Berbagi Makanan Khas, Begini Cara Suku Banjar di Sumut Rayakan Maulid Nabi
Merdeka.com - Umat Islam merayakan Maulud Nabi yang jatuh tepat pada hari ini, Selasa (19/10). Di Indonesia sendiri, masyarakat merayakan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW ini dengan bermacam cara. Ada banyak tradisi yang berbeda di masing-masing daerah.
Salah satunya yang dilakukan oleh Suku Banjar asal Kalimantan Selatan yang tinggal di Desa Lubuk Cemara, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatra Utara (Sumut) ini.
Di desa tersebut ada ratusan warga Suku Banjar yang sudah tinggal di daerah itu sejak puluhan tahun lalu. Mereka sering merayakan Maulid Nabi dengan kenduri atau yang dikenal dengan Aruh Mulud.
-
Apa tradisi unik di Banyuwangi untuk merayakan Maulid Nabi? Masyarakat di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, memiliki tradisi unik untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Mereka melakukan arak-arakan telur yang digantung pada pohon pisang. Telur ini dihias menggunakan bungkus warna-warni sehingga tampak memikat.
-
Bagaimana cara memperingati Maulid Nabi di Sumut? Umumnya, umat Muslim di Indonesia memperingati Maulid Nabi dengan berbagai acara. Seperti pengajian, doa bersama, membaca salawat, dan amal saleh lainnya.
-
Apa saja cara merayakan Maulid Nabi? Melansir dari berbagai sumber, berikut ini merdeka.com merangkum informasi tentang 3 cara merayakan hari maulid Nabi menurut Islam.
-
Bagaimana tradisi Maulid Nabi di Kudus? Gunungan ini kemudian diarak dalam kirab dan didoakan oleh tokoh pemuka agama Islam. Setelahnya, isi dari gunungan tersebut dibagikan kepada warga setempat.
-
Bagaimana cara merayakan Aruh Mulud? Setiap pelaksanaan Aruh Mulud ini akan ada sajian makanan khas Banjar seperti ampal hati, ampal putih, hingga sayur nanas yang bisa dinikmati secara bersama-sama untuk mempererat tali silaturahmi umat.
-
Bagaimana cara merayakan Maulid Nabi? Artinya: 'Bahwa asal perayaan Maulid Nabi Muhammad, yaitu manusia berkumpul, membaca Al-Qur’an dan kisah-kisah teladan kemudian menghidangkan makanan yang dinikmati bersama, setelah itu mereka pulang. Hanya itu yang dilakukan, tidak lebih. Semua itu termasuk bid’ah hasanah.
Tradisi Aruh Mulud ini merupakan momen di mana warga dari Suku Banjar tersebut menikmati berbagai makanan khas Banjar, sekaligus untuk mempererat silaturahmi. Selain itu, tradisi ini terus dilestarikan agar mereka tidak kehilangan identitas budaya mereka.
Tak hanya itu, kegiatan ini juga biasa diselingi bersama kegiatan ceramah agama. Uniknya, selain dilaksanakan oleh Suku Banjar, kegiatan untuk memperingati Maulid Nabi itu juga mengundang suku lainnya seperti Melayu, Jawa dan Batak, untuk mempererat persatuan.
Melansir dari ANTARA, berikut informasi selengkapnya.
Tradisi Aruh Mulud
Tradisi Aruh Mulud ini merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan untuk memperingati Maulid Nabi. Kegiatan ini diminati oleh semua kalangan, mulai dari anak muda hingga orang tua.
Tradisi ini berawal dari banyaknya orang Banjar yang tinggal di Sumut dan tinggal secara terpisah. Mereka ingin menjalin silaturahmi dan menjaga identitas mereka agar tidak hilang.
"Jadi maulidnya itu dilaksanakannya pagi menjelang zuhur. Tapi dari pagi itu sarapan dulu, dengan dibagi dari masing-masing rumah itu ada minimal 8 orang sampai 12 orang, di mana setiap desa itu tergantung berapa rumah yang sanggup menyediakan," ujar Camat Perbaungan, Muhammad Fahmi pada Selasa (19/10).
Menikmati Makanan Khas Banjar
Dalam tradisi ini, warga yang berkumpul akan menikmati hidangan khas Banjar, seperti ampal hitam, ampal putih, sayur nanas. Selain itu juga dihidangkan sajian khas Nusantara lainnya, seperti ayam bakar dan sop kaki sapi. Seluruh hidangan ini biasanya merupakan sumbangan dari beberapa keluarga yang bersedia menjadi tuan rumah. Salah seorang warga Banjar, Rusli, mengaku senang karena tradisi tersebut masih terjaga sampai sekarang. "Tujuannya adalah silaturahmi. Kedua merayakan hari besar Islam terutama maulid," katanya.Kegiatan ini biasanya digelar sejak pagi sampai siang sehingga nuansa silaturahmi semakin erat dan tidak hanya seremonial belaka. (mdk/far)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Intip tradisi sambut hari Maulid Nabi yang berlangsung di Pulau Sumatra setiap tahunnya.
Baca SelengkapnyaDengan beragam budaya yang ada di Indonesia, setiap daerah memiliki tradisi yang berbeda-beda dalam memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW.
Baca SelengkapnyaBerbagai macam perayaan menyambut hari kelahiran Nabi Muhammad di tiap daerah di Indonesia.
Baca SelengkapnyaMauludan merupakan perayaan yang dilakukan oleh masyarakat Desa Kemuja, Kabupaten Mendo Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Baca SelengkapnyaDalam memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, Indonesia selalu memiliki banyak tradisi berbeda di setiap kota. Banyak kegiatan dilakukan untuk mendapat berkah.
Baca SelengkapnyaWarga Kabupaten Lombok Utara ini baru merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW dua hari setelah hari kelahiran Rasulullah.
Baca SelengkapnyaTak sekedar meramaikan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW, karena tradisi bernama Panjang Mulud khas Banten juga menyiratkan pesan kebaikan.
Baca SelengkapnyaBagi umat Islam, tanggal 10 Muharram dianggap sebagai hari spesial. Banyak peristiwa besar yang terjadi pada tanggal itu.
Baca SelengkapnyaPeringatan Maulid Nabi Muhammad SAW bagi masyarakat Indonesia tidak hanya diperingati dengan berbagai macam perayaan, tapi ada juga makanan khas yang menarik.
Baca SelengkapnyaTabuik diambil dari bahasa Arab Melayu yang artinya keranda yang dihiasi bunga-bunga dan kain warna-warni dan dibawa secara arak-arakan keliling kampung.
Baca SelengkapnyaTak sekedar menyambut Tahun Baru Islam, tradisi Malam 1 Suro ini juga sebagai bentuk pelestarian budaya yang sudah mengakar di masyarakat.
Baca SelengkapnyaRuwahan cukup berbeda dari tradisi penyambutan Ramadan di daerah lain
Baca Selengkapnya