Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Vaksin Covid-19 Tidak Pengaruhi Jumlah Produksi ASI

Vaksin Covid-19 Tidak Pengaruhi Jumlah Produksi ASI ibu menyusui. ©2012 Merdeka.com

Merdeka.com - Pemerintah saat ini sedang menggencarkan vaksinasi covid-19 guna menekan angka penyebaran virus yang menyerang paru-paru ini. Tak terkecuali bagi ibu yang sedang menyusui. Banyak berita diluaran yang mengatakan bahwa vaksin covid-19 berbahaya bagi ibu menyusui, karena bisa mengurangi produksi ASI.

Namun faktanya,seperti yang di paparkan oleh Ketua Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI), Hindra Irawan Satari, tidak ada kaitan antara vaksin covid-19 dengan penurunan produksi ASI (Air Susu Ibu).

"Hasil uji klinis (vaksin Sinovac) di Brasil dan China tidak ada kaitannya produksi ASI dengan vaksin," ujarnya melalui Youtube Ikatan Dokter Indonesia.

Hindra menjelaskan, bisa jadi yang membuat produksi ASI menurun dikarenakan mengalami stres usai vaksin covid-19. Dia menyarankan, ibu yang sedang menyusui tetap memberikan ASI secara teratur kepada bayinya. Di samping itu, ibu menyusui harus menjaga pola makan, percaya diri dan tetap bahagia.

""Silakan ASI diberikan terus tentu dengan percaya diri, makan sayuran hijau, buah-buah yang manis, susu dua gelas, terus happy, bahagia akan memproduksi ASI optimal," ujarnya.

Hingga saat ini, Hindra mengatakan Komnas KIPI masih menerima laporan terkait efek yang dirasakan usai vaksin covid-19. Dari total laporan KIPI yang ada, 60 persen di antaranya karena immunization stress related responses. Immunization stress related responses terjadi akibat seseorang merasa cemas berlebihan karena proses vaksinasi Covid-19.

"Data Komnas KIPI, 60 persen dari total laporan yang masuk merupakan stres bukan karena vaksin Covid-19," jelasnya.

Program vaksinasi covid-19 di Indonesia sendiri dibagi dalam empat tahap. Tahap pertama untuk petugas kesehatan, targetnya mencapai 1.468.764 orang. Tahap kedua untuk petugas pelayanan publik dan lansia dengan target sasaran masing-masing 17.327.167 dan 21.553.118 orang.

Sementara tahap ketiga untuk masyarakat rentan di daerah dengan risiko penularan tinggi, targetnya menjangkau 63,9 juta orang. Tahap terakhir untuk masyarakat umum dengan pendekatan klaster, total target 77,7 juta orang.

Saat ini, proses vaksinasi sudah masuk tahap ketiga. Diharapkan program vaksinasi covid-19 berjalan lancar dan bisa mencapai herd immunity untuk menekan penyebaran covid-19 lebih luas lagi.

(mdk/ttm)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Gaduh Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Komnas KIPI: Tidak Sebabkan Kasus Pembekuan Otak di Indonesia
Gaduh Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Komnas KIPI: Tidak Sebabkan Kasus Pembekuan Otak di Indonesia

Jamie Scott, seorang pria beranak dua mengalami cedera otak serius setelah mengalami penggumpalan darah dan pendarahan di otak usai mendapatkan vaksin itu p

Baca Selengkapnya
Klaim Tak Ada Kaitan Vaksin AstraZeneca dengan Kasus TTS, Komnas KIPI Sebut Sudah Surveilans di 7 Provinsi
Klaim Tak Ada Kaitan Vaksin AstraZeneca dengan Kasus TTS, Komnas KIPI Sebut Sudah Surveilans di 7 Provinsi

Hinky mengatakan, vaksin AstraZeneca sudah melewati tahap uji klinis tahap 1 hingga 4.

