Soal insiden gas air mata \'nyasar\', ini kata manajemen Arema FC
Merdeka.com - Manejemen Arema FC angkat bicara terkait insiden gas air mata ke tribun penonton dalam insiden kericuhan pada laga kontra Persib Bandung. Mereka menyebut bahwa seharusnya dalam kondisi chaos bukan pasukan bersenjata gas air mata yang berada di garis depan.
"Ada beberapa kelompok aparat pengamanan yang dilibatkan, PAM Swakarsa (match steward), lalu ada pula dari unsur TNI/Polri. Kalau ada senjata pelontar gas air mata biasanya melibatkan satuan tertentu yang di-BKO ke kepolisian," ujar CEO Arema FC, Iwan Budianto.
"Kemarin, dalam situasi yang sedemikian chaos, seharusnya menurut kami, aparat kesatuan K-9 yang seharusnya lebih dikedepankan," sambungnya.
-
Bagaimana Persib mengatasi kerusuhan? 'Kami mengutuk segala bentuk kekerasan dengan alasan apapun dan berkomitmen untuk bekerja sama dengan pihak kepolisian dalam mengusut tuntas serta memproses hukum para pelaku kekerasan tersebut.'
-
Siapa yang terlibat keributan? 'Minggu (7/7), terjadi perselisihan antara saudara MK dan DN di salah satu acara hajatan di wilayah hukum Polsek Majalaya,' demikian dikutip dari keterangan video.
-
Dimana keributan terjadi? Seorang anggota TNI Koramil 01/Purwodadi mengalami nasib yang kurang baik saat bertugas mengamankan acara hiburan solo organ di Dusun Tanjungan, Desa Ngembak, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Grobogan Jawa Tengah.
-
Dimana kejadian ini berlangsung? Sebuah video memperlihatkan prajurit TNI yang memberi kejutan di HUT Bhayangkara. Sejumlah TNI tiba-tiba datang ke kantor Polisi Tuban dengan membawa massa yang cukup banyak.
-
Dimana bentrokan terjadi? Pada Minggu (15/10), sebuah bentrokan antar kelompok terjadi di Muntilan, Kabupaten Magelang.
-
Apa yang dilakukan suporter PPSM saat kerusuhan? Aksi itu membuat seluruh suporter PPSM terpancing dan ikut masuk ke lapangan.
Menurut pria yang karib disapa IB ini, kendati ada prosedur yang tak sesuai, manajemen Arema tak mau mengalihkan kesalahan pada pihak lain. Ia menegaskan bahwa kesalahan berada di pundak manajemen Arema.
"Saya sudah sampaikan bahwa kami lalai. Kami tidak aktif mengingatkan hal ini pada rekan-rekan kepolisian. Kesalahan ini kami ambil alih dan akan bertanggung jawab atas kelalaian yang kami buat," tuturnya.
Sementara itu, tak hanya gas air mata "nyasar" yang menjadi sorotan dalam insiden kericuhan suporter di laga melawan Persib. Sikap sejumlah match steward, yang dinilai overacting dalam melakukan pengamanan juga menjadi sorotan.
Menurut Ketua Panpel Arema FC, Abdul Haris, menyebut sebetulnya pihak panpel telah mewanti-wanti pada match steward untuk lebih menerapkan pendekatan humanis dan persuasif dalam melakukan pengamanan. Hal ini, sambung Haris, selalu ditekankan dalam tiap rapat koordinasi jelang pertandingan.
"Saya selalu tekankan jangan ada kekerasan atau pemukulan. Sekali lagi, sebagai Ketua Panpel saya mohon maaf jika ada match steward yang menangani secara berlebihan," ucapnya.
(den/asa) (mdk/)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sabtu 1 Oktober 2022 lalu menjadi hari paling kelam dalam sejarah dunia sepak bola Indonesia di Stadion Kanjuruhan.
Baca SelengkapnyaKronologi lengkap kericuhan antarsuporter Persik vs Arema FC.
Baca SelengkapnyaPT LIB memanggil Persib Bandung untuk mengomunikasikan tindakan pascakericuhan saat menghadapi Persija Jakarta.
Baca SelengkapnyaErick Thohir menegaskan sepak bola Indonesia dalam pantauan FIFA
Baca SelengkapnyaKerusuhan terjadi ketika Semen Padang tertinggal dengan skor telah 0-3 dari tim tamu, PSBS Biak.
Baca SelengkapnyaSebanyak 10 orang anggota polisi dan tujuh orang suporter mengalami luka ringan.
Baca SelengkapnyaDalam laga yang tersaji di Stadion Si Jalak Harupat (SJH), Persib Bandung menang dengan skor 2-0 atar Persija.
Baca SelengkapnyaBentrokan antara suporter dan aparat keamanan terjadi, memaksa polisi untuk menggunakan gas air mata guna menghindari eskalasi lebih lanjut.
Baca SelengkapnyaBentrokan antara suporter tim sepak bola Arema FC dan Persik Kediri pecah di perbatasan Malang-Kediri, Senin (16/12) malam.
Baca SelengkapnyaRicuh bermula dari oknum suporter Persib Bandung yang melakukan penyerangan terhadap puluhan petugas keamanan (steward).
Baca SelengkapnyaBobotoh Persib Bandung tiba-tiba turun ke lapangan selepas pertandingan dan menyerbu steward, petugas pengamanan stadion.
Baca SelengkapnyaPolri harus membuka diri dengan melakukan evaluasi pelaksanaan operasi pengamanan massa.
Baca Selengkapnya