Tukar Uang Lama dengan Uang Baru Karena Sejumlah Alasan Kesehatan Berikut
Merdeka.com - Menjelang lebaran seperti saat ini, penukaran uang sudah mulai muncul di mana-mana baik di bank atau di pinggir jalan. Uang-uang yang telah ditukar ini kemudian akan dibagi-bagikan kepada anak atau keponakan di kala idulfitri tiba.
Beredarnya banyak uang baru ini rupanya tidak hanya menyebarkan kebahagiaan saja namun juga menyebarkan bakteri. Baik uang lama yang sudah lusuh maupun uang baru yang masih kencang dan kinyis-kinyis, bahaya dari bakteri ini tetap ada dan mengancam kesehatan. Namun tentu saja bahaya ini bakal lebih banyak muncul dari uang lama yang sudah banyak berpindah tangan
Dilansir dari Time, sebuah penelitian yang dilakukan pada tahun 2017 coba melihat bahwa terdapat apa saja pada sebuah uang kertas yang baru keluar dari bank. Pada percobaan yang dilakukan pada uang pecahan $1 AS tersebut diketahui terdapat ratusan spesies mikroorganisme.
-
Kenapa uang mutilasi berbahaya? Beredarnya uang mutilasi ini tentu merugikan masyarakat, karena bagi si penerima, uang ini tidak bisa digunakan dalam transaksi ataupun ditukarkan dengan uang yang sah.
-
Kenapa koin itu berbahaya kalau dibiarkan? 'Kehadiran benda asing dalam saluran pernapasan, khususnya di trakea dan laring, harus segera diatasi untuk mengurangi risiko gangguan pernapasan,' laporan tersebut menjelaskan.
-
Bagaimana pengaruh politik uang? Politik uang memengaruhi hasil pemilu dengan beberapa cara, antara lain: Merusak integritas demokrasi: Politik uang merusak integritas pemilihan umum dan mencederai prinsip demokrasi yang adil dan transparan. Kandidat atau partai politik yang menggunakan politik uang untuk memenangkan pemilihan dapat memperoleh keuntungan tidak adil dan mengorbankan kepentingan rakyat.
-
Kenapa virus bisa bahaya? Virus-virus ini dapat menyebabkan penyakit ringan hingga mematikan.
-
Uang palsu apa yang diedarkan? Disampaikan Kepala Polsek Leles, AKP Agus Kustanto, keduanya mengedarkan uang imitasi dengan pecahan Rp10 sampai Rp100 ribu.
-
Mengapa masyarakat harus waspada terhadap uang mutilasi? Namun demikian, kewaspadaan masyarakat terhadap segala bentuk tindak pidana uang palsu perlu terus ditingkatkan, salah satunya terhadap modus menggabungkan uang rupiah asli dengan palsu tersebut.
Salah satu jenis mikroorganisme yang paling berlimpah adalah penyebab jerawat serta sejumlah bakteri kulit lainnya. Diketahui juga terdapat bakteri vagina, mikroba dari mulut, DNA dari hewan peliharaan, serta sejumlah virus.
Menyeramkannya lagi, pada penelitian di Amerika Serikat tersebut, uang juga memiliki jejak narkoba di dalamnya. Pada sebuah penelitian diketahui bahwa terdapat 80 persen uang kertas yang memiliki jejak kokain.
Perputaran uang yang cepat bisa menjadi penyebab dari terjadinya hal ini. Sebuah uang kertas dapat terus berputar dari 5 hingga 15 tahun.
"Banyak orang tidak mencuci tangan, kemudian mereka berada di restoran dan uang terus berpindah-pindah tempat," jelas Susan Whittier, pakar mikrobiologis dari New York-Presbyterian and Columbia University Medical Center.
"Kamu tidak tahu siapa yang sudah memegangnya,"
Sebuah penelitian lain juga menyebut bahwa beberapa uang kertas dan koin mengandung patogen seperti Escherichia coli (E. coli), salmonella dan staphylococcus aureus. Seluruh patogen tersebut bisa berujung munculnya masalah kesehatan serius.
Walau begitu, keberadaan mikroba ini juga belum tentu membuat kamu langsung sakit begitu saja. Selain itu tempat penyimpanan serta keberadaan uang juga sangat menentukan apakah hal ini berujung bahaya atau tidak.
Bahan dari uang kertas juga bisa menentukan penyebaran bakteri di uang kertas ini. Perbedaan bahan ini bisa menentukan apakah bakteri lebih mudah muncul di satu jenis tertentu atau tidak.
Hal yang harus diperhatikan agar uang ini tidak berbahaya adalah dengan memastikan kamu selalu mencuci tangan setelah memegang uang kertas. Selain itu kemungkinan penyebaran bakteri ini bisa diminimalisasi ketika kamu menggunakan uang baru yang masih belum banyak berpindah tangan.
(mdk/RWP)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Celengan yang sudah disimpannya sejak SD dibuka. Kondisi uang di dalamnya cukup menyita perhatian publik.
Baca SelengkapnyaMencuci dan menyetrika akan mempercepat kerusakan uang.
Baca SelengkapnyaPenelitian terbaru ungkap bahwa kebiasaan thrifting baju bekas bisa menjadi sarana penyebaran penyakit menular.
Baca SelengkapnyaKebiasaan bertukar pakaian sering dianggap sebagai hal wajar dan tidak berbahaya. Namun, di balik kebiasaan ini terdapat risiko kesehatan yang tidak disadari.
Baca SelengkapnyaMembuang sampah sembarangan telah menjadi salah satu masalah lingkungan yang juga berdampak buruk pada kesehatan.
Baca SelengkapnyaBSI meminta nasabah tidak menukar uang baru secara berlebihan dan menukarkan kembali kepada pihak ketiga.
Baca SelengkapnyaMelakukan penukaran di layanan resmi dijamin keaslian uangnya.
Baca SelengkapnyaMelakukan penukaran uang dipinggir jalan berisiko merugikan masyarakat atas potensi peredaran uang palsu.
Baca SelengkapnyaMomen itu langsung menarik perhatian publik karena banyak barang-barang bekas yang masih bagus namun sudah dibuang oleh pemiliknya.
Baca SelengkapnyaMasyarakat bisa menukar uang baru di pasar tradisional hingga modern.
Baca SelengkapnyaDitarik dari Perdedoran, Uang Pecahan Rp500 dan Rp1.000 Ini Sudah Tidak Laku Mulai Hari ini
Baca SelengkapnyaPenggunaan air permukaan dari air tanah dan sungai bisa berisiko karena rentan terkontaminasi.
Baca Selengkapnya