Waspada! Keputihan Berpanjangan Bisa Jadi Tanda Gejala Kanker Serviks
Merdeka.com - Masalah keputihan merupakan suatu hal yang wajar dialami oleh wanita. Hal ini bisa terjadi ketika seseorang kelelahan atau mengalami perubahan hormon, namun jika terjadi dalam jangka waktu lama maka bisa jadi itu gejala kanker serviks atau leher rahim.
"Keputihan sangat normal dialami. Biasanya karena kelelahan, stres atau infeksi kuman," ujar Spesialis Obstetri dan Ginekologi, Andrijono, di Jakarta.
"Keputihan juga bisa karena tumor jinak, kanker atau polip karena kanker bisa mengeluarkan lendir," tambahnya.
-
Kenapa keputihan terjadi? 'Keputihan adalah cara tubuh membawa sel-sel mati dan bakteri, menjaga vagina tetap bersih dan mencegah infeksi,' kata Dr. Casares.
-
Siapa yang rentan alami keputihan? Jika Si Kecil mengalami gejala seperti gatal, demam, dan cairan keputihan yang berbau tak sedap, segera konsultasikan dengan dokter.
-
Apa ciri keputihan normal? Ciri-ciri Keputihan yang Normal Keputihan yang dianggap normal memiliki sejumlah ciri khas yang penting untuk diketahui. Ciri-ciri tersebut meliputi:Warna: Bening hingga putih susuTekstur: Encer hingga sedikit kental, mirip putih telurBau: Tidak berbau atau memiliki bau yang sangat ringanJumlah: Bervariasi tergantung siklus menstruasi, biasanya meningkat saat ovulasiKonsistensi: Dapat berubah sepanjang siklus menstruasiSensasi: Tidak menimbulkan rasa gatal atau iritasi
-
Mengapa keputihan normal terjadi? Keputihan, yang dalam terminologi medis dikenal sebagai leukorrhea, merujuk pada keluarnya cairan atau lendir dari vagina yang bukan disebabkan oleh darah menstruasi. Proses ini adalah mekanisme alami tubuh yang berfungsi untuk membersihkan dan melindungi vagina dari kemungkinan infeksi.
-
Apa saja ciri-ciri keputihan yang disebabkan oleh bakteri? BV adalah jenis keputihan yang paling sering terjadi, dengan ciri-ciri keputihan berwarna putih keabu-abuan, tipis, dan tidak kental. Aroma amis yang menyengat juga menjadi tanda khas dari kondisi ini.
-
Kapan keputihan normal meningkat? Keputihan yang normal umumnya mengalami peningkatan jumlah ketika masa subur atau ovulasi tiba, karena tubuh memproduksi lebih banyak lendir serviks untuk membantu perjalanan sperma.
Sebuah pengalaman disampaikan anggota komunitas Cancer Information and Support Center (CISC), Untung Endang Suryani. Dia mengalami keputihan dan setelah diperiksa divonis mengidap kanker serviks.
"Tadinya, saya pikir ini gejala menopause. Usia saya kan sudah 50 tahun. Apalagi, tidak berwarna, berbau dan saya rajin pap smear. Tapi, ternyata keputihan terus terjadi. Sampai saya enggak bisa bangun, baru minta ke dokter dan divonis kanker serviks," ungkap Endang.
Dia sempat mencoba berbagai obat herbal yang murah hingga mahal. Tapi, obat-obatan tersebut tidak berhasil memperbaiki kondisinya.
"Saya biasakan konsumsi kunyit putih. Katanya bisa mencegah dan menyembuhkan kanker. Tapi ternyata masih keputihan juga. Sudah coba berbagai obat yang murah sampai mahal tapi hasilnya nggak ada," imbuh Endang.
Untuk mengatasi keputihan, apalagi kanker, tidak disarankan mengonsumsi obat herbal. "Dibutuhkan jumlah yang banyak kalau pakai herbal," ujar Andrijono.
Jika mengalami keputihan dalam waktu yang cukup lama, sebaiknya diperiksa ke dokter dan diobati. Lakukan pemeriksaan pap-smear secara rutin.
"Kalau masih keputihan setelah sembuh, coba tes pap smear dan HPV (human papillomavirus)," saran dr. Andrijono.
Jika hasil pemeriksaan menunjukkan ada virus HPV, segera lakukan vaksin. Vaksin kanker serviks bisa diberikan mulai usia 9 tahun.
"Untuk mereka yang berusia 13 tahun ke atas, 3 kali vaksin dalam kurun waktu setahun. Sekali vaksin sekitar Rp770 ribu," jelas Venita, Ketua Bidang Layanan Sosial Yayasan Kanker Indonesia.
Reporter: Cynthia Amanda MaleSumber: Dream.co.id
(mdk/RWP)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penting untuk memperhatikan perubahan warna dan tekstur keputihan.
Baca SelengkapnyaSemakin dini mengetahui dan menangani berbagai gejala kanker serviks, maka tingkat kesembuhannya pun juga bisa lebih meningkat.
Baca SelengkapnyaKeputihan adalah hal yang normal dialami para wanita, baik yang hamil maupun tidak.
Baca SelengkapnyaPada wanita, terdapat sejumlah jenis cairan yang bisa keluar dari organ kewanitaan yang penting diketahui.
Baca SelengkapnyaCairan yang keluar dari vagina adalah fenomena alami yang dialami oleh sebagian besar wanita. Fenomena ini sebenarnya merupakan cara vagina membersihsihkan diri
Baca SelengkapnyaMembersihkan dan mencuci area kewanitaan secara berlebih bisa membuat munculnya masalah.
Baca SelengkapnyaBercak keputihan pada wanita dapat hadir dalam beragam warna dan konsistensi.
Baca SelengkapnyaKondisi kesehatan rahim wanita bisa diketahui berdasar berbagai hal berikut ini:
Baca SelengkapnyaNyeri saat buang air kecil bisa menjadi gejala dari berbagai infeksi .
Baca SelengkapnyaGonore merupakan salah satu penyakit Infeksi Menular Seksual. Gonore dapat menyebabkan komplikasi serius seperti infertilitas, radang panggul, atau abses pelvik
Baca SelengkapnyaSetiap wanita memiliki siklus menstruasi yang berbeda, namun secara umum, siklus ini terjadi setiap 28 hingga 35 hari dan berlangsung selama 5 hingga 7 hari.
Baca SelengkapnyaSaat kehamilan memasuki trimester akhir, terkadang timbul kekhawatiran karena munculnya cairan dari vagina. Cairan ini antara keputihan dan air ketuban rembes.
Baca Selengkapnya