Tak Munculkan Gejala Nyeri di Awal, Lakukan Deteksi Dini terhadap Kanker
Merdeka.com - Kanker merupakan salah satu penyakit penyebab kematian tertinggi. Terdapat beragam jenis kanker yang sebagian besar tidak menimbulkan gejala di awal sehingga sering terlambat disadari.
Kanker di masa stadium awal tak akan memunculkan rasa sakit apapun sehingga seringkali tak disadari oleh penderita, demikian Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia (YKI), Prof. DR. dr Aru Wisaksono Sudoyo.
"Selama tidak mengenai saraf yang menyebabkan sakit, tidak akan sakit. Misalnya tumor di paru-paru atau payudara yang masih kecil sebesar kacang hijau, tidak akan mengganggu sekitarnya," kata dr Aru beberapa waktu lalu dilansir dari Antara.
-
Kenapa ciri kanker tenggorokan awal seringkali terabaikan? Ciri kanker tenggorokan stadium awal kerap tidak disadari oleh penderitanya. Sebab, gejalanya sangat mirip dengan gejala sakit tenggorokan biasa.
-
Kenapa kanker pankreas disebut silent killer? Pasalnya, gejala pada tahap awal sering kali tidak dirasakan oleh penderitanya. Secara umum, gejala kanker pankreas baru muncul ketika sel kanker sudah menyebar ke organ tubuh lain.
-
Kenapa gejala kanker ovarium awal sulit dideteksi? Kondisi ini sering kali berkembang tanpa menunjukkan tanda-tanda yang mencolok, sehingga deteksi dini menjadi tantangan besar.
-
Kenapa kanker paru sulit dideteksi? Secara klinis tuh gejalanya enggak jelas. Mirip juga dengan penyakit akibat jamur, COVID, gejalanya tuh mirip-mirip, enggak khas,' ungkap Elisna.
-
Apa penyebab rasa sakit pada pasien kanker? Dokter spesialis anestesiologi dan terapi intensif, I Gusti Ngurah Akwila Dwiyundha, menjelaskan bahwa nyeri yang dialami oleh pasien kanker dapat disebabkan oleh tiga faktor, yaitu sel kanker itu sendiri, efek samping dari pengobatan, serta kondisi medis lain yang mungkin menyertai.
-
Kenapa sel kanker menyebabkan rasa sakit? 'Kanker yang telah menyebar ke organ lain, seperti tulang, dapat menyebabkan rasa nyeri yang sangat hebat,' ungkap Yundha dalam pernyataan resmi yang diterima oleh Liputan6.com.
Oleh karena itu, dokter menyarankan Anda menjadikan screening atau melakukan deteksi dini sebagai bagian gaya hidup sebagai usaha mencegah terkena kanker atau berkembang ke stadium lanjut apabila kanker ditemukan. Pasien biasanya baru mengeluh bila benjolan teraba, atau bisa diikuti masalah lain seperti keluarnya cairan dari puting payudara, payudara seperti tertarik dan gejala lainnya.
"Kalau sudah sampai sakit, (benjolan) sudah teraba di berbagai tempat, stadium sudah tinggi. Ini gunanya kita lakukan deteksi dini," kata Aru.
Deteksi dini kanker payudara bisa melalui pemeriksaan payudara sendiri (SADARI). Waktu terbaik melakukan SADARI yakni satu minggu sampai 10 hari setelah periode menstruasi berakhir. Lebih lanjut, apabila sudah memastikan adanya benjolan, sebaiknya lakukan pemeriksaan payudara secara klinis (SADANIS) dengan tenaga medis.
Kanker Serviks
Hal berbeda dengan kanker serviks. Menurut dokter spesialis kebidanan dan kandungan konsultan di Eka Hospital BSD, Muhammad Yusuf, tak ada skrining awal untuk jenis kanker ini.
Walau begitu, ada cara yang bisa dilakukan para kaum hawa yang sudah aktif berhubungan seksual agar terhindar dari kanker serviks yakni dengan melakukan pap smear, menjalani pemeriksaan HPV dan vaksinasi. Beberapa tipe HPV yang sering dikaitkan dengan kanker serviks, yaitu HPV-16, HPV-18, HPV-31, HPV-33, HPV-35, HPV-52, dan HPV-58.
"Virus HPV (human papilloma virus penyebab kanker serviks) ditularkan kepada perempuan melalui hubungan seksual dari pasangan yang mempunyai virus HPV. Agar tidak terinfeksi, lindungi diri dengan vaksinasi. Kombinasikan pap smear dengan pemeriksaan HPV," tutur Yusuf.
Dia menyarankan skrining sebagai gaya hidup untuk mencegah kanker khususnya serviks. Menurut dia, kombinasi pap smear dan tes HPV bisa membantu mengenyahkan kanker serviks hampir 100 persen.
"Tidak perlu setiap tahun, 3-5 tahun sekali (pap smear dan tes HPV). Kalau pap smear saja, frekuensi skrining bisa jadi lebih sering," tandas Yusuf.
(mdk/RWP)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sejumlah penyakit kerap disebut sebagai silent killer karena tidak menunjukkan dampak langsung. Kenali sejumlah penyakit ini.
Baca SelengkapnyaPenting untuk memahami bahwa kanker ovarium dapat berkembang tanpa gejala yang spesifik, yang membuat kewaspadaan menjadi kunci.
Baca SelengkapnyaMengetahui gejala awal kanker bisa segera mengambil tindakan untuk mengobatinya.
Baca SelengkapnyaDeteksi dini dari gejala kanker paru penting dilakukan terutama pada sejumlah kondisi berikut:
Baca SelengkapnyaKanker payudara bisa dialami juga oleh pria dengan berbagai gejala berikut.
Baca SelengkapnyaHingga saat ini tingkat kesembuhan pasien kanker anak di Indonesia hanya 45 persen. Jauh di bawah negara maju yang di kisaran 70-80 persen.
Baca SelengkapnyaData Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) per 2020 menunjukkan bahwa angka kematian akibat kanker payudara mencapai 685.000 orang.
Baca SelengkapnyaBila di luar negeri rata-rata di usia 60-an terkena kanker paru, di Indonesia banyak pasien kanker tersebut terdiagnosis di 50-an tahun
Baca SelengkapnyaKondisi kesehatan pasien kanker hati stadium awal kerap sulit dikenali sehingga baru tampak saat sudah parah.
Baca SelengkapnyaKanker ovarium merupakan salah satu jenis kanker ganas yang rentan terjadi pada wanita.
Baca SelengkapnyaCiri-ciri kanker payudara stadium awal biasanya tak disadari para pengidapnya. Padahal dengan mengetahuinya, kita bisa mencegah lebih dini penyebaran sel kanker
Baca Selengkapnya