Piala Menpora: Sepenggal Perjalanan Marco Motta di Persija, Kombinasi Mental Juara dan Segudang Peng
Merdeka.com - Bola.com, Jakarta - Ada nada sumbang dan riang saat Marco Motta, bek kanan asal Italia yang pernah merumput di banyak tim besar Eropa, mendarat di Bandara Soekarno Hatta. Kecuali usianya masih muda, sosoknya tentu bisa menggantikan peran Ismed Sofyan yang tak lagi muda.
Bersama Persija Jakarta, Marco Motta bermain sebanyak dua kali pada Liga 1 2020. Hasilnya mengejutkan. Ia langsung menjadi idola Jakmania karena permainannya seakan menunjukkan bahwa sang bek sudah berkepala tiga.
Mengenakan nomor punggung favoritnya, yakni 47, Marco Motta berhasil menggusur nada pesimisme yang sempat muncul pada awal-awal kedatangannya. Ia juga tampaknya senang berseragam Macan Kemayoran karena mungkin atmosfernya mirip di Italia sana.
-
Apa prestasi Marco? Selain tampan, Marco juga berprestasi. Ia telah mendapatkan beasiswa kuliah di Amerika Serikat.
-
Apa yang dimenangkan Marco? Marco yang merupakan putra bungsu Diah Permatasari baru saja memenangkan penghargaan di bidang basket setelah ia sukses memenangkan pertandingan di luar negeri.
-
Kapan Juventus mendapat hasil positif di bawah Motta? Pelatih berusia 42 tahun ini berhasil meraih hasil yang menggembirakan dalam tiga pertandingan pertamanya di Serie A 2024/2025.
-
Siapa yang jago main bola? Si Farrel Legolas Rompies, anak sulung yang berusia 17 tahun, ternyata jago banget main bola. Bahkan, dia mau banget pakai kacamata khusus buat main bola. Keren banget!
-
Dimana Marco bertanding? Marco yang merupakan putra bungsu Diah Permatasari baru saja memenangkan penghargaan di bidang basket setelah ia sukses memenangkan pertandingan di luar negeri.
-
Siapa pemain Timnas Indonesia yang bermain di Serie A? 'Seperti halnya The Green yang memanggil Saud Abdulhamid, bek sayap dari AS Roma, Timnas Indonesia juga memanggil Jay Idzes, bek dari Venezia, yang berasal dari liga yang sama, Serie A.'
Sayangnya, Liga 1 2020 tak tuntas. Namun siapa sangka, Marco Motta tetap setia di tengah tanda tanya. Ia memang sempat kembali ke Italia, tapi itu semata-mata dilakukannya untuk dekat dengan keluarga sembari menjaga stamina.
Sepak bola Indonesia pada kuartal 2020 masih penuh dengan awan mendung. Virus corona yang datang dari mana-mana meringkus semangat yang sudah tak terbendung. Namun koneksi hati antara Marco Motta dengan Persija, nyatanya, tetap terhubung.
Terbukti, ketika manajemen Persija memanggilnya lagi, Marco Motta tanpa ragu melangkahkan kaki. Turnamen pramusim itu bernama Piala Menpora 2021, sebuah kompetisi yang katanya test case menyambut musim baru Liga 1.
Dari Eropa ke Indonesia
Bek Persija Jakarta, Marco Motta. (Media Persija).Persija beruntung bisa mendapatkan Marco Motta. Segudang pengalaman dibawanya dari Eropa. Mulai dari Juventus, Atalanta, hingga AS Roma.
Ia juga sempat pergi ke Inggris dan tetap bermain cantik, menjajal kemampuannya bersama Watford hingga Charlton Athletic. Motta pun pernah terbang ke Spanyol bergabung dengan UD Almeria, lalu ke Siprus, sebelum menginjakkan kakinya mantap di Persija Jakarta.
"Setiap pertandingan ada sekitar 60 hingga 70 ribu penonton yang datang ke stadion," ujar Motta seperti dilansir dari laman Corriere dello Sport.
"Persija adalah salah satu tim terkenal di Asia, dan tempat ini mengingatkan saya kepada Roma."
