Eks asisten pelatih Timnas bicara beda sepakbola Indonesia dan Korea
Merdeka.com - Mantan Asisten Pelatih Timnas Indonesia, Fabio Oliveira, angkat bicara terkait perbedaan antara iklim sepakbola Korea Selatan dan Indonesia.
Menurut Fabio, yang kini menjadi Pelatih Kepala Pyeongtaek Citizen FC, masalah manajemen menjadi hal yang paling mencolok di antara kedua negara tersebut. Manajemen klub sepakbola di Korea Selatan dia nilai lebih tertata.
"Soal organisasi, seperti kita tahu bersama, di sini jauh lebih teratur. Selain itu, yang jauh berbeda adalah soal infrastruktur dan fasilitas yang ada," ujar Fabio, pada Bola.net.
Menurut pelatih berusia 44 tahun ini, secara umum talenta pemain yang ada di Indonesia dan Korea tak jauh berbeda. Namun, ada hal yang membuat kultur sepakbola Indonesia dan Korea akhirnya berbeda.
"Secara teknis, saya pikir, pemain di sini sama saja dengan Indonesia," tutur pelatih asal Brasil ini.
"Kultur sepakbola di Korea memang berbeda. Pemain diajarkan untuk bisa percaya diri. Faktor inilah, bersama dengan kompetisi usia muda yang terus berjalan, membuat pemain lebih matang," ia menambahkan.
Fabio Oliveira telah mengembangkan karir kepelatihannya di Korea. Di Negeri Ginseng, ia dikontrak sebagai arsitek Pyeongtaek Citizen FC, salah satu klub Divisi 3 Nasional Korea Selatan, dengan durasi dua tahun.
"Selain sebagai pelatih kepala, saya juga dipercaya sebagai direktur pembinaan pemain muda di klub ini," kata Fabio.
Selain itu, Fabio, yang sempat melatih pula di Liga Timor Leste ini menambahkan ada hal lain yang menjadi perbedaan mencolok antara sepakbola Indonesia dan Korea. Di Negeri Ginseng, kompetisi kelompok umur sangat diperhatikan dan digelar secara teratur.
"Regulasi dari federasi sepakbola Korea, semua tim harus punya tim U-14, U-16, dan U-18. Tim-tim ini pun harus aktif dalam kompetisi. Di Korea, ada liga basic, advanced, national, dan university," papar Fabio.
Fabio menyebut, jika ingin bisa maju Indonesia harus mulai berbenah. Salah satunya dengan meniru sejumlah hal dari sepakbola Korea. Perubahan ini, menurut eks pelatih Persita Tangerang ini harus segera dimulai. "Saat ini, Indonesia masih berpikir instan," tutupnya. (den/asa) (mdk/)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Raja Isa, pelatih asal Malaysia-Indonesia, memberikan pandangannya mengenai isu pemecatan Shin Tae-yong dari posisi pelatih Timnas Indonesia.
Baca SelengkapnyaPelatih legendaris ini bandingkan perspektif sepak bola Brazil dan Indonesia.
Baca SelengkapnyaIa dengan ramah mendatangi beberapa pemain Korea Selatan yang masih terpukul dengan kekalahan itu.
Baca SelengkapnyaPengamat Sepakbola sekaligus Pimred Bola.com & Bola.net, Erwin Fitriansyah menganalisis gaya permainan Timnas Indonesia sekarang memiliki rasa ala Eropa
Baca SelengkapnyaHasil yang kurang memuaskan di fase grup memunculkan spekulasi tentang masa depannya jika timnya tidak memenuhi ekspektasi.
Baca SelengkapnyaPelatih asing tidak mau melepas Rizky Ridho dan Dzaky Asra ke Timnas saat Piala AFF U-23.
Baca SelengkapnyaBerkembangnya Timnas Indonesia bisa menjadi contoh bagi tim-tim lain di Asia Tenggara.
Baca SelengkapnyaPelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong, menjelaskan bahwa dirinya mendatangkan Yeom Ki-hun ke barisan staf pelatih skuad Garuda.
Baca SelengkapnyaPertemuan Korea dengan timnas Indonesia di 8 besar Piala Asia U-23 2024 akan menarik.
Baca SelengkapnyaEmpat legenda Timnas Indonesia mengadakan talkshow di SUGBK menjelang pertandingan skuad Garuda melawan Jepang pada Ronde 3 Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Baca SelengkapnyaVideo lawas saat Shin Tae-yong dan tim asuhannya dilempar telur dan bantal guling.
Baca SelengkapnyaErick Thohir mengingatkan pelatih Shin Tae-yong agar selalu mematangkan tim dan taktik di setiap laga Timnas yang masih menyisakan enam pertandingan di Grup C.
Baca Selengkapnya