Tes napas ungkapkan penyebab kegemukan
Merdeka.com - Sudah mencoba segala cara untuk berdiet, namun masih tetap bertambah gemuk? Mungkin mikroba dalam tubuh Anda penyebabnya. Peneliti menemukan bahwa mikroba yang hidup dalam tubuh seseorang bisa menjadi faktor bertambahnya berat badan.
Peneliti kini juga telah mengembangkan tes napas untuk melihat apakah tubuh Anda dipenuhi bakteri penyebab bertambahnya kalori. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa tubuh manusia dipenuhi oleh mikroba yang membantu proses pencernaan. Mereka juga menemukan bahwa beberapa jenis mikroba yang tinggal di usus berperan penting untuk menentukan berapa banyak nutrisi yang didapat dari makanan.
Dr Ruchi Mathur dan koleganya di Cedars-Sinai MEdical CEnter, Los Angeles, menemukan bakteri Methanbrevibacter smithii atau M. Smithii. Bakteri ini bertanggung jawab memproduksi gas tanpa bau yang mengandung metana.
-
Mengapa obesitas memicu masalah pernapasan? Obesitas dapat memengaruhi kemampuan paru-paru untuk berfungsi dengan baik dan meningkatkan risiko penyakit pernapasan seperti asma, bronkitis, dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).
-
Bagaimana mendiagnosis penyakit? Diagnosis adalah penentuan jenis penyakit yang diteliti melalui gejala yang terjadi.
-
Apa itu obesitas? Obesitas atau kegemukan menjadi penyebab munculnya sejumlah penyakit berbahaya.
-
Apa yang menjadi bukti keberadaan obesitas di masa lalu? Figurini 'Venus' dari Zaman Batu, yang menggambarkan tubuh dengan bentuk sangat montok, menjadi salah satu bukti keberadaan obesitas di masa lalu.
-
Apa penyebab kelebihan berat badan? Kelebihan berat badan sering kali menjadi salah satu faktor yang meningkatkan risiko diabetes.
-
Bagaimana paru-paru kotor mempengaruhi berat badan? Paru-paru kotor dapat berkontribusi pada penurunan berat badan yang tidak diinginkan.Kondisi ini terjadi karena paru-paru yang terkontaminasi tidak dapat mencerna makanan dengan efisien. Selain itu, seseorang dengan paru-paru kotor juga seringkali mengalami kurang nafsu makan, sehingga berat badannya bisa turun secara signifikan.
Orang yang memproduksi gas, baik metana atau lainnya, lebih banyak biasanya akan lebih mudah gemuk. Hal ini bisa ditengarai dengan melakukan uji napas. Mereka yang memiliki gas lebih banyak biasanya lebih gemuk dan memiliki lemak yang lebih banyak dibandingkan orang yang napasnya hanya mengandung sedikit metana.
"Ini adalah penelitian pertama dalam skala manusia yang bisa menemukan kaitan antara produksi gas dalam tubuh dan berat badan," ungkap Mathur, seperti dilansir oleh NBC News (26/03).
Hasil ini ditemukan tim setelah mengamati 792 partisipan.Mereka membagi partisipan dalam empat kelompok, yaitu orang dengan kadar gas normal, mereka yang memiliki gas metana lebih tinggi, orang yang memiliki gas hidrogen lebih tinggi, serta orang yang memiliki gas metana dan hidrogen tinggi.
Orang yang ada di kelompok terakhir diketahui memiliki BMI yang paling tinggi dibandingkan dengan kelompok lain. Mereka juga memiliki jumlah lemak yang lebih banyak. Orang yang napasnya mengandung lebih banyak metana memiliki kelebihan berat badan.
Peneliti masih elum yakin apakah metana yang dihasilkan M. Smithii merupakan penyebab obesitas. Namun kemungkinan besar metana yang diproduksi bisa menurunkan efektivitas metabolisme dan membuat seseorang menyerap lebih banyak kalori.
Saat ini peneliti mencoba mencari kemungkinan untuk mengurangi jumlah M. Smithii pada manusia agar mereka lebih mudah menurunkan berat badan. Namun tentu saja hal itu tak bisa dilakukan mengingat bakteri dalam tubuh memiliki perannya masing-masing. Menghilangkan salah satunya bisa menghilangkan keseimbangan dan menyebabkan sakit pada lambung, infeksi, atau penyakit lainnya. (mdk/kun)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Perlu diwaspadai berbagai ciri-ciri paru-paru kotor.
Baca SelengkapnyaDokter Tirta menjelaskan bahwa kebersihan memiliki dampak yang lebih besar terhadap bau badan dibandingkan makanan, seperti bawang atau kari.
Baca SelengkapnyaPenyakit kanker paru-paru bisa dideteksi secara dini hanya melalui embusan napas.
Baca SelengkapnyaBau mulut dapat mengganggu kenyamanan diri sendiri maupun orang sekitar dan mempengaruhi kepercayaan diri. Simak 3 penyebab utama bau mulut di artikel berikut.
Baca SelengkapnyaAhli Nutrisi dan Penyakit Metabolik Anak FKUI Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Klara Yuliarti mengungkapkan ciri-ciri anak mengalami obesitas.
Baca SelengkapnyaMerokok setelah makan bisa memicu datangnya berbagai macam penyakit.
Baca SelengkapnyaJangan disepelekan karena ternyata kebiasaan ini berpengaruh ke kesehatanmu.
Baca SelengkapnyaTerdapat sejumlah tanda obesitas bayi dan cara penanganannya yang harus diketahui orangtua.
Baca SelengkapnyaBeberapa penyebab seseorang mengalami bau ketiak yang mengganggu berdasarkan penelitian.
Baca Selengkapnya