Dugaan Pengaturan Skor, Bali United Hanya Andalkan Pemain dan Pelatih
Merdeka.com - Liputan6.com, Jakarta Program televisi Mata Najwa kembali mengupas soal pengaturan skor yang terjadi di seputar sepak bola Indonesia pada Rabu (20/2/2019). Tiga nara sumber ditampilkan yaitu Hendro Pandowo (Ketua Satgas Antimafia Bola), Akmal Marhali (Koordinator Save Our Soccer), dan Maruarar Sirait (Anggota Dewan Pembina PSSI).
Tim Mata Najwa juga menyiapkan video tiga hasil wawancara dengan pihak yang diduga terlibat dalam kegaduhan sepak bola di Indonesia.Tiga narasumber tersebut adalah supir Joko Driyono, perangkat pertandingan, dan Dwi Irianto alias Mbah Putih.
Ketika mewawancarai satu perangkat pertandingan yang disembunyikan identitasnya, Najwa menanyakan sederet kasus pengaturan skor yang terjadi di kompetisi sepak bola Indonesia.
-
Bagaimana cara Liga 1 bisa memperkuat Timnas Indonesia? Joel Cornelli berpendapat bahwa Liga 1 di masa depan akan memberikan kontribusi yang lebih signifikan. Hal ini disebabkan oleh penambahan kuota pemain asing yang kini menjadi delapan.
-
Siapa pelatih Timnas Indonesia? Di bawah asuhan Shin Tae-yong, Timnas Indonesia berhasil meraih satu poin dari Australia.
Perangkat pertandingan itu menyebutkan banyak laga di Liga 1 telah diatur.Bahkan, dia menyebut ada kongkalikong wasit dengan Exco PSSI berinisial IB. Selain IB, Exco PSSI berinisial PT yang dekat dengan Bali United pun disebut-sebut.
Selain hal tersebut, nara sumber itu juga mengatakan bahwa sosok berinisial YT terlibat dalam pengaturan skor terkait Bali United. YT kerap memberikan uang Rp 40 juta pada setiap pertandingan yang dimenangi Bali United.
"Saya tidak mengetahui hal itu (meminta bantuan perangkat pertandingan). Kalau tim mau menang siapa sih yang tak mau menang, kami mintanya ke pelatih dan pemain," ucap CEO Bali United, Yabes Tanuri dikutip dari instagram resmi klub asal Pulau Dewata itu.
Sebelumnya, Arema FC juga geram dikait-kaitkan dengan dugaan pengaturan skor.. Arema FC kesal karena tudingan itu seperti menampikkan kerja keras pemain dan pengurus.
"Kami ingin para pengelola klub diajak berdiskusi bagaimana susah payah kami menghidupi klub. Karena itu, tuduhan-tuduhan (skandal pengaturan skor) itu menyakitkan, seperti menampik perjuangan dan jerih payah Arema secara keseluruhan," kata media officer Arema FC, Sudarmadji.
Data yang Janggal
Beragam pernyataan yang disampaikan oleh perangkat pertandingan itu terungkap tidak sesuai dengan hasil pertandingan. Ada beberapa kejanggalan data yang tidak sesuai dengan yang diungkapkan oleh narasumber.
Berdasarkan keterangan tertulis yang diterima media, ini beberapa kejanggalan yang terjadi:
1. Arema FC Vs Borneo FC di Liga 1 2018
Narasumber anonim itu menyebut bahwa IB telah memerintahkan wasit untuk memenangkan Arema FC saat melawan Borneo FC pada Liga 1 2018 dengan imbalan Rp 20-25 juta.Namun, jika dilihat pada data pertandingan, ternyata Arema kalah 1-2 dari Borneo pada putaran pertama di Samarinda.
Lalu, ada hasil imbang 2-2 saat kedua tim bertanding pada putaran kedua di Malang. Selain itu, pernyataan sang perangkat pertandingan tersebut terkait dengan laga Borneo FC melawan PSM Makassar juga kurang sesuai dengan kenyataan.
2. PSM Makassar Vs Borneo FC di Liga 1 2018
IB kembali dituduh terlibat untuk memenangkan Borneo FC atas Juku Eja, julukan PSM. Ketika dicek pada hasil pertandingan, justru PSM Makassar dua kali memenangi laga dengan Borneo FC di Liga 1 2018.
PSM Makassar menang 1-0 di Stadion Andi Matalatta, dan menang 2-1 di Stadion Segiri, Samarinda.
3. Bantahan dari anggota Exco PSSI berinisial PT
PT diduga menjadi dalang pengaturan skor Bali United saat bermain di kandang pada Liga 1 2018. Namun, PT membantah terlibat dalam penyuapan kepada perangkat wasit pada pertandingan Bali United.
Fakta yang Benar
Meski ada yang janggal, ada beberapa data dan fakta pertandingan yang diungkapkan perangkat pertandingan sesuai dengan kejadian yang sebenarnya. Fakta yang benar yaitu ketika inisial PT meminta Bali United menang atas Persela Lamongan di Bali (hasil pertandingan Bali United menang 2-1) dan inisial F meminta Persija menang atas Mintra Kukar di Liga 1 2018 (hasil pertandingan Persija 2-1 Mitra Kukar).
Selain itu, ada juga soal inisial IB yang meminta Arema tidak kalah dari Bhayangkara FC pada laga Piala Presiden agar menjaga peluang lolos dari grup (hasil pertandingan Arema 0-0 Bhayangkara FC). (mdk/)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Para tersangka terancam penjara 5 tahun dan denda sebanyak Rp15 juta.
Baca SelengkapnyaTimnas Indonesia harus puas dengan hasil imbang 2-2 di kandang Timnas Bahrain.
Baca SelengkapnyaSatgas tersebut terus melakukan analisis terhadap sejumlah pertandingan.
Baca SelengkapnyaPersija Jakarta menahan imbang Bali United di laga pekan ke-13 BRI Liga 1 2023/2024 di Stadion Patriot Chandrabhaga, Bekasi
Baca SelengkapnyaBerikut momen Shayne Pattynama yang nyaris serang pengawas pertandingan saat laga Bahrain Vs Indonesia.
Baca SelengkapnyaSatgas Anti Mafia Bola menetapkan dua orang tersangka baru dalam kasus match fixing.
Baca SelengkapnyaPelatih asing tidak mau melepas Rizky Ridho dan Dzaky Asra ke Timnas saat Piala AFF U-23.
Baca SelengkapnyaKontroversi wasit di laga kontra Bahrain membuat Timnas Indonesia gagal raih kemenangan di Riffa.
Baca SelengkapnyaMantan Ketum PSSI, Iwan Bula menyoroti kinerja wasit yang dianggap merugikan Timnas Indonesia U-23 lewat akun Instagram pribadinya.
Baca SelengkapnyaMeski bermain di kandang lawan, Timnas Indonesia menunjukkan perlawanan yang kuat.
Baca SelengkapnyaPengamat sepak bola, Akmal Marhali, mengkritik pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong.
Baca SelengkapnyaRoberto Mancini mengakui kualitas pemain Timnas Indonesia cukup bagus
Baca Selengkapnya