Terjadinya Demam Tinggi Mendadak Tanpa Pilek Bisa Jadi Gejala DBD
Merdeka.com - Kondisi musim hujan yang terjadi saat ini bisa menjadi penyebab munculnya lebih banyak nyamuk. Meningkatnya jumlah nyamuk ini juga bisa menyebabkan meningkatnya kasus demam berdarah dengue atau DBD.
DBD atau Dengue adalah penyakit yang disebabkan virus Dengue yang dibawa oleh vektor nyamuk. Penyakit ini, selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun terutama di musim penghujan. Ada beberapa gejala Dengue yang mirip dengan penyakit lain, seperti demam, sakit kepala, dan hilang nafsu makan.
Ada hal-hal yang menjadikan gejala Dengue lebih khas dari penyakit lain. Salah satunya demam tinggi mendadak seperti disampaikan Ketua Komunitas Dengue Indonesia Prof Dr dr Sri Rezeki S Hadinegoro SpA(K).
-
Apa gejala demam berdarah? Demam yang tiba-tiba meningkat adalah salah satu tanda yang mengindikasikan adanya demam berdarah dengue (DBD). Selain itu, gejala lain yang sering muncul adalah nyeri otot dan mual. 'Tadinya anteng-anteng saja tetapi tiba-tiba demam tinggi, kalau itu disertai gejala pegal, linu, nyeri otot, nyeri di belakang mata atau mual, itu sangat dicurigai demam berdarah,' kata Dr dr Leonard Nainggolan, SpPD-KPTI dalam diskusi Waspada Penyakit DBD pada Selasa (24/10/2023).
-
Bagaimana virus dengue bisa menginfeksi seseorang? Virus dengue ini memiliki empat serotipe, yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4. Ini berarti seseorang masih bisa terkena DBD hingga empat kali seumur hidupnya, karena setiap infeksi oleh serotipe yang berbeda dapat menyebabkan penyakit ini.
-
Apa gejala demam berdarah yang harus diwaspadai? Beberapa gejala yang harus diwaspadai oleh orangtua saat anak mengalami perburukan DBD antara lain tidak adanya perbaikan kondisi setelah suhu tubuh menurun, anak terus menolak makan dan minum, nyeri perut hebat, lemah, lesu, dan keinginan anak untuk terus tidur. Selain itu, perubahan perilaku seperti marah-marah, pucat, tangan dan kaki yang dingin, perdarahan, serta tidak buang air kecil lebih dari 4-6 jam juga perlu diperhatikan.
-
Apa penyebab utama demam berdarah? 'Tiga faktor lingkungan yang berkontribusi pada semakin meningkatnya penyakit demam berdarah adalah curah hujan, suhu yang panas, dan kelembapan. Tiga hal ini ada di Indonesia dan ini yang mendukung keberadaan vektor dari demam berdarah yaitu nyamuk aedes aegypti,' jelasnya.
-
Apa tanda demam yang bisa menjadi indikasi penyakit serius? 'Flu biasanya menyerang tubuh secara tiba-tiba, dan gejalanya cenderung terasa jauh lebih kuat,' jelas Dr. Neha Pathak, seorang ahli medis.
-
Kenapa demam berdarah jadi masalah di Indonesia? Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit yang banyak dialami oleh masyarakat Indonesia.
“Sebetulnya yang paling penting itu demamnya. Demamnya tinggi dan mendadak. Itu salah satu ciri dari penyakit virus. Kalau penyakit bakteri enggak, sekarang demam, besok enggak enak badan, pusing, besoknya demam tapi sudah mending,” kata Sri beberapa waktu lalu.
“Kalau virus, pagi-pagi masih main, masih sekolah, malamnya langsung naik (demam tinggi), itu harus hati-hati. Kalau anak-anak tuh bisa dilihat mukanya jadi kaya udang rebus, merah, nah ini dipastikan karena virus,” tambahnya.
Gejala DBD cenderung mirip dengan radang tenggorokan, seperti gejala yang dirasakan ketika akan flu. Namun, biasanya tidak ada gejala pilek pada penyakit DBD.
“Kalau pilek itu virusnya sudah virus lain, tapi batuk masih mungkin, muntah masih mungkin, diare masih mungkin, tapi biasanya enggak pilek. Jadi kalau demam tinggi tapi ada pilek itu Alhamdulillah,” jelasnya.
DBD dengan Demam Tifoid dan COVID-19
Sri juga mengatakan bahwa demam berdarah dengue berbeda dengan demam tifoid.
“Demam tifoid itu minggu pertama biasanya gejalanya masih belum berat. Demamnya karena bakteri salmonella jadi dia khasnya kalau pagi segar, makin sore makin loyo, makin malam makin tinggi, besoknya segar lagi.”
Kondisi seperti ini bisa terjadi dalam satu minggu pertama. Masuk ke minggu kedua suhunya bisa terus-terusan tinggi.
“Nah kalau demam berdarah dalam tiga hari sudah ketahuan, jadi istilahnya demam berdarah itu dalam satu minggu bisa sembuh atau bisa meninggal. Makanya kalau demam satu dua hari, jangan pikirin demam tifoid, pikirin demam virus dulu.”
Demam akibat virus bisa didiagnosis dalam waktu lebih cepat sekitar kurang dari satu minggu. Sedangkan, demam tifoid satu minggu itu demamnya naik turun sehingga pasien menganggapnya sembuh.
Ketimbang demam tifoid, gejala Dengue lebih mirip dengan gejala COVID-19.
“Susahnya sekarang Dengue dengan COVID, itu mirip-mirip sekali makanya perlu pemeriksaan sequencing atau PCR.”
Artinya, jika ada gejala COVID-19 tapi ternyata negatif, maka ada kemungkinan penyakitnya adalah DBD.
Reporter: Ade Nasihudin Al AnsoriSumber: Liputan6.com
(mdk/RWP)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Per 1 Maret 2024, tercatat kasus DBD mencapai 16.000 kasus
Baca SelengkapnyaDBD dapat mengakibatkan gejala yang parah hingga mengancam nyawa, sehingga edukasinya penting dipahami.
Baca SelengkapnyaDengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus.
Baca SelengkapnyaDemam yang mendadak tinggi merupakan salah satu gejala mengarah ke demam berdarah dengue (DBD).
Baca SelengkapnyaAda beberapa tanda-tanda demam berdarah pada anak yang perlu diwaspadai para orang tua.
Baca SelengkapnyaKementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebut, perubahan gejala tersebut akibat pengaruh reaksi imunologi.
Baca SelengkapnyaKemenkes memperoleh beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19, salah satunya datang dari Kota Bandung.
Baca SelengkapnyaJumlah ini naik dua kali lipat dibanding tahun 2023. Adapun rinciannya, pada Januari 2024 sebanyak 68 kasus, Februari 119 kasus, Maret 68 kasus.
Baca SelengkapnyaTerjadinya demam merupakan hal yang biasa, namun ketika disertai dengan sejumlah hal berikut maka Anda sebaiknya waspada.
Baca SelengkapnyaPenyakit ini disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti.
Baca SelengkapnyaPenting bagi orang tua untuk mengetahui fase-fase demam berdarah pada anak, agar bisa mengenali gejala-gejala awal dan memberikan penanganan yang sesuai.
Baca SelengkapnyaDari data terakhir yang dihimpun hingga 26 Maret 2024, Jakarta Barat menjadi wilayah dengan penyebaran kasus DBD terbanyak yakni 716 kasus.
Baca Selengkapnya