Vaksin HPV Bisa Jadi Cara Pemerintah untuk Tekan Jumlah Kasus Kanker Serviks
Merdeka.com - Kanker serviks atau kanker leher rahim merupakan jenis kanker yang merupakan pembunuh nomor dua di Indonesia. Vaksinasi Human Papillomavirus (HPV) dapat menjadi salah satu cara dalam mencegah penyakit ini. Namun, program yang telah direncanakan untuk berkembang menjadi program imunisasi nasional kini diujung tanduk.
Profesor Andrijono, Sp.OG, pendiri Koalisi Indonesia Cegah Kanker Serviks (KICKS) menyesalkan adanya keterlambatan ini.
“Vaksinasi HPV anak sekolah harusnya dilakukan bulan November. Tapi hingga saat ini, pertengahan Desember belum juga ada tanda akan segera dilaksanakan,” katanya.
-
Apa itu vaksin HPV? Vaksin HPV merupakan vaksin untuk mencegah infeksi human papillomavirus (HPV). HPV adalah virus yang dapat menyebabkan kutil kelamin dan berbagai jenis kanker di organ kelamin dan reproduksi, seperti kanker serviks, kanker penis, kanker anus, dan kanker tenggorokan.
-
Kapan waktu terbaik untuk vaksin HPV? Vaksin HPV idealnya diberikan kepada anak usia 9–14 tahun yang belum aktif secara seksual. Vaksin ini juga dapat diberikan kepada remaja dan orang dewasa usia 15–26 tahun yang belum pernah atau belum mendapatkan vaksin HPV secara lengkap.
-
Kapan anak harus di vaksin PCV? Jadwal Imunisasi Vaksin PCV telah dimasukkan dalam program imunisasi dasar untuk anak-anak berusia 0 hingga 18 tahun di Indonesia.
-
Bagaimana cara pemberian vaksin HPV? Untuk jenis vaksin tetravalen, dosis pertama diberikan pada bulan pertama Dosis kedua pada bulan kedua, dan yang ketiga pada bulan keenam setelah dosis pertama. Sedangkan untuk vaksin bivalen, dosis pertama yang dianjurkan pada bulan pertama.Kemudian yang kedua pada bulan keenam setelah dosis pertama.
-
Bagaimana cara mengatasi keterlambatan imunisasi? Apabila imunisasi terlewat, langkah yang harus diambil adalah segera menjadwalkan imunisasi susulan. Dalam beberapa situasi, vaksinasi masih dapat diberikan dalam rentang waktu tertentu sesuai dengan panduan medis yang berlaku. Sebagai contoh, vaksin pentavalen masih bisa diberikan sebelum anak mencapai usia satu tahun. Penting untuk berkonsultasi dengan dokter guna mengetahui jenis vaksin yang bisa diberikan segera tanpa mengurangi efektivitasnya.
-
Siapa yang disarankan untuk mendapatkan vaksin HPV? Vaksinasi dengan HPV disarankan terutama untuk perempuan. Selain itu, vaksin ini juga direkomendasikan untuk wanita hingga usia 26 tahun. Kemudian pria hingga usia 21 tahun yang belum mendapat vaksinasi sebelumnya.
Ketua Umum CISC (Cancer Information and Support Group) dan juga anggota KICKS, Aryanthi Baramuli mengungkapkan kekhawatiran yang muncul bila dosis kedua terlambat diberikan. “Saya khawatir bila anak kelas 5 SD yang tahun lalu sudah mendapat suntikan dosis pertama tapi hingga saat ini belum mendapat dosis kedua, proteksi vaksin jadi kurang efektif,” katanya.
Selain itu, apabila akhirnya program vaksinasi HPV tidak dilanjutkan, angka kanker serviks di Indonesia tidak akan turun, serta pembiayaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) akan terus membengkak dalam mengobati kanker serviks.
Aryanthi menjelaskan, program uji coba vaksinasi yang berjalan lancar sejak 2016 dan mencakup lebih dari 90 persen ini mengalami keterlambatan karena terdapatnya masalah dalam ketersediaan vaksin jenis ini. Padahal, dasar hukum pengadaan vaksin HPV sudah diatur dalam Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah No.11/2018.
