Alat PCR Swab Seharga Rp2,4 Miliar Rusak, Ini Kata Dinas Kesehatan Langkat
Merdeka.com - Kasus Covid-19 di Kabupaten Langkat mengalami kenaikan, diduga disebabkan oleh rusaknya alat Polymerase Chain Reaction (PCR) Swab pada mobil DAK 2020 yang ada di Dinas Kesehatan Kabupaten Langkat.
Saat ini, alat PCR Swab seharga Rp2,4 miliar ini dalam kondisi tidak berfungsi. Hal ini dibenarkan oleh Pelaksana Tugas Kepala Dinas (Kadis) Kesehatan Langkat, dr Juliana pada Senin (15/3).
"(Alat PCR) Itu kan barangnya berteknologi tinggi dan sudah diajukan untuk ditukar dengan yang baru," katanya.
-
Siapa Kepala Dinas Kesehatan Tulungagung? Pucuk Pimpinan Sepak terjang Kasil berhasil membuat dirinya dipercaya sebagai Kepala Dinas Kesehatan Tulungagung.
-
Apa yang ditemukan di TKP? Bukannya membawa korban ke Rumah Sakit, pelaku malah meninggalkannya di ruko TKP ditemukan jasad RN tewas bersimbah darah.
-
Kenapa TPU Cikadut jadi penting saat pandemi Covid-19? Hal itu menjadikan area pemakaman tersebut sebagai lokasi penunjang dari ratusan pasien yang meninggal dunia.
-
Bagaimana penanganan Covid-19 di Indonesia? Jokowi memilih menggunakan strategi gas dan rem sejak awal untuk menangani pandemi Covid-19. Gas dan rem yang dimaksudkan Jokowi diimplementasikan dalam tiga strategi yakni penanganan kedaruratan kesehatan, jaring pengaman sosial, dan pemulihan ekonomi. Inilah yang kemudian menjadi ujung tombak dalam penanganan Covid-19 di Indonesia.
-
Dimana tim khusus Kemenkes mengambil sampel? Dikutip dari ANTARA, tim peneliti itu mengambil sampel darah penderita DBD, kemudian mengambil sampel nyamuk dan jentik nyamuk di lima lokasi penelitian.
Dinkes Tak Tahu Penyebab Alat Rusak
Meski membenarkan kerusakan alat PCR Swab, Juliana mengaku tidak mengetahui penyebab rusaknya alat tersebut. Ia berdalih alat tersebut datang pada Desember 2020, saat dirinya belum menjadi pelaksana tugas Kadis Kesehatan.
"Penggunaan alat PCR gak tahu saya prosesnya, karena tak ikut di situ," sambungnya.
Mobil PCR yang seharusnya bergerak ke seluruh kecamatan atau puskesmas, sekarang tidak bisa digunakan.
Sudah Lewati Uji Fungsi
Menurut Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) untuk proyek DAK 2020 pengadaan mobil PCR pada Dinas Kesehatan Langkat, Limin Ginting, alat tersebut diterima pada akhir 2020 dan sudah melewati training serta uji fungsi dan hasilnya baik.Pada awal Februari alat ini memang menunjukkan hasil tes yang meragukan. Pihaknya telah meminta PT Giri melakukan kalibrasi ulang terhadap alat tersebut."Karena hasil pemeriksaan yang kurang akurat tersebut maka kami telah meminta ke PT Giri melakukan kalibrasi alat PCR tersebut sejak pertengahan Februari dan pada 12 Maret kemaren alat baru sudah dipasang pada mobil PCR tersebut," katanya.
Pengakuan Warga
Sementara itu, menurut salah seorang warga, Ahmad, saat ini mobil PCR Swab tersebut hanya terbengkalai dan terparkir di Dinas Kesehatan Langkat. Ia mengatakan, mobil itu terlihat sangat berdebu. Beberapa alat terlihat berjatuhan dan masih ada yang dibalut plastik."Seakan-akan tidak pernah digunakan mobil ini, padahal manfaatnya sangat besar bila benar-benar berfungsi sejak awal Januari 2021," katanya. (mdk/far)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pengembalian berkas, kata Trunoyudo, dilakukan setelah penyidik melengkapi semua catatan dari jaksa peneliti.
Baca SelengkapnyaMantan pejabat Kemenkes membocorkan ada perintah dari pimpinannya terkait pengadaan Alat Pelindung Diri (APD).
Baca SelengkapnyaHal ini dilakukan sebab banjir yang ikut melanda rumah sakit tersebut menenggelamkan seluruh areal beserta alat medis yang terdapat di dalamnya
Baca SelengkapnyaPolisi juga berharap dokter senior juga memberikan pernyataan terbuka saat dimintai keterangan.
Baca SelengkapnyaKeterangan mereka dibutuhkan penyidik KPK untuk mengetahui aliran uang distribusi itu ke para tersangka.
Baca SelengkapnyaSebanyak tiga orang telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus ini.
Baca SelengkapnyaDalam penyidikan kasus ini, KPK sudah menentukan pihak yang akan bertanggungjawab.
Baca Selengkapnyakemudian indikasi kerugian di Indofarma Global Medika atas penempatan dan pencairan deposito beserta bunga senilai kurang lebih Rp35 miliar atas nama pribadi.
Baca SelengkapnyaMenkes tampak tak main-main dengan kasus ini. Dia ingin kasus semacam ini harus diusut tuntas dan memberikan efek jera.
Baca SelengkapnyaRieke meminta Indofarma membenahi terlebih dahulu internal perusahaan tersebut.
Baca SelengkapnyaSejumlah jaksa penyidik Pidsus Kejari Batam memasuki ruangan di lantai dua di salah satu gedung RSUD Embung Fatimah sekitar pukul 12.00 WIB.
Baca SelengkapnyaPencegahan ke luar negeri lima orang tersebut mulai berlaku enam bulan pertama dan dapat diperpanjang.
Baca Selengkapnya