Tingginya Angka Kanker Paru-Paru Dipicu Belum Adanya Cara Deteksi Dini
Merdeka.com - Salah satu penyakit yang cukup ditakuti dan membahayakan kesehatan sejumlah orang adalah kanker. Secara khusus, kanker paru merupakan jenis penyakit kanker yang jumlah penderitanya cukup tinggi dibanding jenis kanker lain.
Ketua Umum Cancer Information & Support Center (CISC), Aryanthi Baramuli Putri SH MH menyebut bahwa kanker paru merupakan penyebab kematian tertinggi akibat kanker. Bahkan, presentasenya lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah kematian karena jenis kanker lainnya seperti kanker prostat, payudara, dan kolorektal.
Menurut dia tingkat survival lima tahunan kanker paru-paru sangat rendah dan tergantung pada stadium ditemukannya kanker.
-
Apa penyebab utama kanker paru-paru? Sama seperti jenis kanker lainya, kanker paru-paru juga bisa disebabkan karena berbagai hal. Namun, salah satu faktor utamanya ialah merokok.
-
Apa penyebab utama kanker paru? Sita menerangkan bahwa sekitar 85 persen penyebab kanker paru itu karena rokok. 'Perokok aktif itu 14 kali lipat berisiko terkena kanker paru dibandingkan dengan yang tidak merokok sama sekali,' kata Sita.
-
Apa itu kanker paru-paru? Kanker paru-paru adalah kanker yang terbentuk di dalam paru-paru, organ yang berfungsi untuk menukar oksigen dan karbondioksida saat bernapas. Kanker paru-paru dapat dibagi menjadi dua jenis utama, yaitu kanker paru-paru non-sel kecil dan kanker paru-paru sel kecil.
-
Siapa saja yang berisiko tinggi terkena kanker paru-paru? Selain merokok, ada beberapa kondisi yang memiliki tingkat risiko tinggi bagi seseorang mengalami kanker paru-paru, di antaranya:Perokok berat atau sedang merokokPerokok pasifRiwayat kesehatan pribadiRiwayat keluarga yang mengidap kankerProsedur radioterapi yang dapat berpengaruh pada organ daerah dadaTinggal di lingkungan tercemar, sehingga sering menghirup polutanDaya tahan tubuh dan sistem imun yang lemah secara genetikTerkena paparan radon di tempat kerja atau di rumah.
-
Siapa yang berisiko terkena kanker paru? Orang yang pernah mengalami kanker lebih berisiko terkena kanker paru,' kata Elisna. Selain itu, jika ada anggota keluarga sedarah yang pernah menderita kanker, terutama yang merokok, maka risiko tersebut juga meningkat.
dr Evelina Suzanna SpPA dari Pusat Kanker Nasional - Rumah Sakit Kanker Dharmais, hal ini terjadi karena belum adanya deteksi dini yang resmi dari lembaga kesehatan manapun untuk kanker paru-paru. Sehingga tingginya angka kematian akibat kanker paru masih tinggi.
“Tidak ada deteksi dini yang resmi dari WHO (World Health Organization) untuk penyakit kanker paru, walaupun Jepang pernah mencoba melakukan CT-scan dan tertangkap itu bukan deteksi dini. Deteksi dini itu sebelum sel kanker ditangkap, nah itu baru deteksi dini,” kata Evelina di acara diskusi media Kanker Paru ALK-Positif: Kenali, Periksa, Tangani Bersama belum lama ini.
Gejala Kanker Paru-Paru
Pada awalnya kanker paru memang tidak akan menunjukkan gejala karena yang rusak adalah sel tubuh sendiri, sementara penyakit lain seperti TBC (Tuberkulosis) atau Pneumonia disebabkan karena adanya kuman yang masuk ke dalam tubuh dan pasti akan menunjukkan gejala awal seperti demam, meriang, keringat malam, batuk malam hari, dan merasa tidak nyaman.