Mental yang Dibutuhkan Persija
Sepanjang pertandingan, bek kanan ini tampil tenang dan disiplin dalam mengawal lini pertahanan skuat Macan Kemayoran. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)Selepas kehilangan Bambang Pamungkas, Persija praktis tinggal menyisakan Ismed Sofyan sebagai pemain paling senior. Menariknya, Ismed dan Motta sama-sama berposisi sebagai bek kanan.
Persija sebetulnya membutuhkan pelapis buat Ismed. Di tim senior, nyaris tak ada penggantinya. Bahkan di Piala Menpora saja, Sudirman beberapa kali memainkan Novri Setiawan dan Tony Sucipto ketika Motta tak bisa dimainkan karena akumulasi.
Tapi pilihan pertama Sudirman tetaplah Marco Motta. Pemain yang pernah merumput di Genoa dan Catania itu terbukti mampu bermain gemilang, seakan mengalahkan koleganya yang juga berlabel dunia, sebut saja Carlton Cole atau Michael Essien.
Agaknya, yang menjadi keunggulan Motta adalah soal mental. Ya benar bahwa ia lebih sering dipinjamkan atau jarang bertahan lama dalam satu klub. Tapi mencoba berbagai level sepak bola yang berbeda (Italia, Inggris, Spanyol, Siprus) bisa jadi faktor yang membuatnya mudah beradaptasi dengan lingkungan baru, yakni Indonesia.
Keunggulan itu dimanfaatkannya dengan baik saat pertama kali menginjakkan kakinya di Tanah Air. Alih-alih perlu waktu lama untuk nyetel dengan 'kerasnya' sepak bola Indonesia, Motta malah memberikan warna baru.
Dengan tubuh relatif besar untuk ukurang seorang bek sayap, Motta justru tidak mudah goyah. Kecepatan dan ketenangan serta kematangan visi bermain membuat 'duetnya' dengan Riko Simanjuntak di sektor kanan jadi sangat ditakuti tim lawan.
Persija butuh pemain seperti Motta, yang mampu memberikan pengalaman bertanding di level tertinggi. Mental bermainnya juga bisa jadi contoh buat (calon) bek kanan Persija suatu saat nanti.
Video
(mdk/)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Juventus menang meyakinkan saat menghadapi tuan rumah Hellas Verona pada pekan ke-2 Serie A 2024/2025, Selasa (27/8/2024).
Baca SelengkapnyaJuventus dan Bologna merasakan dampak dari langkah manuver Thiago Motta
Baca SelengkapnyaAhmad Bustomi, mantan gelandang Timnas Indonesia, telah menutup kariernya sebagai pemain profesional tahun ini dan kini beralih ke dunia kepelatihan.
Baca SelengkapnyaDua gol Macan Kemayoran diciptakan Ryo Matsumura di menit ke-61 dan 74.
Baca SelengkapnyaBerikut ini merupakan deretan foto anak Diah Permatasari, Marco yang baru saja memenangkan penghargaan basket.
Baca SelengkapnyaLatihan perdana Persija Jakarta langsung dipimpin oleh pelatih baru Carlos Pena.
Baca SelengkapnyaMantan pesepakbola Indonesia ini menjadi salah satu pemain yang pernah mencicipi bermain di kancah Eropa dalam tim remaja pada salah satu klub Italia.
Baca SelengkapnyaBergabungnya Marselino Ferdinan ke Oxford United mendapat tanggapan positif dari pengamat sepak bola, Justinus Lhaksana.
Baca SelengkapnyaNama Uston Nawawi dielu-elukan banyak pihak untuk jadi pelatih kepala Persebaya. Merdeka.com menelusuri sisi lain dirinya yang jarang terungkap.
Baca SelengkapnyaPersija berhasil meraih kemenangan 2-0 atas PSIS yang bermain dengan sembilan pemain dalam pertandingan BRI Liga 1 2024/2025.
Baca SelengkapnyaIni dia sosok pelatih baru Persib Bandung. Ia pernah melatih di Malaysia.
Baca SelengkapnyaPemain yang berposisi sebagai bek tengah asal Aceh ini dikenal sebagai stopper yang tangguh dan mumpuni, serta membawa Timnas juara Sea Games.
Baca Selengkapnya