Bisnis Kuliner Gulung Tikar saat Pandemi, Indra Bekti Lakukan Inovasi Ini
Merdeka.com - Adanya pandemi Covid-19 memberikan dampak buruk terhadap perekonomian masyarakat. Pembatasan aktivitas masyarakat tentu berpengaruh besar pada aktivitas bisnis. Tak sedikit perusahaan yang bangkrut, bisnis sepi, sehingga membuat seseorang harus mengatur strategi ulang agar tetap bertahan di kondisi pandemi.
Hal ini tak hanya dirasakan oleh masyarakat biasa, sejumlah artis juga merasakan dampak pandemi. Salah satunya adalah presenter Indra Bekti.
Bisnis kuliner milik Indra Bekti terpaksa harus gulung tikar saat pandemi. Omzetnya pun juga turun, sehingga Ia harus menutup beberapa usahanya tersebut.
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
-
Bagaimana UMKM bisa bertahan di masa pandemi? Lewat jalur digital itu, IniTempe bertahan, bisa bertahan selama pandemi. Omzet bulanan Benny bahkan bisa mencapai puluhan juta dari dunia digital itu.
-
Di mana UMKM Bontang terdampak pandemi? Wabah Covid-19 pada awal tahun 2020 memberikan dampak besar terhadap sektor perkonomian Indonesia, termasuk pada UMKM Kota Bontang.
-
Bagaimana Niko mengatasi penurunan omzet saat pandemi? Niko yang semula pasrah, akhirnya mulai menyadari potensi besar dari teknologi ini ketika dia mengunjungi sebuah tempat produksi DTF di Jakarta.
-
Mengapa banyak perusahaan global terancam bangkrut? Banyak tanda menunjukkan ancaman kebangkrutan bagi perusahaan-perusahaan global, terutama karena krisis utang dan kenaikan biaya pinjaman yang menjadi isyarat 'kiamat' baru bagi korporasi di seluruh dunia.
-
Kenapa Erna mengalami kesulitan di masa pandemi? 'Itu penjualan hampir nol. Padahal kita kebutuhan tetap ada,' kata Erna dikutip dari kanal YouTube Bantul TV.
Meski begitu, presenter berusia 43 tahun ini justru tak mau menyerah begitu saja. Untuk terus menekuni bisnis kuliner yang digemarinya, Indra Bekti pun mencari jalan keluar agar bisa tetap berkreasi.
Tidak Menyerah akan Kegagalan
Indra Bekti menjelaskan bahwa bisnis kuliner miliknya ditutup karena situasi pandemi saat ini. Meskipun begitu, ia tak menyerah begitu saja dan mencari jalan keluar atas masalah tersebut.
"Masih, ini lagi nyoba untuk bisnis usaha yang lain karena sekarang ini bisnis makanan itu lagi drop banget, malah tutup bisnisnya karena pandemi. Sekarang mencoba tetap survive dengan melakukan hal yang bisa," ungkap Indra Bekti dilansir dari kapanlagi.com, Selasa (23/3) sore.
Teknik Penjualan
Liputan6 ©2021 Merdeka.com
Indra Bekti sebenarnya percaya bisnis kuliner masih mendapatkan hati di masyarakat meski harus mengalami jatuh bangun dalam merintisnya. Tapi menurutnya, semua itu tergantung pada bagaimana teknik penjualannya karena ia menganggap bisnis kuliner itu seru. Saat ini, Indra bergabung dengan sebuah aplikasi bernama Koki.
"Kalau kuliner masih bagus banget, menurut aku bisnis ada ups and downs, yang penting promosinya dan berani untuk melakukan sesuatu. Pandemi ini memang nggak kuat buat lanjut, tapi kita pindah ke bisnis lain, cuma aku masih percaya kuliner itu seru," ujar Indra.
Dengan bergabung dengan aplikasi tersebut, indra berharap bisnisnya akan terbantu.
"Makanya dengan aplikasi ini mungkin bisa membantu, orang bisa masak, bisa makan dari pada beli makanan orang lain mending beli makanan satu sama lain. Intinya aku melihat bisnis kuliner masih bagus banget," jelas Indra.
Peluang Baru
Sementara itu, CEO sekaligus Founder KOKi App, Petar Mihaljcic dalam kesempatan yang sama pun menjelaskan konsep dasar struktur aplikasi ini adalah platform untuk semua orang yang suka makan dan masak. Oleh karena itu, di aplikasi tersebut semua pengguna dapat order kreasi dari komunitas.
"Ini sensasi baru karena paling gampang bisa menikmati karya orang lain, saya percaya memasak adalah sebuah seni. Dengan ada aplikasi ini kita bisa jadi seniman di dapur, ini nggak cuma buat jualan aja tapi lebih luas guys," papar Petar Mihaljcic.
Solusi untuk Semua Masyarakat
Menurut Peter dengan terobosan baru ini mungkin bisa jadi sebuah solusi untuk masyarakat yang punya hobi makan atau memasak. Karena memasak adalah sebuah karya seni, Peter pun mengatakan semua kalangan bisa ikut dan menjadi Koki handal sekaligus menjual masakannya.
"Pokoknya ini jadi satu solusi buat masyarakat untuk siapapun. Kalau kamu punya passion masak, kamu bisa lakukan. Undangan juga untuk semua ayo kita jadi koki. Buat anak-anak bisa juga, karena saya percaya seni tidak mengenal usia," ungkap Peter. (mdk/frd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dalam laporan keuangannya, manajemen KFC Indonesia menjelaskan kerugian tersebut dipicu oleh dua faktor utama.
Baca SelengkapnyaUsaha dulang batok ini sempat meraup omset hingga 35 juta perbulan.
Baca SelengkapnyaBanyak pengusaha yang gulung tikar dan mengalami stres.
Baca SelengkapnyaSelama masa pandemi pada 2020-2021 merupakan masa-masa sulit bagi industri minuman di dalam negeri.
Baca SelengkapnyaWindhy Arisanti menjadikan kondisi tersebut peluang merintis bisnis kue dan aneka camilan.
Baca SelengkapnyaBerkat dukungan PENA, usaha katering semakin berkembang hingga pendapatan berkali-kali lipat yang sebelumnya tidak terbayang.
Baca SelengkapnyaSiapa sangka, tekadnya membangun bisnis di dunia digital memberikan kesempatan pada Benny raih omzet ratusan juta!
Baca SelengkapnyaKisah pria dulu bos rental mobil namun bangkrut dan jatuh miskin. Kini tumbuh menjadi seorang pengusaha kuliner berjualan nasi telur yang sukses.
Baca SelengkapnyaPandemi Covid-19 menjadi pukulan telak bagi banyak pebisnis, termasuk bagi Komang Ari Widianti.
Baca SelengkapnyaAturan ini diklaim akan mematikan usaha jasa kurir dan logistik domestik yang berujung PHK buruh.
Baca Selengkapnya