Canggih, Petani Milenial Ini Ciptakan Sistem Pertanian Berbasis Teknologi
Merdeka.com - Di zaman seperti saat ini, profesi petani banyak dipandang sebelah mata oleh generasi milenial. Mungkin tak banyak anak muda yang bercita-cita ingin menjadi petani.
Namun, hal itu tak berlaku bagi seorang pemuda asal Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang bernama Yance Maring (30). Pemuda ini memiliki kisah inspiratif karena memilih menjadi petani.
Maring, sapaan akrabnya, justru terjun dan menekuni dunia pertanian holtikultura. Ia menimba ilmu hingga ke luar negeri untuk mempelajari ilmu pertanian yang kemudian diterapkan di kampung halamannya.
-
Bagaimana petani milenial ini belajar bertani? Dalam bertani pepaya, Aksin belajar secara autodidak. Ia belajar dari para peternak pepaya lain. Tak hanya ilmu yang didapat, ia juga mendapat banyak motivasi dari para mentornya.
-
Bagaimana Amran Sulaiman membangun karir di bidang pertanian? Meski usianya yang masih relatif muda, dia telah mampu membangun dan membesarkan 14 perusahaan yang tergabung dalam sebuah holding Tiran Group, yang meliputi Unit Usaha: Tambang Emas, Tambang Nikel, Proyek Gula, Proyek Perkebunan Kelapa Sawit, SPBU, Distributor Unilever, Distributor Semen, Produsen Pestisida, dan usaha lainnya.
-
Dimana petani milenial ini bercocok tanam? Aksin saat ini bertani Pepaya California dengan masa tanam hingga panen selama tujuh bulan.
-
Siapa yang Alvius pelajari tentang pertanian? Dari para petani, Alvius banyak mendapat pengetahuan tentang ilmu pertanian.
-
Siapa yang merintis pekerjaan sebagai petani di Sukomakmur? Walaupun warga asli Sukomakmur, namun Lihun merasakan betul bagaimana sulitnya merintis pekerjaan sebagai petani.
-
Apa itu budi daya tanaman? Budi daya tanaman adalah suatu atau beberapa teknik dalam usaha pembibitan atau mengembangkan suatu jenis tanaman dengan cara-cara tertentu.
Salah satunya sistem irigasi tetes dan sistem penyiraman serta pemupukan tanaman menggunakan menggunakan teknologi Short Message Service dan Wifi pada tahun 2020 lalu.
Saat ini, Ia kembali menggagas pengembangan sistem irigasi tetes menggunakan teknologi yang dinamakan Smart Farming Irrigation system. Melansir dari Liputan6.com, berikut kisah inspiratif Maring:
Sistem Irigasi dengan SMS dan Wifi
liputan6.com ©2021 Merdeka.com
Maring memiliki kebun seluas 1 hektare yang ditanami tomat dan lombok. Ia bercerita, untuk sistem irigasi, awalnya menggunakan selang irigasi sederhana tetapi kekuatan airnya tidak bisa stabil meskipun dirinya menggunakan beberapa mesin pompa.
"Akhirnya saya membeli alat rakitan alumni ITB yang dinamakan modul SMS dan solenoid valve yang merupakan keran otomatis untuk bisa dihubungkan ke timer dan internet menggunakan data handphone," jelasnya pada Senin (8/3).
Ia kemudian menggunakan kontrol Short Messages System (SMS) atau melalui WiFi dan berhasil. Tanaman tomat dan lombok di kebunnya dapat berbuah dengan hasil yang lebih baik.
Keberhasilan ini mendorongnya untuk mengembangkan metode SMS ke Smart Farming Irrigation System menggunakan Android.
Smart Farming Irrigation System
Saat ini, Maring telah menggunakan metode baru yang Ia beri nama Smart Farming Maring Drip Irrigation System. Sistem irigasi ini dioperasikan melalui smartphone."Saat ini, saya menggunakan Smart Farming Drip Irrigation System. Sistem ini jauh lebih efektif dan efisien agar mampu mendapatkan hasil panen yang maksimal," katanya.Metode ini bisa mengendalikan sistem pengairan, sensor NPK tanah, sensor pH tanah, sensor kelembapan tanah, sensor suhu, sensor water level, dan sensor flow water. Di mana semuanya dikendalikan dalam satu aplikasi Android.
Kelebihan Sistem Irigasi Baru
Maring menyebutkan, sistem irigasi dengan metode terbaru miliknya ini memiliki kelebihan. Dengan Smart Farming Maring Drip Irrigation System ini, volume penggunaan air lebih terukur. Selain itu, unsur hara NPK tanah bisa terdeteksi, begitu juga dengan PH tanah, kelembapan tanah dan suhu tanah setiap saat.“Sistem ini dioperasikan menggunakan smart phone, kapan dan di mana saja. Jauh lebih efektif dan efisien,” ujarnya. (mdk/far)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sempat ditertawakan banyak orang, pemuda milenial ini buktikan bahwa petani bisa sukses tanpa kotor-kotoran di sawah.
Baca SelengkapnyaHendi prihatin banyak para petani tembakau di desanya terlilit utang. Ia pun mengajak mereka untuk mengembangkan pertanian melon
Baca SelengkapnyaKomedian Sunarji Riski Radifan atau yang lebih dikenal Narji, saat ini tengah fokus mendalami profesi baru di kampung halamannya sebagai petani.
Baca SelengkapnyaGanjar meyakini, petani milenial akan banyak yang lahir jika dibarengi dengan keseriusan pemerintah dalam memberikan mendampingi.
Baca SelengkapnyaPendapatan tersebut merupakan proyeksi hasil panen yang didapat para petani milenial, serta menegaskan bukan gaji yang diberikan oleh pemerintah.
Baca SelengkapnyaBermodal belajar dari inernet, pria ini buktikan kesuksesan jadi petani cabai.
Baca SelengkapnyaPertanian adalah sektor yang potensial dan menguntungkan.
Baca SelengkapnyaSebelum terjun ke dunia pertanian, Makmur merantau ke Jepang dan bekerja di bidang manufaktur.
Baca SelengkapnyaIa terobsesi tinggal di desa karena terinspirasi dari game "Harvest Moon".
Baca SelengkapnyaPara mahasiswa ini diharapkan mampu menjadi patriot dalam mendukung program ketahanan pangan.
Baca SelengkapnyaMentan mengajak para petani untuk merevolusi sektor pertanian Indonesia menuju pertanian modern.
Baca SelengkapnyaSandjoko menjadi pegawai BUMN selama 33 tahun. Setelah pensiun, ia memutuskan untuk jadi petani di kampungnya.
Baca Selengkapnya