Vaksin AstraZeneca Masih Ampuh Tangkal Paparan Covid-19
Merdeka.com - Di Indonesia kini terdapat banyak varian vaksin yang beredar untuk masyarakat untuk vaksinasi sebagai cara melindungi tubuh dari serangan Covid-19. Vaksin AstraZeneca, salah satu vaksin yang hadir awal di tanah air, saat ini masih terbukti ampuh menangkal serangan virus Corona.
AstraZeneca menawarkan perlindungan tinggi yang sama seperti Pfizer-BioNTech setelah dilakukan penelitian terbesar selama empat hingga lima bulan, seperti dilansir dari BBC (20/8).
Para peneliti percaya bahwa vaksin AstraZeneca "hampir pasti setidaknya sebagus yang lain". Kesimpulan tersebut diambil dari analisa dua setengah juta hasil tes dari 743.526 peserta dalam survei infeksi rumah tangga COVID-19 di Inggris - yang dipimpin oleh Universitas Oxford dan Kantor Statistik Nasional.
-
Kapan Bio Farma mulai meneliti vaksin? Pada 1902 lembaga tersebut mulai meneliti berbagai vaksin yang diperuntukkan bagi kesehatan masyarakat.
-
Bagaimana cara meningkatkan ketahanan kesehatan melalui vaksin? Menkes Budi juga menambahkan, untuk mendukung ketahanan kesehatan, diperlukan penelitian yang berkelanjutan dan mengikuti perkembangan teknologi. Pemerintah melalui berbagai program terus mendorong pengembangan vaksin berbasis teknologi terkini.
-
Bagaimana vaksin kanker ini bekerja? Putin menyatakan keyakinannya bahwa vaksin tersebut, bersama dengan obat imunomodulator generasi baru, akan segera menjadi bagian integral dari terapi individual yang efektif.
-
Bagaimana vaksin melindungi anak? Pemberian vaksinasi ini merupakan langkah penting untuk mencegah munculnya sejumlah masalah kesehatan.
-
Siapa yang terlibat dalam produksi vaksin dalam negeri? Salah satu proyek unggulannya adalah pengembangan Vaksin Merah Putih atau INAVAC yang bekerja sama dengan Universitas Airlangga (Unair).
-
Siapa yang mengumumkan penemuan vaksin kanker? Presiden Vladimir Putin mengungkapkan bahwa mereka kini selangkah lebih dekat untuk penemuan vaksin kanker.
Vaksin Pfizer-BioNTech memiliki efektivitas 93 persen terhadap infeksi bergejala dalam kurun waktu selama dua minggu setelah menerima dosis kedua, dibandingkan dengan 71 persen dari Oxford-AstraZeneca. Namun, seiring waktu, efektivitas Pfizer-BioNTech menurun sementara Oxford-AstraZeneca sebagian besar tetap sama.
Profesor Sarah Walker dari Universitas Oxford, mengatakan bahwa tidak ada alasan untuk khawatir. "Organisasi Kesehatan Dunia menetapkan standar 50 persen dan kami jauh di atas itu. Kedua vaksin ini masih bekerja sangat baik melawan varian Delta." ungkapnya.
Dengan penelitian di atas, maka bagi Anda yang belum mendapatkan vaksin Covid-19, jangan ragu untuk ikut serta dalam program vaksinasi pemerintah dengan vaksin AstraZeneca maupun vaksin jenis lainnya. Selain melakukan vaksinasi, Anda juga harus mematuhi protokol kesehatan 5M agar terhindar dari risiko terpapar Covid-19.
Sumber: Liputan6.comReporter:Benedikta Miranti Tri Verdiana
(mdk/dzm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Badan Pengawas Obat Eropa juga telah melarang peredaran vaksin ini.
Baca SelengkapnyaBelakangan, vaksin AstraZeneca disebut-sebut memicu kejadian trombosis with thrombocytopenia syndrome (TTS) atau pembekuan darah.
Baca SelengkapnyaBeredar kabar vaksin Mpox yang dipersiapkan adalah vaksin eksperimental.
Baca SelengkapnyaKomnas KIPI sebelumnya mengatakan tidak ada kejadian sindrom TTS setelah pemakaian vaksin Covid-19 AstraZeneca.
Baca SelengkapnyaMenkes angkat bicara mengenai efek samping vaksin Covid-19 AstraZeneca
Baca SelengkapnyaVaksin flu universal bisa membantu mengatasi berbagai jenis flu dan mutasinya seperti Covid-19.
Baca SelengkapnyaPemerintah berupaya mencegah penyebaran Mpox dengan melakukan vaksinasi yang sudah disetujui WHO dan BPOM.
Baca SelengkapnyaJamie Scott, seorang pria beranak dua mengalami cedera otak serius setelah mengalami penggumpalan darah dan pendarahan di otak usai mendapatkan vaksin itu p
Baca SelengkapnyaVaksin cacar api dirancang untuk merangsang sistem kekebalan tubuh agar dapat mengenali dan melawan virus varicella-zoster sebelum virus tersebut aktif kembali.
Baca SelengkapnyaBahkan, muncul narasi menyatakan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak ada.
Baca SelengkapnyaKanker merupakan momok bagi banyak orang. Pada saat ini, Rusia mengklaim bahwa mereka selangkah lebih dekat untuk menemukan vaksin Kanker.
Baca SelengkapnyaHinky mengatakan, vaksin AstraZeneca sudah melewati tahap uji klinis tahap 1 hingga 4.
Baca Selengkapnya