Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Cerita Pilu Penggali Kubur Di Tengah Pemakaman Jenazah COVID-19 yang Sunyi

Cerita Pilu Penggali Kubur Di Tengah Pemakaman Jenazah COVID-19 yang Sunyi Pemakaman pasien Covid-19 di TPU Tegal Alur. ©2020 Liputan6.com/Helmi Fithriansyah

Merdeka.com - Pandemi COVID-19 yang hingga kini masih merebak di berbagai wilayah di Indonesia, menyisakan banyak sekali cerita pilu dan menyedihkan.

Kisah pilu bukan hanya tentang warga yang berusaha terhindar dari virus mematikan ini dan mereka yang berjuang untuk bertahan hidup di tengah sulitnya ekonomi selama pandemi. Namun juga orang-orang yang menjadi garda terdepan dalam penanganan COVID-19, mulai dari tenaga kesehatan, relawan kemanusiaan hingga penggali kubur jenazah pasien COVID-19.

Sama halnya yang dialami oleh Subhan, yang sehari-hari bekerja sebagai penggali kubur di Kota Pekanbaru, Riau. Semenjak COVID-19 mulai merebak di provinsi ini, Subhan yang sudah bekerja sejak 1996 ditunjuk menjadi koordinator penggali kuburan di TPU Tengku Mahmud Palas. Ia membagikan cerita tentang kisahnya dari awal mula memakamkan jenazah COVID-19.

Jalan Menuju Pemakaman Sulit Dilalui

Pemakaman tempat Subhan bekerja terletak di pinggiran Kota Pekanbaru. Pemakaman tersebut dikelilingi kebun kelapa sawit dan letaknya jauh dari permukiman penduduk.

Lahan seluas 10 hektare tersebut separuhnya digunakan sebagai tempat pemindahan makam dari pusat kota dan sisanya ditanami singkong dan pisang oleh warga sekitar.

Sejak awal bulan April 2020, pemerintah kota menyiapkan area seluas dua hektare di bagian ujung TPU Tengku Mahmud Palas untuk memakamkan pasien yang terinfeksi atau diduga terinfeksi virus corona.

Tidak seperti pemakaman lama yang jalannya sudah beraspal, jalan menuju pemakaman yang baru masih jalan tanah yang susah dilalui kendaraan saat hujan turun.

Semua Serba Mendadak

Subhan mengatakan awal mula Ia memakamkan jenazah dengan keharusan menerapkan protokol COVID-19 semuanya terasa sangat mendadak. Ia dan teman-temannya tidak memiliki kesiapan untuk mempersiapkan segala yang dibutuhkan."Semuanya serba mendadak. Tanggal 9 April saya dihubungi kantor untuk siapkan lahan untuk pemakaman khusus Corona. Waktu itu malam Jumat, jenazah pertama dimakamkan, belum ada persiapan sama sekali," kata Subhan, dilansir dari ANTARA.Para penggali kubur tidak punya banyak waktu untuk menyiapkan lahan pemakaman sehingga bekas tanaman singkong masih berserakan di sana sampai sekarang.

Harus Memakai Hazmat

Dalam menjalankan tugas menggali makam, Subhan dan rekannya harus selalu siaga dengan alat pelindung diri berupa setelan hazmat warna putih dan masker medis di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Tengku Mahmud Palas, Kecamatan Rumbai.

Pernah Tidak Tidur Selama Dua Hari

Ia juga bercerita bahwa penggali kubur sekarang harus siaga 24 jam. Hak ini karena mereka bisa kapan saja menerima panggilan untuk mengurus pemakaman jenazah pasien COVID-19 atau pasien yang diduga terserang penyakit tersebut.Bahkan Ia pernah terpaksa terjaga selama dua hari karena ada jenazah harus dimakamkan pada dini hari."Saya menggali sendirian karena kawan-kawan lainnya saya telepon enggak ada yang bangun. Pakai pacul dan lampu motor untuk penerangan, saya gali lubang kuburan jam 03.00," katanya.

Tidak Ada Keluarga yang Mengantarkan

Pasien yang sudah positif COVID-19 atau diduga terkena virus tersebut, sesuai protokol kesehatan harus dimakamkan dalam waktu maksimal empat jam setelah jenazah keluar dari rumah sakit guna meminimalkan risiko penularan virus corona. Pemakaman jenazah dilangsungkan tanpa persiapan dari pihak keluarga, sehingga semua makam baru tidak ada nisannya.Subhan ikut merasa sangat sedih karena pemakaman jenazah pasien COVID-19 juga tidak seperti lainnya. Tidak ada keluarga yang berada di dekat liang lahat.

Semua anggota keluarga menghantarkan jenazah dengan doa dari kejauhan. Pemakaman jenazah COVID-19 sangat sunyi, tandasnya.

Menandai Makam dengan Sukarela

Tidak adanya nisan yang dipersiapkan untuk para jenazah COVID-19 yang dimakamkan, membuat Subhan dan teman-temannya secara sukarela menandai setiap makam baru agar ahli waris dan pelayat tidak kebingungan mencari makam anggota keluarga atau kerabat mereka.