Baca Selengkapnya
Disinyalir Ada Efek Samping Pendarahan Otak, Sudah 70 Juta Vaksin AstraZeneca Disuntikkan ke Rakyat Indonesia
Disinyalir Ada Efek Samping Pendarahan Otak, Sudah 70 Juta Vaksin AstraZeneca Disuntikkan ke Rakyat Indonesia

Indonesia merupakan negara dengan peringkat keempat terbesar di dunia yang melakukan vaksinasi COVID-19.

Baca Selengkapnya
Respons Menkes Soal Gaduh Efek Samping Vaksin AstraZeneca Disebut Picu Pembekuan Darah
Respons Menkes Soal Gaduh Efek Samping Vaksin AstraZeneca Disebut Picu Pembekuan Darah

Menkes angkat bicara mengenai efek samping vaksin Covid-19 AstraZeneca

Baca Selengkapnya
Vaksin AstraZeneca Disebut Picu Kasus TTS, Begini Hasil Kajian BPOM
Vaksin AstraZeneca Disebut Picu Kasus TTS, Begini Hasil Kajian BPOM

Belakangan, vaksin AstraZeneca disebut-sebut memicu kejadian trombosis with thrombocytopenia syndrome (TTS) atau pembekuan darah.

Baca Selengkapnya
Kemenkes Sebut Belum Ada Mutasi Baru Covid-19 Meski Varian JN.1 Sudah Menyebar di RI
Kemenkes Sebut Belum Ada Mutasi Baru Covid-19 Meski Varian JN.1 Sudah Menyebar di RI

Penularan varian JN.1 telah ditemukan di Jakarta dan Batam.

Baca Selengkapnya
Klaim Pandemi Covid-19 Rekayasa Muncul Lagi, Begini Kata Kemenkes
Klaim Pandemi Covid-19 Rekayasa Muncul Lagi, Begini Kata Kemenkes

Bahkan, muncul narasi menyatakan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak ada.

Baca Selengkapnya
Komnas KIPI Pastikan Vaksin nOPV2 Aman Digunakan untuk Cegah Polio
Komnas KIPI Pastikan Vaksin nOPV2 Aman Digunakan untuk Cegah Polio

Komnas KIPI menyebut vaksin nOPV2 telah dikembangkan sejak tahun 2011 dan mulai diberikan sejak tahun 2021.

Baca Selengkapnya
Benarkah Penerima Vaksin Covid-19 mRNA akan Meninggal dalam 3 atau 5 Tahun? Cek Faktanya
Benarkah Penerima Vaksin Covid-19 mRNA akan Meninggal dalam 3 atau 5 Tahun? Cek Faktanya

Beredar klaim penerima vaksin Covid-19 mRNA akan meninggal dalam 3 atau 5 tahun

Baca Selengkapnya
Kemenkes Tegaskan Vaksin Mpox Sudah Mendapat Persetujuan WHO dan BPOM
Kemenkes Tegaskan Vaksin Mpox Sudah Mendapat Persetujuan WHO dan BPOM

Pemerintah berupaya mencegah penyebaran Mpox dengan melakukan vaksinasi yang sudah disetujui WHO dan BPOM.

Baca Selengkapnya
Penjelasan Ahli Kesehatan Usai Heboh Efek Samping Vaksin AstraZeneca hingga Ditarik dari Peredaran
Penjelasan Ahli Kesehatan Usai Heboh Efek Samping Vaksin AstraZeneca hingga Ditarik dari Peredaran

Komnas KIPI sebelumnya mengatakan tidak ada kejadian sindrom TTS setelah pemakaian vaksin Covid-19 AstraZeneca.

Baca Selengkapnya
IAKMI: Air dari Galon Polikarbonat Tak Sebabkan Gangguan Janin
IAKMI: Air dari Galon Polikarbonat Tak Sebabkan Gangguan Janin

Menurutnya, galon-galon tersebut sudah memiliki standar SNI dan telah melewati serangkaian penelitian dan uji kecocokan pangan.

Baca Selengkapnya