Kalau batuknya TBC batuknya yang berdehem-dehem, batuknya bukan batuk yang seperti bronkitis, pasti ada demam meriang, keringat malam, batuk malam hari, dan merasa tidak nyaman. Nah, teknologi untuk seseorang itu diketahui TBC atau bukan di Indonesia sudah banyak seperti pemeriksaan dengan foto ronsen, tapi tidak dengan kanker paru-paru, belum ada deteksi dini, ujar Eveline.
Merokok
Evelina menambahkan bahwa peningkatan angka kematian karena kanker paru-paru juga disebabkan oleh tingkat konsumsi rokok yang masih sangat tinggi, termasuk tren merokok dengan rokok elektronik (vaping).
Menurutnya, paru-paru sangat lembut dan halus bahkan lebih halus dari kornea mata. Namun, kalau paru-paru terus terasapi membuat sifat elastisnya akan hilang.
Kornea dilindungi oleh cairan air mata dan kelopak mata sehingga kita dapat kornea mata tetap bersih dan dapat melihat dengan jernih. Mata akan iritasi oleh asap rokok yang dibuktikan dengan keringnya permukaan kornea dibersihkan dengan adanya air mata yang mengalir banyak yang pada saat mata terkena asap pada kornea.
Sementara paru-paru yang tidak terlihat dan terasapi oleh 20 batang rokok setiap hari dapat dibayangkan betapa keringnya paru-paru hingga suatu saat seseorang bisa terkena kanker paru. Jadi itu penyebabnya baru dari asap rokok dan belum yang lain seperti polutan dan asap pembakaran yang lainnya, katanya.
Dalam kesempatan yang sama juga ditegaskan oleh dr. Sita Laksmi Andarini, Ph.D, Sp. P (K) bahwa rokok elektrik (Vaping) juga berbahaya. Ditemukan bahwa kandungan nikotin dalam rokok elektrik lebih tinggi daripada rokok konvensional.
Penulis: Winda NelfiraSumber: Liputan6.com
(mdk/RWP)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Di Indonesia kasus kanker paru-paru banyak ditemukan pada usia produktif sekitar 40 tahun.
Baca SelengkapnyaPenyakit kanker paru memiliki dua jenis utama yang bisa dibedakan dari selnya.
Baca SelengkapnyaDeteksi dini dari gejala kanker paru penting dilakukan terutama pada sejumlah kondisi berikut:
Baca SelengkapnyaBila di luar negeri rata-rata di usia 60-an terkena kanker paru, di Indonesia banyak pasien kanker tersebut terdiagnosis di 50-an tahun
Baca SelengkapnyaKanker paru-paru adalah kanker yang terbentuk di dalam paru-paru. Kanker ini dapat disebabkan oleh banyak hal, salah satunya oleh kebiasaan kita sehari-hari.
Baca SelengkapnyaBanyak pasien kanker anak baru mengetahui kondisi kesehatannya setelah memasuki stadium lanjut.
Baca Selengkapnya"Beban kesehatan yang dikeluarkan karena penyakit paru kronis itu jauh lebih besar dari pendapatan Bea Cukai," kata Budi.
Baca SelengkapnyaDr Kemala menyatakan, bahwa sebagian besar pasien penderita kanker datang ke rumah sakit sudah stadium lanjut dan itu tentu menjadi masalah.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan data Globocan 2021, terdapat 36.633 kasus kanker serviks di Indonesia dengan angka kematian yang terus meningkat.
Baca SelengkapnyaHingga saat ini tingkat kesembuhan pasien kanker anak di Indonesia hanya 45 persen. Jauh di bawah negara maju yang di kisaran 70-80 persen.
Baca SelengkapnyaPolusi udara dapat menyebabkan kerusakan paru-paru yang serius, bahkan sampai berpotensi mengancam nyawa.
Baca SelengkapnyaHuman papillomavirus (HPV) adalah infeksi menular seksual umum yang dapat menyerang kulit, area genital, dan tenggorokan.
Baca Selengkapnya