. Untuk lebih memahami tentang perbedaan kedua jenis diabetes tersebut, melansir dari prevention.com berikut ini merupakan empat hal yang membedakan diabetes tipe 1 dan tipe 2.
Diabetes tipe 1 adalah penyakit autoimmun
-
Apa itu diabetes? Diabetes adalah penyakit yang ditandai dengan kadar gula darah yang tinggi akibat gangguan produksi atau kerja insulin. Insulin adalah hormon yang berfungsi untuk mengatur metabolisme gula darah.
-
Apa itu Diabetes? Diabetes adalah sebuah penyakit kronis yang menjadi penyebab kematian ketiga tertinggi di Indonesia. Data dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memperkirakan bahwa jumlah penderita diabetes akan meningkat hingga 28,5 juta pada tahun 2045.
-
Apa yang dimaksud dengan diabetes? Diabetes adalah kondisi yang membatasi kemampuan tubuh dalam mengatur kadar glukosa atau gula dalam darah.
-
Apa ciri khas diabetes? Diabetes adalah kondisi penyakit kronis yang kini menjadi fokus perhatian di seluruh dunia. Berdasarkan penjelasan dari Dr. dr. H. Tri Juli Edi Tarigan, Sp.PD, KEMD, FINASIM yang berasal dari Klinik Diabetes Ca-Re RS Pelni, penyakit ini ditandai dengan meningkatnya kadar gula darah. Hal ini terjadi karena tubuh tidak mampu memproduksi insulin dalam jumlah yang cukup atau tidak dapat memanfaatkan insulin dengan baik.
-
Apa yang membedakan diabetes tipe 1 dan tipe 2? Diabetes tipe 1 terjadi karena tubuh tidak mampu memproduksi insulin, yang sering kali disebabkan oleh faktor genetik atau kerusakan pada sel pankreas. Di sisi lain, diabetes tipe 2 lebih sering muncul akibat pola hidup yang kurang sehat, seperti konsumsi makanan manis secara berlebihan, obesitas, dan kurangnya aktivitas fisik.
-
Apa gejala diabetes yang sering dialami? Gejala-gejala seperti kelelahan yang berlebihan, haus yang tidak wajar, serta seringnya buang air kecil adalah beberapa tanda utama yang bisa menjadi penanda diabetes.
Diabetes terjadi ketika tubuh seseorang memiliki masalah dengan kadar insulin. Hormon yang membantu mengubah gula dari makanan yang dikonsumsi menjadi energi ini yang disebut dengan insulin . Ketika tubuh kekurangan kadar insulin, gula akan menumpuk dalam aliran darah dan dapat membuat seseorang sakit.
Kondisi inilah yang dihadapi oleh orang-orang dengan diabetes, baik tipe 1 ataupun tipe 2. lalu, bagaimana keduanya bisa menjadi begitu berbeda? Orang-orang dengan diabetes tipe 1 berada dalam kondisi di mana tubuh tidak membuat insulin sama sekali. Penyebabnya adalah diabetes tipe 1 merupakan penyakit autoimun.
Ini adalah kondisi di mana sistem kekebalan tubuh menyerang dan menghancurkan sel-sel yang membuat insulin dalam pankreas. Belum ada yang tahu persis apa yang menyebabkan hal itu terjadi. Hingga saat ini, genetika diduga paling memainkan peran dalam hal ini.ÂÂ
Pada sisi lain, orang dengan diabetes tipe 2 tetap menghasilkan insulin. Hanya saja tubuh belum mampu memproduksi jumlah yang cukup untuk membuatnya bekerja secara efisien. Faktor risiko utama bagi orang dengan diabetes tipe 2 adalah obesitas. Kelebihan berat badan ini bisanya juga diiringi dengan perut buncit. faktor riwayat keluarga memiliki peran dalam meningkatkan risiko seseorang terkena diabetes.
Pengobatan bervariasi bagi diabetes tipe 2
Pada orang-orang dengan diabetes tipe 1, mendapatkan suntikan insulin bisa dikatakan telah menjadi suatu keharusan. Ini karena orang dengan diabetes tipe 1 tidak membuat insulin, maka mereka perlu mendapatkan bantuan insulin melalui suntikan setiap hari atau memakai pompa insulin yang melekat pada tubuh mereka.ÂÂ
Hal yang berbeda terjadi pada orang dengan diabetes tipe 2. Mereka memiliki rentang pilihan pengobatan yang lebih besar. Orang-orang dengan diabetes tipe 2 mungkin akan disarankan untuk memantau makanan yang dikonsumsi, melakukan lebih banyak olahraga, dan menurunkan berat badan.
