Suplemen testosteron bisa bantu pria kurangi berat badan?
Merdeka.com - Benarkah pria yang mengalami obesitas bisa mengurangi berat badannya dengan mengonsumsi suplemen testosteron? Penelitian di European Congress on Obesity menjawab: "Iya."
Penelitian ini melibatkan 115 pria dewasa berusia 38 - 83 tahun yang memiliki obesitas karena kekurangan hormon testosteron. Mereka disuntik hormon setiap 12 minggu sekali untuk meningkatkan kadar testosteron dalam tubuh mereka. Hasil penelitian yang dibiayai oleh Bayer Pharma ini tidak menemukan adanya peningkatan risiko kanker prostat atau efek samping yang ditemukan pada penelitian lainnya.
Dalam penelitian ini, pria yang kekurangan hormon testosteron diberikan suplemen testosteron dengan cara yang sama dengan pemberian HRT pada wanita.
Hasilnya, pria bisa menghilangkan sekitar 16 kg berat badan dalam waktu lima tahun sejak hormon testosteron mereka kembali normal. Namun para ahli memperingkatkan bahwa menambahkan suplemen mungkin tak dapat benar-benar diandalkan karena adanya kemungkinan untuk terkena kanker prostat dan penyakit jantung.
Profesor Richard Shape dari University of Edinburgh Centre for Reproductive Health mengatakan: "Anggapan bahwa suplemen testosteron bisa menjadi cara cepat untuk mengurangi berat badan pada pria dewasa tidak semudah itu. Akan lebih aman bagi para pria untuk mengurangi berat badan dengan cara biasa seperti mengurangi makanan mereka. Ini akan meningkatkan testosteron mereka secara alami."
Penemuan ini juga menunjukkan bahwa meningkatkan testosteron bisa mengurangi lingkar pinggang dan tekanan darah.
Dr Farid Saad, ketua penelitian mengatakan: "Kami menemukannya secara tak sengaja. Pria yang diberikan tambahan suplemen testosteron karena kekurangan hormon memiliki berbagai macam masalah seperti disfungsi ereksi, kelelahan, dan kekurangan tenaga."
"Setelah lima tahun, mereka tak hanya mengurangi berat badan, tetapi juga menjadi lebih aktif. Kemungkinan besar ini dikarenakan oleh kadar testosteron yang mempengaruhi tingkat energi mereka," tambahnya seperti dilansir oleh BBC.
Hubungan antara obesitas dan tingkat testosteron sepertinya membentuk hubungan saling mempengaruhi. Beberapa penelitian yang telah ada menunjukkan bahwa obesitas terkait dengan pengurangan testosteron pada pria dewasa.
Dengan bertambahnya umur pria, sekitar 40-50 tahun, tingkat testosteron akan semakin menurun. Ini yang kemudian menyebabkan terjadinya obesitas di daerah perut diikuti bertambahnya tingkat kolesterol. (mdk/kun)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tingkat testosteron yang rendah dapat berhubungan dengan berbagai masalah kesehatan, termasuk sindrom metabolik yang ditandai dengan kolesterol tinggi.
Baca SelengkapnyaDampak rendahnya hormon testosteron pada pria dan cara meningkatkannya yang penting diketahui.
Baca SelengkapnyaAndropause atau menopause pada pria bisa dicegah dengan aktif berolahraga.
Baca SelengkapnyaTingkat testosteron yang seimbang penting untuk kesehatan dan kesejahteraan umum. Kekurangan hormon ini dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan.
Baca SelengkapnyaPenelitian terbaru mengungkap bahwa testosteron tinggi ternyata tidak terbukti meningkatkan libido.
Baca SelengkapnyaSeperti semua jenis olahraga, latihan ini juga memiliki beberapa efek negatif yang perlu diwaspadai.
Baca SelengkapnyaWalau lebih berat dilakukan, menurunkan berat badan di atas usia 40 tahun bisa tetap dilakukan tanpa berolahraga.
Baca SelengkapnyaMelakukan diet dan menurunkan berat badan bisa memberikan sejumlah manfaat kesehatan bagi tubuh.
Baca SelengkapnyaMengetahui ciri-ciri ini dapat menjadi motivasi tambahan dan memberikan dorongan semangat untuk tetap berkomitmen pada rencana diet.
Baca SelengkapnyaTernyata hormon juga memainkan peran untuk mempengaruhi berat badanmu, lho!
Baca SelengkapnyaDiet tinggi protein tak hanya membantu menurunkan berat badan, tapi juga baik untuk kesehatan.
Baca SelengkapnyaSalah satu hal yang dipercaya oleh banyak orang adalah pria gendut memiliki penis kecil. Apakah hal ini benar?
Baca Selengkapnya