Dinkes Sumut Ungkap Tak Semua Warga Akan Divaksin, Ini Kriterianya
Merdeka.com - Sumatra Utara (Sumut) telah melakukan vaksinasi Covid-19 perdananya pada Kamis (14/1) lalu. Gubernur Sumut Edy Rahmayadi menjadi orang pertama yang menerima vaksin, disusul oleh sejumlah pejabat provinsi lainnya.
Sejumlah wilayah di Sumut, seperti Medan, Binjai, hingga Deliserdang pun sudah memulai vaksinasi pada Jumat (15/1). Selain itu, vaksinasi Covid-19 termin I ini juga diprioritaskan bagi tenaga kesehatan.
Namun, Kepala Dinas Kesehatan Sumut dr Alwi Mujahit Hasibuan mengatakan, tidak semua orang akan menjadi penerima vaksin Covid-19. Melainkan hanya yang berasal dari masyarakat sebagai kelompok prioritas.
-
Mengapa beberapa orang kebal terhadap Covid-19? Meskipun vaksin dan booster secara radikal mengurangi risiko kematian dan komplikasi berat dari COVID-19, mereka tidak banyak membantu menghentikan virus dari memasuki lapisan hidung dan sistem pernapasan.
-
Siapa yang butuh vaksin cacar api? Vaksin ini terbukti mengurangi risiko terkena cacar api dan mengurangi tingkat keparahan gejala jika infeksi tetap terjadi.
-
Apa yang menyebabkan beberapa orang tidak terinfeksi Covid-19? Berdasarkan analisis aktivitas genetik dalam jaringan hidung dan darah orang yang tidak berhasil terinfeksi SARS-CoV-2, tim peneliti yang dipimpin oleh Wellcome Sanger Institute dan University College London di Inggris menemukan respons kekebalan baru yang memberikan pertahanan garis depan yang kuat.
-
Siapa saja yang berisiko karena anak tidak divaksinasi? Anak yang tidak divaksinasi juga membawa risiko bagi anggota keluarga lainnya.
-
Siapa saja yang menerima vaksin cacar monyet? Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu mengatakan, kriteria penerima vaksin ini adalah laki-laki yang dalam dua minggu terakhir melakukan hubungan seksual berisiko dengan atau tanpa status ODHIV.'Kementerian Kesehatan juga akan melakukan vaksinasi monkeypox terutama pada populasi yang berisiko,' kata Maxi dalam keterangan tertulisnya, Senin (23/10).
-
Bagaimana tubuh orang tertentu dapat terhindar dari Covid-19? 'Ini adalah kesempatan yang sangat unik untuk melihat bagaimana respons kekebalan pada orang dewasa tanpa riwayat COVID-19 sebelumnya, dalam pengaturan di mana faktor-faktor seperti waktu infeksi dan komorbiditas dapat dikendalikan,' kata ahli biologi sistem kuantitatif Rik Lindeboom, yang kini berada di Netherlands Cancer Institute.
"Di antaranya adalah usia 18-59 tahun, tidak pernah terpapar COVID-19 (bukan penyintas-red), tidak memiliki komorbid dan pastinya tidak sedang sakit," katanya di Medan, Senin (18/1).
Melansir dari ANTARA, berikut informasi selengkapnya.
Tanpa Komorbid
Alwi menjelaskan, masyarakat yang bisa mendapatkan vaksin adalah mereka yang tidak memiliki komorbid. Komorbid tersebut umumnya adalah jenis penyakit berat, seperti ginjal, hipertensi, jantung dan lainnya.
Namun, bagi masyarakat yang memiliki riwayat diabetes melitus (DM) tapi masih terkontrol, vaksinasi itu masih dapat diberikan.
Dibawah Usia 60 Tahun
Vaksin Sinovac ini hanya dapat dilakukan pada masyarakat dengan batasan usia 59 tahun. Alwi mengakui, untuk vaksin Pfizer memang bisa diberikan pada usia 60 tahun ke atas, namun sejauh ini di Indonesia vaksinnya belum tersedia. "Jadi syaratnya itu sebetulnya tergantung dari jenis vaksinnya," jelasnya.
Penyintas Covid-19 Tak Jadi Prioritas
Bagi masyarakat yang sebelumnya pernah terpapar Covid-19 (penyintas), Alwi menyebutkan bahwa mereka masih boleh menerima vaksin Covid-19, hanya saja pemerintah belum memprioritaskan mereka, sebab penyintas telah memiliki kekebalan walaupun sedikit. "Karena yang mau dikejar yang belum ada kekebalan. Apa boleh penyintas divaksin ya boleh, tapi dia tidak prioritas. Artinya untuk yang gratis ini dia tidak dapat," katanya. (mdk/far)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Maxi berujar, kelompok pertama yang bisa mendapatkan vaksin gratis adalah yang belum pernah menerima vaksin Covid-19 sama sekali.
Baca SelengkapnyaSebelumnya, Budi menyatakan vaksin cacar monyet masih menyasar kelompok tertentu, seperti penderita HIV.
Baca SelengkapnyaMulai 1 Januari 2024, vaksinasi Covid-19 bagi masyarakat umum berbayar.
Baca SelengkapnyaTerkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaVaksin booster masih gratis dan dapat ditemukan di puskesmas atau faskes terdekat.
Baca SelengkapnyaKementerian Kesehatan akan mulai melakukan vaksinasi Mpox pada sejumlah kelompok masyarakat berisiko tinggi.
Baca SelengkapnyaHingga saat ini kasus cacar monyet di Indonesia masih tercatat 88 sejak tahun 2022 dan di tahun 2023 sempat naik, kemudian turun lagi pada tahun 2024.
Baca SelengkapnyaMenteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin menyebut, pihaknya telah mendatangkan 1.000 dosis vaksin Mpox.
Baca SelengkapnyaNamun kalau untuk yang komorbid, kata Menkes, risiko tetap ada karena virusnya tidak hilang.
Baca SelengkapnyaMulai Januari 2024, vaksinasi Covid-19 tidak lagi gratis alias berbayar.
Baca SelengkapnyaData ini berdasarkan informasi yang dikumpulkan sejak 2018 sampai 2023.
Baca Selengkapnya