Sudah Ada Puluhan Makam Baru di TPU Tengku Mahmud Palas

Kini sudah ada beberapa puluh makam baru di TPU Tengku Mahmud Palas. Semuanya merupakan makam pasien dalam pengawasan (PDP) COVID-19 yang meninggal dunia di Pekanbaru.Sejak 9 April hingga 28 April sudah ada 44 makam baru di sana, yang artinya dalam sehari Subhan dan kawan-kawannya rata-rata harus menggali dua sampai tiga liang lahat.

Tujuh Liang Lahat dalam Sehari

Setiap hari para penggali kubur harus menyiapkan hingga tujuh liang lahat untuk berjaga-jaga. Mengingat kasus infeksi virus corona diperkirakan masih akan mengalami peningkatan."Pernah dalam satu hari tujuh jenazah dimakamkan. Itu kita kerja sampai subuh," kata Subhan yang baru kali ini menyaksikan wabah begitu cepat merenggut nyawa orang.

Subhan Merasa Ngeri Namun Pasrah

Selama menjalankan tugas untuk menggali makam dan menguburkan jenazah COVID-19, Subhan mengakui ada kengerian dan rasa takut sejak pertama kali menangani pemakaman pasien COVID-19. Namun rasa ngeri itu menghilang bersama peningkatan ritme kegiatan pemakaman."Perasaan ngeri ada, tapi namanya juga sudah wabah. Saya mau lari juga mau kemana, karena tugasnya memang gali kuburan," kata Subhan lalu tersenyum. (mdk/far)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Momen Sopir Ambulans Ikut Sedih karena Pasien yang Dibawanya Meninggal saat Hampir Sampai Rumah, Bikin Sedih
Momen Sopir Ambulans Ikut Sedih karena Pasien yang Dibawanya Meninggal saat Hampir Sampai Rumah, Bikin Sedih

Saat sudah hampir sampai ke rumah, pasien meninggal dunia dan membuat keluarga yang ada di dalam mobil histeris.

Baca Selengkapnya
Tak Kuasa Tahan Sedih, Pria Ini Pingsan Berkali-kali di Pemakaman Sahabatnya
Tak Kuasa Tahan Sedih, Pria Ini Pingsan Berkali-kali di Pemakaman Sahabatnya

Kehilangan orang tersayang buka kondisi mudah untuk dihadapi seseorang.

Baca Selengkapnya
Cerita Warga Purwakarta yang Rumahnya di Samping Makam, Buka Pintu dan Jendela Kamar Langsung Lihat Kuburan
Cerita Warga Purwakarta yang Rumahnya di Samping Makam, Buka Pintu dan Jendela Kamar Langsung Lihat Kuburan

Sang pemilik mengaku jika makam sudah ada sejak masa lampau.

Baca Selengkapnya
Kisah Perjuangan Anak Merawat Ibunya hingga Meninggal Dunia Ini Viral, Tuai Simpati Warganet
Kisah Perjuangan Anak Merawat Ibunya hingga Meninggal Dunia Ini Viral, Tuai Simpati Warganet

Berjuang merawat hingga akhirnya mengembuskan napas terakhir, pria ini mengaku dipaksa harus mengikhlaskan kepergian sang ibunda.

Baca Selengkapnya
Momen Menyedihkan Pasien Lansia Dirawat di RS Tak Ada Keluarga yang Menemani, Sampai Tandatangan Operasi Dilakukan Sendiri
Momen Menyedihkan Pasien Lansia Dirawat di RS Tak Ada Keluarga yang Menemani, Sampai Tandatangan Operasi Dilakukan Sendiri

Ada momen haru saat sang pasien terpaksa mengurus hingga tanda tangan berkas persetujuan operasi sendiri.

Baca Selengkapnya
Tragis, Kakek Supardi Terjebak Kobaran Api & Hangus Bersama Sampah yang Dibakarnya
Tragis, Kakek Supardi Terjebak Kobaran Api & Hangus Bersama Sampah yang Dibakarnya

Api yang awalnya dinyalakan untuk membakar daun bambu kering, tiba-tiba menyebar dengan cepat dan melahap ranting-ranting di sekitarnya.

Baca Selengkapnya
H-10 Lebaran Ibunda Meninggal Dunia, Kisah Pilu Wanita Ini Viral
H-10 Lebaran Ibunda Meninggal Dunia, Kisah Pilu Wanita Ini Viral

Wanita ini bagikan kisah pilu. 10 hari sebelum lebaran ibunda meninggal dunia.

Baca Selengkapnya
Terbiasa Bersama, Momen Kakek Ini Ikhlaskan Belahan Jiwa di Pemakaman Tuai Haru
Terbiasa Bersama, Momen Kakek Ini Ikhlaskan Belahan Jiwa di Pemakaman Tuai Haru

Perpisahan tak pernah jadi momen yang mudah untuk dilewati seseorang.

Baca Selengkapnya
Momen Siswi SD Ceritakan Kisah Sedihnya Ditinggal Sang Ibunda, Warganet Salut dengan Ketegarannya
Momen Siswi SD Ceritakan Kisah Sedihnya Ditinggal Sang Ibunda, Warganet Salut dengan Ketegarannya

Saat menceritakan momen tersebut, siswi ini tampak begitu tegar.

Baca Selengkapnya