Tidak Hanya Berkaitan denga Gizi, Stunting juga Terkait dengan Perilaku
Merdeka.com - Angka stunting yang dialami di Indonesia semakin menurun setiap tahunnya. Keterlibatan masyarakat merupakan hal yang penting dilakukan oleh masyarakat untuk menean jumlah masalah ini.
Ini sejalan dengan survei status gizi balita Indonesia (SSGBI) 2019 yang menemukan stunting sebesar 27,7 persen. Meski demikian, Indonesia masih belum bisa bernapas lega lantaran tiga dari sepuluh balita Indonesia mengalami stunting.
Hal ini dipaparkan Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Drg Marlini dalam webinar 'Peran Komunikasi Perubahan Perilaku dalam Pencegahan Stunting' belum lama ini.
-
Bagaimana cara pencegahan stunting? Melalui pelatihan ini, kami berharap para bidan dapat melatih kader Posyandu sebagai garda terdepan dalam memberikan pendampingan yang tepat kepada ibu hamil, sehingga dapat mencegah terjadinya BBLR dan stunting di Manggarai Barat,' jelasnya.
-
Bagaimana cara mencegah stunting? Hasto mengatakan, cegah stunting penting di periode 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPH). Sejak terjadinya konsepsi sampai usia bayi dua tahun. 'Dalam masa tersebut pola asuh dan asupan yang berkualitas seperti ikan perlu diberikan kepada anak. Sebab 80 persen kecerdasan anak terbentuk di 1.000 HPK. Ini sangat penting bagi perkembangan anak selanjutnya,' kata Hasto.
-
Kenapa pencegahan stunting penting? Pembahasan dari pelatihan ini melibatkan penelitian yang menunjukkan bahwa BBLR adalah salah satu faktor risiko utama yang berkontribusi pada stunting, sehingga pencegahan sejak masa kehamilan sangat penting.
-
Bagaimana cara mencegah stunting pada anak? Pencegahan stunting memerlukan pendekatan yang menyeluruh, dimulai bahkan sebelum kelahiran anak. Berikut beberapa langkah efektif untuk mencegah stunting: Pemenuhan Gizi Ibu Hamil: Pastikan ibu hamil mengonsumsi makanan yang bergizi seimbang, kaya akan protein, zat besi, asam folat, dan kalsium. Secara rutin, konsumsi suplemen zat besi dan asam folat sesuai dengan rekomendasi dokter. Perhatikan agar kenaikan berat badan selama masa kehamilan sesuai dengan anjuran.
Menurut Marlini, kesadaran masyarakat akan bahaya stunting harus dibangun sehingga mereka dapat mengubah perilakunya sehingga si Kecil terhindar dari stunting.
"Namun, akses informasi masyarakat masih belum banyak," katanya.
Komunikasi perubahan perilaku, lanjut Marlini, masuk ke dalam lima pilar percepatan pencegahan stunting. Oleh sebab itu, Kemenkes tidak dapat berjalan sendiri dalam menangani permasalahan ini.
"Selain Kementerian Kesehatan, juga dilakukan bersama dengan Kementerian Informasi," ujarnya.
Lebih lanjut, Marlini mengatakan bahwa diperlukan strategi nasional dan bermuatan lokal agar hal-hal yang berkaitan dengan pencegahan stunting pada anak dapat diterima seluruh masyarakat Indonesia yang beragam.
Itu mengapa penting mempunyai petugas kesehatan atau kader yang bertugas menyampaikan kampanye perubahan perilaku memiliki kapasitas menyampaikan informasi yang baik.
"Diharapkan para kader ini memahami masyarakat, sejauh mana mereka belum melakukan perilaku yang diharapkan. Jadi, tidak sekadar menyampaikan," katanya.
Poin lainnya adalah advokasi yang menurut Marlini harus dilakukan jangka panjang atau berkelanjutan.
"Dimulai dari masa remaja, persiapan perkawinan, sampai sebelum kehamilan," katanya.
Perangi Stunting di Indonesia
Pada kesempatan itu, Senior Technical and Liasion Adviser Early Childhood Education and Development Tanoto Foundation, Widodo Suhartoyo menambahkan bahwa perubahan perilaku menjadi hal yang sangat penting dalam upaya pencegahan stunting.
Sebab, kata Widodo, 70 persen penyebab stunting berasal dari hal-hal di luar kesehatan gizi, seperti sanitasi, lingkungan, perilaku. Secara spesifik, 30 permasalahan stunting disebabkan perilaku yang salah.
Menurut Widodo, perilaku masyarakat yang bisa memicu terjadinya stunting di antaranya perilaku yang kurang baik dalam pola hidup, pola makan, dan pola pengasuhan anak.
“Orang tua yang pendek tidak otomatis akan memiliki anak pendek. Anak bisa menjadi pendek karena orang tua menerapkan pola asuh dan pola makan seperti yang diterimanya dulu. Lingkaran ini harus diputus,” katanya.
Reporter: Aditya Eka PrawiraSumber: Liputan6.com
(mdk/RWP)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Para orang tua sangat penting untuk mengetahui ciri-ciri stunting pada anak dan cara mencegahnya sebelum terlambat.
Baca SelengkapnyaRemaja memiliki peranan penting dalam menurunkan angka stunting.
Baca SelengkapnyaMasalah malnutrisi masih mengancam masa depan Indonesia. Penting untuk mengetahui cara pencegahan dan penanganannya.
Baca Selengkapnyauntuk mencegah stunting perilaku pola asuh orang tua kepada bayi dan balita perlu diperhatikan
Baca SelengkapnyaPola asuh menjadi salah satu faktor penting yang memengaruhi tumbuh kembang anak
Baca SelengkapnyaStunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kurangnya asupan makanan yang bergizi dan infeksi kronis pada periode pertumbuhan mereka.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan laporan Business World, peringkat daya saing dari SDM Indonesia berada di ranking 45 dari 67 negara.
Baca SelengkapnyaIbu yang hamil di usia terlalu muda belum siap secara fisik dan mental sehingga bayi berisiko stunting.
Baca SelengkapnyaGenbest Talk di Kabupaten Tanah Datar ini adalah salah satu rangkaian dari kampanye Genbest.
Baca SelengkapnyaKemenkominfo sejak 2019 telah menggandeng generasi muda untuk turut serta mendukung upaya penurunan prevalensi stunting melalui Kampanye Genbest.
Baca SelengkapnyaForum diskusi Genbest Talk dilakukan di Lombok Utara dikarenakan kabupaten ini memiliki angka prevalensi stunting yang cukup tinggi.
Baca SelengkapnyaPeriode Emas 1000 HPK penting dipahami sebagai salah satu upaya untuk menekan angka gagal tumbuh pada anak atau stunting.
Baca Selengkapnya