Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Tak terpecahkan, ini 5 wabah lokal teraneh dalam sejarah

Tak terpecahkan, ini 5 wabah lokal teraneh dalam sejarah ilustrasi epidemi misterius. ©www.pinterest.com

Merdeka.com - Wabah lokal atau lebih dikenal dengan epidemi merupakan istilah yang digunakan untuk menjelaskan kondisi di mana penyakit menyebar luas di suatu daerah dan terjadi pada banyak orang. Epidemi atau wabah lokal ini penyakit yang timbul sebagai kasus baru pada suatu populasi manusia dalam suatu periode tertentu. Secara sederhana wabah lokal adalah penyakit yang terjadi secara cepat dan tidak diduga.

Hingga saat ini ada banyak sekali wabah yang telah menyerang manusia. Ada wabah yang bisa diatasi tetapi ada pula wabah yang hingga saat ini masih menjadi misteri dalam ilmu pengetahuan. Melansir dari oddee.com, setidaknya terdapat lima wabah lokal yang pernah menyerang manusia dan hingga kini misteri penyebab dan bahkan obatnya masih belum terungkap.

Ensefalitis lethargica Sickness alias Sleepy Epidemi

Terjadi hampir bersamaan dengan wabah flu Spanyol yang mematikan, ada satu wabah aneh lainnya yang merajalela sekitar tahun 1915. Wabah yang dikenal dengan Ensefalitis lethargica atau wabah mengantuk ini telah menewaskan sekitar satu juta orang. Tak cukup dengan itu, wabah ini juga menyebabkan jutaan orang lainnya mengalami kelumpuhan. Wabah ini menyebabkan orang mengalami sakit tenggorokan dan kejang yang berakhir dengan koma atau bahkan kematian. Wabah ini menyebabkan risiko kematian hingga 40%.

Secara lebih spesifik Ensefalitis lethargica ditandai dengan beberapa gejala seperti demam tinggi, sakit tenggorokan, sakit kepala, lesu, penglihatan buram, respon fisik dan mental melambat, pola tidur dan bahkan tidak sadarkan diri. Dalam kasus yang parah, penderita akan mengalami koma dan bahkan kematian. Seperti kehadirannya, wabah lokal atau epidemi ini berakhir pada tahun 1926 secara misterius. Hingga kini, wabah ini belum diketahui penyebabnya. 

Penyakit Tidur di Kazakhstan

Terjadi di sebuah kota kecil Kalachi, Kazakhstan, hampir seperempat penduduknya terserang penyakit tidur yang tidak terkait sama sekali dengan Ensefalitis. Penyakit mulai muncul pada tahun 2013 dan menyebabkan orang tertidur selama berhari-hari dalam satu waktu.

Saat terbangun penderita akan merasa mual, sakit kepala, atau bahkan kehilangan memori. Lebih dari 20.000 tes telah dilakukan pada udara, air, makanan, dan orang-orang dari daerah tersebut. Tetapi sejauh ini belum ada penemuan yang menjadi titik terang untuk mengatasi wabah lokal ini. 

Penyakit ini menyerang hampir segala usia, baik anak-anak, usia muda maupun usia tua. Beberapa anak yang terserang wabah ini mengaku mengalami halusinasi dengan mengatakan bahwa mereka melihat kuda bersayap, atau ular ada di atas tempat tidur mereka. Saat ini, penyakit ini masih dalam penelitian medis. 

Wabah menari di Strasbourg

Pada bulan Juli 1518, sebuah wabah lokal aneh  aneh menyerang kota Strasbourg, yang kini telah menjadi bagian dari Perancis. Wabah ini pertama kali dimulai dari seorang wanita bernama Frau Troffea. Dia mulai menari di jalan tanpa alasan yang jelas dan bahkan tanpa musik. Dalam waktu seminggu, 34 orang lain mulai tertular dan pada bulan Agustus tercatat sekitar 400 orang yang telah tertular.

Pada awalnya para musisi justru menfasilitisi mereka yang menari dengan iringan musik. Tetapi mereka berhenti ketika kaki orang yang menari tersebut berlumuran darah dan mereka mulai mati akibat serangan jantung. Banyak orang melakukan ritual suci ke gunung untuk memohon keselamatan. Pada saat itu, orang-orang meyakini bahwa orang-orang yang menari tersebut disebabkan oleh  kutukan Santo Vitus. Santo Vitus adalah seorang santo yang dihormati sebagai pelindung orang-orang yang terkena epilepsi. 

Morgellons

Salah satu wabah yang masih diperdebatkan hingga saat ini adalah sebuah wabah lokal yang disebut dengan Morgellons. Wabah ini dinamai oleh seorang ahli biologi University of Massachusetts Boston yang bernama Mary Leito. Meskipun tampaknya cenderung mempengaruhi wanita kulit putih terutama yang berusia setengah baya, penderita merasa seperti ada serangga di bawah kulitnya. 

