Tukar Uang Lama dengan Uang Baru Karena Sejumlah Alasan Kesehatan Berikut
Merdeka.com - Menjelang lebaran seperti saat ini, penukaran uang sudah mulai muncul di mana-mana baik di bank atau di pinggir jalan. Uang-uang yang telah ditukar ini kemudian akan dibagi-bagikan kepada anak atau keponakan di kala idulfitri tiba.
Beredarnya banyak uang baru ini rupanya tidak hanya menyebarkan kebahagiaan saja namun juga menyebarkan bakteri. Baik uang lama yang sudah lusuh maupun uang baru yang masih kencang dan kinyis-kinyis, bahaya dari bakteri ini tetap ada dan mengancam kesehatan. Namun tentu saja bahaya ini bakal lebih banyak muncul dari uang lama yang sudah banyak berpindah tangan
Dilansir dari Time, sebuah penelitian yang dilakukan pada tahun 2017 coba melihat bahwa terdapat apa saja pada sebuah uang kertas yang baru keluar dari bank. Pada percobaan yang dilakukan pada uang pecahan $1 AS tersebut diketahui terdapat ratusan spesies mikroorganisme.
-
Mengapa kutu busuk menjadi masalah lagi? Hampir Punah Kutu busuk kembali muncul setelah hampir punah pada abad ke-20, berkat efektivitas penggunaan diklorodifeniltrikloroetana (DDT), sebuah pestisida yang sangat efektif. Namun, setelah DDT dilarang pada 1970-an, populasi kutu busuk berkembang pesat. Dengan adanya pelindung genetik yang mereka miliki, kutu busuk menjadi sangat resisten.
-
Kenapa virus bisa bahaya? Virus-virus ini dapat menyebabkan penyakit ringan hingga mematikan.
-
Kenapa bau mobil baru bisa menyebabkan kanker? Penelitian dari University of California, Riverside menemukan bahwa bau mobil baru bisa mengandung zat karsinogen.
-
Bagaimana bau mobil baru bisa menyebabkan kanker? Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Environment International mengungkapkan bahwa orang yang mengendarai mobil baru selama lebih dari 20 menit sehari memiliki risiko lebih tinggi terkena paparan senyawa organik yang mudah menguap (VOC) yang berpotensi karsinogenik.
-
Apa aja jenis penyakit yang bisa menular lewat baju bekas? Studi yang dilakukan di beberapa pasar pakaian bekas menunjukkan bahwa mikroba patogen seperti Staphylococcus aureus (penyebab infeksi kulit dan darah), Salmonella, E. coli, serta virus seperti norovirus dan rotavirus dapat hidup pada pakaian yang terkontaminasi.
-
Kenapa pakaian bekas jadi sarang penyakit? Kulit manusia secara alami dilapisi oleh jutaan bakteri, jamur, dan virus, yang secara kolektif disebut sebagai mikrobioma kulit. Setiap kali kita mengenakan pakaian, mikroba-mikroba ini berpindah ke serat kain yang kita pakai. Menurut Dr. Primrose Freestone, dilansir dari Science Alert, 'pakaian dapat menjadi reservoir penting bagi banyak penyakit menular.'
Salah satu jenis mikroorganisme yang paling berlimpah adalah penyebab jerawat serta sejumlah bakteri kulit lainnya. Diketahui juga terdapat bakteri vagina, mikroba dari mulut, DNA dari hewan peliharaan, serta sejumlah virus.
Menyeramkannya lagi, pada penelitian di Amerika Serikat tersebut, uang juga memiliki jejak narkoba di dalamnya. Pada sebuah penelitian diketahui bahwa terdapat 80 persen uang kertas yang memiliki jejak kokain.
Perputaran uang yang cepat bisa menjadi penyebab dari terjadinya hal ini. Sebuah uang kertas dapat terus berputar dari 5 hingga 15 tahun.
"Banyak orang tidak mencuci tangan, kemudian mereka berada di restoran dan uang terus berpindah-pindah tempat," jelas Susan Whittier, pakar mikrobiologis dari New York-Presbyterian and Columbia University Medical Center.
"Kamu tidak tahu siapa yang sudah memegangnya,"
Sebuah penelitian lain juga menyebut bahwa beberapa uang kertas dan koin mengandung patogen seperti Escherichia coli (E. coli), salmonella dan staphylococcus aureus. Seluruh patogen tersebut bisa berujung munculnya masalah kesehatan serius.
Walau begitu, keberadaan mikroba ini juga belum tentu membuat kamu langsung sakit begitu saja. Selain itu tempat penyimpanan serta keberadaan uang juga sangat menentukan apakah hal ini berujung bahaya atau tidak.
Bahan dari uang kertas juga bisa menentukan penyebaran bakteri di uang kertas ini. Perbedaan bahan ini bisa menentukan apakah bakteri lebih mudah muncul di satu jenis tertentu atau tidak.
Hal yang harus diperhatikan agar uang ini tidak berbahaya adalah dengan memastikan kamu selalu mencuci tangan setelah memegang uang kertas. Selain itu kemungkinan penyebaran bakteri ini bisa diminimalisasi ketika kamu menggunakan uang baru yang masih belum banyak berpindah tangan.
(mdk/RWP)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berikut cara tukar uang baru di bank dengan mudah dan cepat.
Baca SelengkapnyaCelengan yang sudah disimpannya sejak SD dibuka. Kondisi uang di dalamnya cukup menyita perhatian publik.
Baca SelengkapnyaMencuci dan menyetrika akan mempercepat kerusakan uang.
Baca SelengkapnyaPenelitian terbaru ungkap bahwa kebiasaan thrifting baju bekas bisa menjadi sarana penyebaran penyakit menular.
Baca SelengkapnyaKebiasaan bertukar pakaian sering dianggap sebagai hal wajar dan tidak berbahaya. Namun, di balik kebiasaan ini terdapat risiko kesehatan yang tidak disadari.
Baca SelengkapnyaMembuang sampah sembarangan telah menjadi salah satu masalah lingkungan yang juga berdampak buruk pada kesehatan.
Baca SelengkapnyaBSI meminta nasabah tidak menukar uang baru secara berlebihan dan menukarkan kembali kepada pihak ketiga.
Baca SelengkapnyaMelakukan penukaran di layanan resmi dijamin keaslian uangnya.
Baca SelengkapnyaMelakukan penukaran uang dipinggir jalan berisiko merugikan masyarakat atas potensi peredaran uang palsu.
Baca SelengkapnyaMomen itu langsung menarik perhatian publik karena banyak barang-barang bekas yang masih bagus namun sudah dibuang oleh pemiliknya.
Baca SelengkapnyaMasyarakat bisa menukar uang baru di pasar tradisional hingga modern.
Baca SelengkapnyaDitarik dari Perdedoran, Uang Pecahan Rp500 dan Rp1.000 Ini Sudah Tidak Laku Mulai Hari ini
Baca Selengkapnya