Tidak hanya lebih ekonomis, vaksinasi di usia dini dapat memberi proteksi yang lebih baik karena antibodi anak yang terbentuk dapat lebih optimal dibandingkan jika diberikan pada usia yang lebih dewasa.
Vaksinasi HPV
Dalam pemberian dosis, vaksin HPV mengklasifikasikan nya berdasarkan umur. Dua dosis diindikasikan untuk perempuan dan laki-laki umur sembilan sampai 13 tahun, sedangkan pada usia 14 ke atas diberikan dalam tiga dosis. Vaksin ini terbukti aman dan efektif dalam melindungi empat tipe HVP seperti tipe 6, 11, 16, dan 18.
Jarak dosis vaksin kedua maksimal diberikan satu tahun setelah dosis pertama, kata Andrijono.
Namun, mengetahui perlu adanya vaksin lanjutan, Ketua Himpunan Onkologi Ginekologi Indonesia (HOGI), Andrijono, memaparkan bahwa sekitar 120.000 anak perempuan terancam tidak mendapat vaksinasi HPV lanjutan.
Dia mengungkapkan bahwa dalam waktu dekat akan dilakukan kajian ilmiah terkait hal ini, serta upaya yang bisa dilakukan agar program vaksinasi HPV bisa kembali berjalan.
Awalnya, pada 2016, program ini dimulai dengan uji coba di Jakarta dan selanjutnya mulai dilakukan di beberapa daerah lain. Pada 2018 saja misalnya, program ini telah dilakukan di Yogyakarta Kabupaten Bantul dan Kulon Progo, Surabaya, Makassar, dan Manado.
Dari kejadian tersebut, Aryanthi berharap vaksinasi HPV ini dapat menjadi program nasional paling jitu untuk menurunkan angka kanker serviks di Indonesia.
Semoga pemerintah segera melaksanakan program ini di bulan Desember, agar di kemudian hari kasus kanker serviks bisa turun dan biaya BPJS Kesehatan juga lebih rendah, harapnya.
Penulis: Lorenza FerarySumber: Liputan6.com
(mdk/RWP)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Vaksin HPV diberikan untuk melindungi diri dari inveksi HPV yang merupakan penyebab kanker serviks.
Baca SelengkapnyaPerlindungan tubuh dari paparan virus HPV mungkin dilakukan dengan penerapan gaya hidup yang sehat.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan data Globocan 2021, terdapat 36.633 kasus kanker serviks di Indonesia dengan angka kematian yang terus meningkat.
Baca SelengkapnyaKegiatan ini merupakan bagian dari upaya Kementerian Kesehatan RI memulai perluasan cakupan imunisasi HPV skala nasional untuk mencegah kanker serviks.
Baca SelengkapnyaViral di media sosial vaksin HPV untuk mencegah kanker serviks bisa memicu kemandulan.
Baca SelengkapnyaSelama ini pemberian vaksin HPV dianggap hanya untuk perempuan saja, padahal pada laki-laki hal ini juga bisa bermanfaat.
Baca SelengkapnyaSebagai informasi vaksin HPV bermanfaat untuk mencegah kanker serviks pada perempuan
Baca SelengkapnyaPemkot Tasikmalaya memulai program vaksinasi rotavirus (RV) dan human papillomavirus (HPV) pada Rabu (9/8).
Baca SelengkapnyaAlumnus Oxford University itu mengaku termasuk terlambat mendapatkan vaksin HPV karena baru divaksinasi di usia 20an.
Baca SelengkapnyaCakupan imunisasi PCV pada bayi tahun 2023, yakni sebanyak 139.887 atau 84,48 persen.
Baca SelengkapnyaVaksin HPV merupakan vaksin untuk mencegah infeksi human papillomavirus (HPV). Vaksin HPV mengandung protein yang dibuat menyerupai virus HPV.
Baca SelengkapnyaPenerima vaksin ini adalah laki-laki yang dalam dua minggu terakhir melakukan hubungan seksual berisiko dengan atau tanpa status ODHIV.
Baca Selengkapnya