Gejala yang ditunjukkan wabah ini seperti gatal-gatal atau pasien merasa seperti terbakar, atau bahkan kehilangan memori. Namun, penyelidikan oleh CDC (Centers for Disease Control and Prevention) menemukan berasumsi wabah ini sebagai penyakit mental. Namun, banyak orang percaya Morgellons adalah kondisi fisik dan dokter masih mencoba untuk memahami hal tersebut.

Wabah tertawa Tanganyika

Pada tanggal 30 Januari 1962, di negara baru Tanganyika (sekarang menjadi bagian dari Tanzania) bermula dari tiga gadis muda yang menertawakan sebuah lelucon. Namun, bukan tawa mereda setelah beberapa menit, tertawa itu justru menular ke seluruh sekolah. Ii bahkan mempengaruhi hampir 60% dari siswa. Tak hanya itu, wabah tertawa itu juga menyebar ke luar sekolah.  

Meskipun telah ada laporan yang mengatakan bahwa orang-orang di kota tersebut tertawa terus menerus selama satu tahun, ternyata laporan itu tidak benar. Karena wabah ini, para penderita tertawa tanpa kendali hingga mengeluarkan air mata, pingsan, dan bahkan memunculkan ruam. Beberapa sekolah terpaksa menutup karena dikatakan telah menularkan wabah pada ribuan orang.

Untuk saat ini , wabah tertawa dianggap sebagai contoh lain dari Mass psychogenic illness  (MPI). MPI yang disebut juga sebagai penyakit sociogenic adalah penyebaran cepat dari tanda-tanda dan gejala yang memengaruhi anggota kelompok kohesif penyakit. Satu-satunya yang diyakini dari wabah lokal ini  adalah wabah ini hanya memengaruhi anak-anak.

(mdk/SRA)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
SD di Situbondo Tutup Sepekan Gara-gara Cacar Air, Ini Fakta di Baliknya
SD di Situbondo Tutup Sepekan Gara-gara Cacar Air, Ini Fakta di Baliknya

Kasus ini bermula dari salah satu pelajar yang belum sembuh total dari cacar air masuk sekolah

Baca Selengkapnya
Tak Selamanya Sehat, Ketahui 5 Dampak Buruk Minum Air Hangat saat Perut Kosong
Tak Selamanya Sehat, Ketahui 5 Dampak Buruk Minum Air Hangat saat Perut Kosong

Minum air hangat dianggap sebagai salah satu kebiasaan sehat. Padahal, salah konsumsi bisa berdampak buruk.

Baca Selengkapnya
Analisis Pakar Penyebab Kasus Pneumonia Misterius Meningkat
Analisis Pakar Penyebab Kasus Pneumonia Misterius Meningkat

Kasus pneumonia misterius baru-baru ini menghebohkan China.

Baca Selengkapnya
Kasus Kematian Akibat DBD di Kota Tangerang Didominasi Anak-Anak
Kasus Kematian Akibat DBD di Kota Tangerang Didominasi Anak-Anak

DBD menjangkiti kelompok usia produktif dan paling banyak terjadi di usia anak-anak.

Baca Selengkapnya
Hampir 100 Siswa di Sekolah Ini Kena Penyakit Misterius, Kaki Lumpuh Tak Bisa Berjalan
Hampir 100 Siswa di Sekolah Ini Kena Penyakit Misterius, Kaki Lumpuh Tak Bisa Berjalan

Hampir 100 sisi di sebuah SMU di Kenya menderita penyakit misterius yang membuat kaki mereka tidak bisa berjalan.

Baca Selengkapnya
Jarang Terjadi, Seorang Pria Serang TK di China, Enam Orang Tewas Ditikam
Jarang Terjadi, Seorang Pria Serang TK di China, Enam Orang Tewas Ditikam

Kasus penikaman menyasar taman kanak-kanak kembali terjadi di China pada Senin (10/7/2023). Penyerangan ini menewaskan enam orang.

Baca Selengkapnya
Mengenal Japanese Encephalitis, Penyakit Berbahaya Akibat Gigitan Nyamuk
Mengenal Japanese Encephalitis, Penyakit Berbahaya Akibat Gigitan Nyamuk

Penyakit yang disebabkan oleh nyamuk ini bisa menyebabkan radang otak yang berakibat fatal, bahkan hingga kematian.

Baca Selengkapnya
Viral Penemuan 10 Ekor Burung Hantu di Atap Ruang Kelas, Curi Perhatian
Viral Penemuan 10 Ekor Burung Hantu di Atap Ruang Kelas, Curi Perhatian

Kejadian ini memicu berbagai spekulasi dari berbagai pihak sekaligus menambah misteri akan penyebab kemunculan burung hantu di atap ruang kelas itu.

Baca Selengkapnya