Tetapi, kebanyakan orang dengan diabetes tipe 2 juga mengonsumsi pil yang membantu tubuh untuk memproduksi lebih banyak insulin dan menurunkan kadar gula darah. Jika upaya yang dilakukan ini tidak bekerja dan penyakit semakin memburuk, maka orang-orang dengan diabetes tipe 2 mungkin memerlukan suntikan insulin.
ÂÂ
Bahaya gula darah rendah umum terjadi pada diabetes tipe 1
Tingginya kadar gula darah memang berbahaya, begitu pula halnya dengan kadar gula darah sangat rendah atau dikenal dengan istilah hipoglikemia. Kondisi ini dapat menyebabkan rasa lemah, pusing, berkeringat, dan tubuh terasa goyah. Dalam kasus yang parah, ini bahkan dapat membuat seseorang pingsan dan bahkan bisa mengancam nyawa.
Sebenarnya setiap orang dapat mengalami kadar gula darah rendah, hanya saja ini jauh lebih umum terjadi pada orang-orang dengan diabetes tipe 1. Oleh karena itu, kamu perlu berhati-hati dalam menghitung berapa banyak insulin yang dibutuhkan (melalui injeksi atau pompa) berdasarkan asupan makanan dan tingkat aktivitas yang dilakukan.
Mengambil lebih banyak insulin dari yang kamu butuhkan dapat membuat kadar gula darah menurun. Selain itum, dalam beberapa hal, olahraga juga dapat memicu kadar gula darah yang rendah.  Jika kamu merasa mengalami gejala hipoglikemia, kamu harus mengambil tindakan cepat untuk meningkatkan gula darah kamu. Kamu bisa mengatasinya dengan mengonsumsi segelas jus, mengonsumsi permen, atau mengonsumsi tablet atau gel yang mengandung glukosa.ÂÂ
Diabetes tipe 1 biasanya didiagnosis pada anak-anak
Meskipun kemungkinan tidak tertutup untuk mengembangkan diabetes tipe 1 pada usia dewasa, tetapi jenis diabetes ini lebih umum dimulai pada masa kanak-kanak. Ini jugalah yang menjadi alasan diabetes ini juga disebut sebagai diabetes anak-anak). Sedangkan pada sisi yang berseberangan, diabetes tipe 2 lebih mungkin terjadi saat usia semakin bertambah. Risiko seseorang semakin meningkat setelah mencapai usia 45.
Banyak orang berpikir bahwa diabetes tipe 1 adalah diabetes yang lebih buruk dibandingkan diabetes tipe 2. Sedangkan diabetes tipe 2 hanya menimbulkan ketidaknyamanan kecil. Padahal keduanya dapat menyebabkan komplikasi serius seperti kebutaan, amputasi, dan bahkan gagal ginjal.ÂÂ
(mdk/SRA)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Diabetes, penyakit kronis yang ditandai dengan kadar gula darah yang melebihi batas normal, memiliki dua jenis utama: tipe 1 dan tipe 2.
Baca SelengkapnyaTidak hanya tipe 1 dan 2 saja, ternyata terdapat diabetes tipe 1,5 yang sayangnya kerap tidak disadari pengidapnya.
Baca SelengkapnyaPada anak, kondisi diabetes mungkin saja terjadi karena sejumlah kondisi yang perlu diwaspadai.
Baca SelengkapnyaNamun kenyataannya diabetes juga bisa terjadi pada anak-anak dan remaja
Baca SelengkapnyaDiabetes mellitus: kondisi serius akibat ketidakseimbangan gula darah. Kenali gejalanya untuk pengelolaan yang tepat.
Baca SelengkapnyaMunculnya diabetes pada anak-anak bisa menunjukkan suatu tanda yang sangat khas. Hal ini adalah kondisi sering mengompol dan cepat lapar pada anak.
Baca SelengkapnyaDengan gaya hidup tidak sehat, risiko terkena Diabetes Melitus meningkat, tapi bisa dicegah dengan kebiasaan pagi sederhana. Apa Saja?
Baca SelengkapnyaSalah satu masalah kesehatan yang mengancam banyak anak di seluruh dunia khususnya anak di Indonesia adalah diabetes tipe 1.
Baca Selengkapnyadr. Richard Suwandi, Sp.D dari RS EMC Pekayon menjelaskan bahwa mungkin seseorang mengalami diabetes basah dan kering sekaligus.
Baca SelengkapnyaAhli endokrinologi menjelaskan tanda-tanda diabetes yang dapat muncul pada anak-anak.
Baca SelengkapnyaDeteksi dini gejala diabetes pada anak sangat penting untuk mencegah komplikasi serius dan memastikan pengobatan yang tepat.
Baca SelengkapnyaPradiabetes adalah suatu kondisi dimana kadar gula darah lebih tinggi dari normal namun belum cukup tinggi untuk diklasifikasikan sebagai diabetes.
Baca Selengkapnya