Berstatus Siaga, Begini Kondisi Gunung Sinabung Pasca Erupsi di Awal Tahun
Merdeka.com - Di awal tahun 2021 ini Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatra Utara (Sumut) kembali menunjukkan peningkatan aktivitasnya. Gunung Sinabung mengeluarkan abu vulkanik pada Minggu (3/1) pukul 09.34 WIB.
Kepala Pos Pantau Gunung Api Sinabung, Armen Putra mengatakan, ketinggian kolom mencapai 1.000 meter dari puncak. Kolom tersebut berwarna kelabu dan mengarah ke barat laut.
"Kolom abu terbawa embusan angin ke arah barat laut," kata Armen.
-
Dimana Gunung Sinabung berada? Gunung Sinabung merupakan gunung api di Dataran Tinggi Karo, Kabupaten Karo, Sumatera Utara.
-
Mengapa Semeru erupsi lagi? Gunung Semeru masih berstatus Siaga atau Level III, sehingga pihak Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memberikan rekomendasi agar masyarakat tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).
-
Apa arti dari nama "Sinabung"? Dalam bahasa Karo, Sinabung tidak ada artinya. Akan tetapi penamaan ini diambil dari kata yang serupa yaitu Sinabun. Arti dari Sinabun sendiri adalah mencuci. Kemudian Deleng Sinabun diartikan sebagai gunung yang mencuci atau tepatnya gunung yang berperan menyucikan.
-
Kenapa Gunung Sibayak meletus? Memang, saat ini keduanya telah menjadi nama gunung yang letaknya tidak berjauhan. Mitosnya, Gunung Sibayak adalah sosok raja, sedangkan Gunung Sinabung hanya sebagai 'Abdi Dalem'. Sinabung merasa murka karena masyarakat memilih menaruh sesajen di Sibayak. Melihat situasi tersebut, Sinabung pun memukul bagian puncak Sibayak sehingga menyebabkan meletus.
-
Kapan erupsi Gunung Semeru terjadi? 'Terjadi erupsi Gunung Semeru pada Rabu, 19 Juni 2024 pada pukul 05.55 WIB,' kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru Liswanto dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Lumajang, dilansir Antara, Rabu (19/6).
-
Kapan erupsi Semeru terjadi? 'Terjadi erupsi Gunung Semeru pada hari Senin, 6 Mei 2024 pukul 05.43 WIB dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 700 meter di atas puncak atau sekitar 4.376 mdpl,' kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru Mukdas Sofian, Senin (6/5).
Melansir dari Liputan6.com, erupsi sebanyak tiga kali juga kembali terjadi pada Senin (4/1). Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Raditya Jati melaporkan, erupsi pertama terjadi pada pukul 08.54 WIB dengan tinggi kolom abu teramati 700 meter di atas puncak atau 3.160 meter di atas permukaan laut.
Kemudian erupsi kedua terjadi pada pukul 11.50 WIB, dengan tinggi kolom abu 1.000 meter di atas puncak atau 3.460 meter di atas permukaan laut. Selanjutnya erupsi yang ketiga terjadi pada pukul 14.12 WIB.
Berikut status Gunung Sinabung dan imbauan kepada masyarakat sekitar pasca erupsi tersebut.
Berstatus Siaga
Armen mengatakan, saat ini Gunung Sinabung masih berada pada status level III atau siaga. Meski aktivitasnya masih fluktuatif, masyarakat diimbau untuk selalu waspada, dan dianjurkan tidak melakukan aktivitas pada desa-desa yang sudah direlokasi.
"Juga jangan beraktivitas di dalam radius radial 3 Km dari puncak Gunung Sinabung, serta radius sektoral 5 Km untuk sektor selatan-timur, dan 4 Km untuk sektor timur-utara," jelas Armen.
Masyarakat Diimbau Waspada Abu Vulkanik
Mengingat dampak buruk pada kesehatan yang bisa ditimbulkan oleh abu vulkanik, masyarakat diimbau memakai masker bila keluar rumah. Masyarakat juga diimbau memakai masker bila keluar rumah untuk mengurangi dampak kesehatan dari abu vulkanik Sinabung, serta mengamankan sarana air bersih dan membersihkan atap rumah dari abu vulkanik."Yang berada dan bermukim di dekat sungai-sungai berhulu di Gunung Sinabung agar tetap waspada terhadap bahaya lahar," Armen mengimbau.
VONA Oranye Jalur Penerbangan
Sementara itu, untuk jalur penerbangan, Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM kembali menerbitkan keselamatan jalur penerbangan akibat aktivitas vulkanik (VONA) yang ditimbulkan Gunung Sinabung.Pada 28 Desember 2020, Kepala PVMBG Badan Geologi Kementerian ESDM, Kasbani melaporkan, VONA oranye kembali ditetapkan pasca abu vulkanik teramati dengan ketinggian 2.960 meter di atas permukaan laut (mdpl) atau 500 meter di atas puncak Gunung Api Sinabung."VONA terakhir terkirim kode warna oranye terbit pada tanggal 28 Desember 2020, pukul 17.51 WIB," ujar Kasbani.VONA oranye sebelumnya diterbitkan PVMBG Badan Geologi Kementerian ESDM pada tanggal 25 November 2018. (mdk/far)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Gunung Semeru di perbatasan Lumajang dan Malang, Jawa Timur, kembali erupsi, Kamis (25/1) pagi. Gunung itu melontarkan debu vullkanik setinggi 900 meter.
Baca SelengkapnyaGunung Semeru di perbatasan Kabupaten Lumajang dengan Malang, Jawa Timur kembali erupsi pada Kamis (6/6) pagi.
Baca SelengkapnyaLetusan Gunung Marapi di Sumatera Barat itu telah menciptakan hujan abu melanda belasan kecamatan hingga menjebak puluhan pendaki.
Baca SelengkapnyaGunung Ibu kembali mengalami erupsi pada Kamis (4/7) malam dengan tinggi kolom abu sekitar 3.000 meter di atas puncak.
Baca SelengkapnyaGunung Semeru meletus dan melontarkan abu vulkanik setinggi lebih kurang 1.000 meter atau 1 Km di atas puncak.
Baca SelengkapnyaLetusan terjadi pukul 01:39 WIT, pukul 06.35 WIT dan pukul 06.46 WIT. Kolom abu yang teramati kurang lebih 300 m di atas puncak gunung.
Baca SelengkapnyaGunung Ruang Kembali Erupsi, Muntahkan Abu Vulkanik Setinggi Tiga Kilometer
Baca SelengkapnyaGunung Marapi tiga kali erupsi pada hari ini, Rabu (27/3). Kolom abu vulkanik yang dilontarkan teramati 1.500 meter di atas puncak.
Baca SelengkapnyaSemua aktivitas wisata maupun pendakian dilarang hingga radius 4,5 Km
Baca SelengkapnyaSejak Gunung Ruang berstatus Level III atau Siaga, setidaknya ada tiga kali erupsi eksplosif keluar dari kawah gunung api tersebut.
Baca SelengkapnyaRangkaian letusan dan rupsi Gunung Marapi secara tidak kontinyu telah terjadi sejak 3 Desember 2023 hingga saat ini.
Baca SelengkapnyaGunung marapi saat ini berada Level III (Siaga) dengan rekomendasi tidak berada di radius 4.5 km dari pusat erupsi.
Baca Selengkapnya