Suka main video game bikin anak jadi kasar?
Merdeka.com - Penelitian terbaru menemukan bahwa video game yang berisi kekerasan sama adiktifnya dengan obat terlarang.
"Ini (video game) mempengaruhi pusat kesenangan yang sama di otak yang membuat orang ingin selalu kembali," kata Dr Michael Fraser, seorang psikolog klinis di Weill Cornell Medical College, seperti dilansir New York Daily News (24/3).
Hal serupa juga disampaikan oleh Dr Kimberly Young, seorang psikolog dan pendiri Center for Online and Internet Addiction in Bradford, Pennsylvania, Amerika.
-
Bagaimana kekerasan mempengaruhi fungsi otak anak? Rasa takut dan nyeri akibat kekerasan dapat menghambat perkembangan serta fungsi otak, dan menghalangi kemampuan mereka untuk tumbuh dan berinisiatif.
-
Bagaimana cara penelitian ini meneliti dampak olahraga berat? Nakayasu dan rekan-rekannya menguji plasma darah, urine, dan air liur dari 11 petugas pemadam kebakaran sebelum dan setelah 45 menit berolahraga intens dengan membawa peralatan seberat hingga 20 kilogram melintasi medan berbukit.
-
Apa dampak kekerasan pada otak anak? Anak-anak yang mengalami kekerasan tidak hanya menanggung luka fisik, tetapi juga menderita luka emosional, perilaku menyimpang, dan penurunan fungsi otak.
-
Apa saja dampak negatif bermain gadget pada anak? Studi yang dipublikasikan dalam International Journal of Applied Research mengungkapkan bahwa terdapat beberapa dampak negatif dari penggunaan gadget pada anak. Seperti ADHD, keterlambatan bicara hingga depresi.
-
Bagaimana orangtua memantau penggunaan game anak? 'Setel kontrol orangtua pada perangkat dan konsol permainan yang digunakan anak Anda,' saran Tavishi Dogra.Kontrol ini memungkinkan Anda menetapkan batasan waktu dan memantau penggunaan, memberi Anda kendali atas aktivitas gaming anak dan memberikan ketenangan pikiran.
-
Apa dampak kekerasan pada anak? Menurut American Psychological Association (APA), anak-anak yang mengalami kekerasan lebih rentan terhadap depresi, kecemasan, agresi, dan perilaku antisosial di kemudian hari.
Kimberly mengatakan bahwa perilaku pada kecanduan alkohol dan internet memiliki pola yang sama. Anak-anak adalah yang paling rentan terhadap kecanduan video game dan mereka bisa berubah jadi agresif ketika "obat" (video game) mereka diambil. Anak-anak bisa menjadi kasar, baik secara fisik maupun verbal.
Kimberly juga menemukan bahwa kecanduan video game, terutama yang berisi kekerasan, pada anak memicu perilaku agresif yang membuat anak mulai bertindak kasar seperti memukul orang tua atau teman mereka di sekolah.
Video game dan kecanduan internet biasanya menunjukkan masalah mental lainnya termasuk kecemasan, depresi dan kesulitan membangun hubungan yang sehat dengan orang lain. (mdk/des)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Para orang tua harus mewaspadai kebiasaan gaming (bermain gim video) menjadi gambling (berjudi)
Baca SelengkapnyaPenelitian mengungkap bahwa anak yang sering menggunakan tablet mungkin mengalami kesulitan dalam mengatur emosi.
Baca SelengkapnyaPenggunaan gawai atau gadget yang terlalu berlebih bisa menimbulkan sejumlah dampak bagi perkembangan anak.
Baca SelengkapnyaDi era sekarang, kecanduan game pada anak merupakan salah satu permasalahan yang perlu diatasi orangtua dengan tepat.
Baca SelengkapnyaTerlebih bukan lagi cuma bully secara verbal, namun sudah mengarah ke tindakan kriminal.
Baca SelengkapnyaDilakukannya kekerasan pada anak dalam pengasuhan di masa lalu tidak akan berhasil jika diterapkan di masa sekarang.
Baca SelengkapnyaBermain video game ternyata bisa memiliki manfaat sehat asalkan dilakukan secara tepat melalui cara berikut ini:
Baca SelengkapnyaWHO memperingatkan adanya efek buruk dari penggunaan media sosial.
Baca SelengkapnyaMemukul anak merupakan metode hukuman yang sebaiknya tidak lagi dilakukan.
Baca SelengkapnyaWaspada terjebak judi karena bisa bikin kecanduan, apa penyebabnya?
Baca SelengkapnyaRemaja kerap penasaran dengan berbagai hal. Kondisi ini menyebabkan mereka kerap melakukan perilaku berisiko termasuk menggunakan narkoba.
Baca SelengkapnyaAnak-anak yang sering mengalami teriakan dari orangtua cenderung mengalami gangguan mental seperti kecemasan, depresi, dan stres.
Baca Selengkapnya